Selasa, 11 Agustus 2009

TERORISME

Assalamualaikum wr. wb.
HIMBAUAN UNTUK SELURUH MASYARAKAT BERDARAH MERAH PUTIH
TANPA MEMANDANG RAS,SUKU ATAU AGAMA APAPUN
Himbauwan istimewa, Demi keamanan dan ketentraman warga dihimbau untuk seluruh masyarakat pecinta Tanah Air,dilingkungan dimana saja kita berada, Untuk mewaspadai hal-hal sbb:
1. orang-orang yang tidak dikenali yang berlalulalang atau mondar-mandir dengan jedda waktu yang berbeda baik jalan kaki atau berkendara pada pagi hari,siang,sore, ataupun malam hari,baik bersepeda,berjalan kaki,motor, ataupun mobil, jika perlu dicatat no kendaraannya untuk melaporkannya ke pos keamanan terdekat atau kantor polisi terdekat.
2. mengenali secara persis atau akurat mengenai anggota hansip di per RT/RW yang bertugas didaerahnya atau wilayahnya masing-masing sehingga tidak asal warga yang mengamankan atau bertugas untuk mengamankan lingkungan seperti perkampungan ataupun perumahan.
3. untuk mewaspadai perilaku atau sifat warga yang dapat menimbulkan ricuh atau rusuh akibat/tersebab perbuatannya.
Penjelasan himbauwan diatas:
Himbauwan untuk masyarakat yang berjiwa merah putih artinya tidak memandang agama A atau pun B yang jelas untuk semua warga negara yang mencintai kedamaiaan dan ketentraman Negara Republik Indonesia, kita wajib membantu POLRI,BRIMOB,TNI,ABRI dan jajarannya untuk memberi informasi tentang keberadaan orang-orang yang mencurigakan di per wilayah kita masing-masing,
1. orang yang tidak dikenali berlalu lalang dengan jeddah waktu yang berbeda bae pagi,siang,sore ataupun malam, dengan kendaraan atau pun berjalan kaki,jika ada yang mencurigakan dari orang-orang yang berlalu lalang maka segera anda bertindak cepat dan mencatat apa-apa yang bisa menjadi bukti untuk melaporkan kepada pihak kepolisian untuk mencari dan menyelidiki orang-orang tersebut yang dimaksud
2. mengetahui secar persis Hansip-hansip yang berjaga atu bertugas di per wilayah anda masing-masing,sehingga tidak sembarangan orang bisa sok atau pura-pura ingin menjaga lingkungan anda padahal orang tersebut adalah orang yang disebut Teroris sesungguhnya.
3. untuk mewaspadai perilaku atau sifat warga yang dapat menimbulkan ricuh atau rusuh akibat/tersebab perbuatannya, kita harus jeli untuk mengenali teroris-teroris agama yang dapat merusak dan mengganggu ketentraman warga di per wilayah.. contoh... ada orang yang berkata manis tapi tