Kamis, 24 Februari 2011

JANGAN PISAHKAN AHLUL BAIT DENGAN UMMAT

Pernahkan kita berfikir dan bertanya pada diri kita “ Siapakah Saya?” pertanyaan seperti inilah yang seharusnya timbul dalam setiap benak manusia sebelum dia mengenal alam di sekitarnya, ketika Allah menurunkan wahyu pertama pada Rasulullah SAW Allah menjelaskan siapa dan dari mana manusia? Surat Al alaq/Iqra` adalah surat pertama yang diterima Rasulullah SAW isinya menerangkan asal kejadian manusia. Itulah salah satu metode Ilahi dalam mendidik Hamba-hambanya agar lebih mengenal diri dan tuhannya. Setiap benda wujud dimuka bumi ini tentu tidak tercipta dengan sia-sia, Allah menciptakan alam semesta tentu mempunyai tujuan yang jelas.
Hidup, Alam, Manusia dan Ahlul Bait
Salah satu kehendak Allah adalah menciptakan makhluk untuk kemaslahatan makhluk yang lain, contohnya adalah terciptanya ikan kecil sebagai konsumsi bagi ikan yang lebih besar. Hayawanpun juga demikian, yang lebih besar senantiasa memangsa yang lebih kecil. Begitulah seterusnya ciptaan Allah dimuka bumi ini. Dan kalau kita perhatikan semua makhluk yang ada didunia ini diciptakan untuk kemaslahatan manusia. Tidakkah kita berfikir pada tumbuh-tumbuhan dan pepohonan? Semuanya tercipta untuk dinikmati oleh manusia, pernakah tumbuh-tumbuhan memanfaatkan manusia? Lihat hayawan-hayawan seperti ayam, ikan, kambing, sapi dan lainnya diciptakan oleh Allah untuk dinikmati oleh Manusia. Bahkan Allah menghalalkan kepada manusia untuk menyakiti hayawan-hayawan tersebut dengan disembeleh. Bukankah para hayawan itu juga punya rasa sakit? Dan semuanya juga Makhluk yang diciptakan oleh Allah, pada dasarnya kita dan hayawan tidak ada beda, sebab Manusia makhluk dan hayawan juga makhluk, namun kenapa Allah menghalalkan pada manusia untuk menikmati hayawan-hayawan itu meski harus dengan menyakitinya?
Itulah bukti kasih sayang Allah pada Manusia.karena dalam diri manusia terdapat amanat yang agung. Bukan hanya hayawan dan tumbuh-tumbuhan yang Allah ciptakan untuk kemaslahatan Manusia, namun semua isi jagat raya ini tercipta untuk manusia. matahari, rembulan, langit dan bumi tercipta untuk dimanfaatkan oleh manusia. Lantas Manusia sendiri diciptakan untuk apa? Itulah pertanyaan yang seharusnya tidak terlepas dari benak kita. Disinilah hikmah Allah dibalik alam dan kehidupan ini. Kalau tugas makhluk untuk kemaslahatan manusia maka apa tugas manusia itu sendiri? Allah berfirman “ tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku”. Berarti tugas utama Manusia adalah pengabdian pada Allah. Seorang yang tidak mau tunduk pada hukum-hukum Allah berarti dia telah melalaikan tugas utama dari terciptanya.
Dan untuk melestarikan semua itu, Allah mengutus dari bangsa manusia itu sendiri para utusan yang senantiasa menyerukan makhluk untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Merekalah para nabi dan utusan. Sedang raja dan pemungkas para nabi itu adalah Rasulullah SAW, yang tentu Allah istimewakan dengan beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain. Diantara keistimewaan Rasulullah SAW adalah kesucian keluarga dan anak cucunya, sehingga menghormati dan memulyakan cucu Rasulullah termasuk ibadah yang diwajibkan oleh Allah kepada Manusia. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda “ cintailah Allah yang telah memberikan kenikmatan pada kalian, cintailah diriku karena Allah SWT dan cintailah keluargaku karena kecintaan pada ku” (HR: Tirmidzi,al Hakim, Baihaqi) lihatlah hubungan antara kecintaan pada Allah dan kecitaan pada Ahlu Bait yang tidak bisa terpisahkan. Mencintai Ahlu Bait juga mencitai Rasulullah dan mencitai Rasulullah berarti mencintai Allah yang itu merupakan salah satu tugas utama tercitanya manusia.
Berbicara keutamaan dan hikmah keistimewaan Ahlu Bait kami anggap tidak perlu lagi, karena semua itu sudah jelas dan terang seperti matahari disiang hari, sehingga hanya orang butalah yang tidak bisa melihat matahari.
Orang yang tidak menerima keistimewaan Ahlu bait sama sekali tidak berpengaruh pada mereka. Cukuplah Allah menjelaskan dalam al quran tentang mereka dan cukuplah Rasulullah dan para sahabatnya yang membuktikan keistimewaan mereka. Orang yang hasud pada Ahlu bait berarti berani menentang Allah dan Rasulnya. Dengan tidak mau melaksanakan tugas utamanya.
Tugas Ahlu Bait .
Kalau salah satu tugas Ummat adalah mecintai dan menghormati Ahli Bait, sekarang tugas tercitanya ahlu Bait itu sendri untuk apa? Itulah yang sehurusnya diketahui oleh Ahlu bait. Tugas utama Ahlu bait tidak lepas dari tugas utama meraka sebagai manusia, hanya saja Ahlu bait mempunyai tugas yang lebih besar dibandingkan tugas umat manusia pada umunya. Ahlu Bait adalah penerus estafet nubuah dan risalah, sebab setelah Rasulullah wafat merekalah yang meneruskan perjuangannya. Dari itulah Rasulullah bersabda “Aku tinggalkan pada kalian dua pusaka yang salah satunya lebih besar, yaitu kitabullah (al-alQuran) dan keluargagu keturunanku. Keduanya tidak akan pernah terpisah hingga masa kembali ke Haud (telaga)” (HR: Muslim, Tirmidzi, Nasa i, Ibnu Majah, Hakim dll. Dengan lafadz yang berbeda) dan itulah arti dari kata-kata sayyidina Abubakar Asshiddiq “ perhatikanlah Nabi Muhammad pada keluarganya” (R.bukhari).
Dengan demikian Ahlu Bait harus menjadi contoh dan tauladan bagi Ummat Muhammad, mereka harus berkorban untuk Ummat datuknya dan harus rela susah menghadapi Manusia.
Rasulullah SAW sendiri di utus sebagai Rahmatan Lil Alamin (sebagai rahmat untuk alam semesta), sehingga dengan dasar itu belaiu senantiasa penyantun, penyayang, pemaaf dan selalu berbuat yang terbaik untuk ummatnya. Suatu saat Rasulullah pulang dari satu peperangan. Sesampai dimadianh beliau solat dimasjid dan langsung pergi kerumah anak tercintainya Sayyidah Fatimah AS, Rasulullah tampak letih, wajahnya penuh dengan debu dan keringat yang menetes seakan-seakan butir-butir mutiara, melihat keadaan sang ayah yang begitu menyedihkan Sayyidah Fatimah meneteskan Air mata karena iba, Rasulullahpun bertanya “kenapa engkau menangis hai Fatimah? Janganlah bersedih karena sesungguhnya agama ayahmu akan mendatangi tiap rumah baik rumah yang dari kayu atau yang dari batu”. Rasulullahpun juga tidak tidak pernah marah asal bukan menghina agama Allah, tidak sedikit rintihan Rasulullah untuk ummatnya , setiap munajah yang dipanjatkan hanya untuk kebaikan dan keselamatan ummatnya. Betapa banyak pengorbanan dari beliau untuk Ummatnya yang Semua ini diteruskan oleh cucu-cucunya.
Suatu saat Imam Hasan dan Imam Husain sakit sehingga Imam Ali dan Sayyidah Fatimah bernadzar, kalau keduanya sembuh mereka akan perpuasa, setelah sembuh kedunya berpuasa selama tiga hari untuk memenuhii nadzarnya, dihari pertama Imam Ali dan istrinya Sayyidah fatimah bersiap-siap untuk berbuka puasa dan keduanya hanya memiliki dua potong roti tiba-tiba ada orang miskin datang mengemis akhirnya dua potong roti itu mereka berikan pada si miskin dan keduanya hanya berbuka air putih, dihari kedua mereka kedatangan anak yatim yang juga meminta makanan, kedunyapun iba melihat ummat Rasulullah yang seperti itu dua potong roti yang disediakan untuk berbuka itupun dikasihkan padanya. Di hari ketiga mereka juga mengalami hal yang sama dengan didatangi oleh bekas tawanan, akhirnya selama tiga hari mereka hanya berbuka air putih demi Ummat Muhammad.
Keturunannyaoun demikian, lihatlah Imam Hasan dan Imam Husain keduanya rela menjadi korban demi ummat islam, ummat kakeknya. Setelah itu dilanjutkan oleh cucunya Imam Ali Zainal Abidin yang setiap hari membawa makanan untuk penduduk Madinah yang membutuhkan bantuan tanpa diketahui oleh siapapun, dimasa beliau pendudk Madinah mendapatkan rizeki yang tidak diketahui pemberinya. Setelah beliau wafat Rezeki itu terputus dan ketika beliau dimandikan, dipundaknya terdapat warna hitam bekas seringnya membawa pemberian untuk penduduk Madinah.
Imam Ali zainal Abidin juga pernah dihina dan diludahi, namun belaiu bersabar dan bahkan menjilat ludah orang itu seraya berkata “ ludah orang mu`min itu obat”. Muhammad Albaqir, imam Ja`far Asshdiq dan keturunannyapun dari keluarga Bani Alawi di hadramaut ataupun ditempat-tempat lain. Tidak sedikit dari cerita-cerita dan habar-habar mereka yang terus bersabar dan berkorban untuk Ummat islam. Ahlu Bait terus bersabar dalam peanjutkan tugas Rasulullah. Mereka bergaul dengan Ummat Islam dengan cinta dan kasih sayang, Ummatpun mencintai mereka dan mereka mencitai Ummat islam, mendoakan dan terus membimbing Ummat kejalan datukanya Rasulkullah SAW.
Begitulah perjalanan Ummat Islam dan Ahlua bait dari masa kemasa sampai saat ini, Islam tidak tersebar di benua Afrika dan Asia tenggara tampa kasih sayang dan pengorbanan Ahlu Bait, karena seperti itulah tugas utama Ahlu Bait. Maka dengan adanya mereka itulah bumi menjadi tentram dan sejahtera.
Disaat Ahlu Bait tidak melaksanakan tugas-tugasnya maka disitulah awal dari kehancuran dunia, dari itulah Habib Alwi bin Syahab berkata “setiap jasad ada hatinya, kalau hatinya rusak maka jasad akan rusak.dan hati dari Ummat manusia adalah Ahlu bait, apabila Ahlu Bait rusak maka ummatpun akan rusak.” Dan itulah arti dari hadits bahtera nuh dan haduts-hadits lainnya.
Ahlu Bait dan Ummat.
Begitulah seharusnya antara umat islam dan keluarga Rasulullah SAW, satu sama lainnya saling mencintai dan menghormati, Ummat islam wajib mencintai Ahlu Bait dan Ahlu Baitpun wajib mencintai mereka, kerena mereka adalah Ummat dari datuknya
Umat islam dan Ahlu Bait ibarat satu tubuh yang saling merasakan sakit bila ada salah satu anggota yang sakit. Ahlu Bait dan Ummat juga ibarat rumah tangga yang disitu ada suami, istri dan anak-anak. Satu dan lainnya saling mengisi dan saling mencintai, dalam satu keluarga sungguh sangat sulit untuk dipisahkan. Semua anggota Keluarga harus melaksnakan tugasnya masing-masing, kalau masing-masing dapat malaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik maka dunia akan tentram sebagaimana sebuah rumah tangga yang tentram dan bahagia.
Namun sebaliknya, kalau masing-masing menuntut hak dan sama-sama tidak mau memenuhi kewajibanya maka dunia akan hancur sebagaimana rumah tangga yang berantakan.
Ahli Bait yang tidak menebarkan kasih sayang untuk Ummat Islam berarti dia telah merusak jalan datuknya. Bersabarlah pada Ummat wahai saudaraku Ahlu bait.


* pengantar dalam makalah Ahlu Bait dan tanggung jawabnya (forum kajian ilmiah al-ghanna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar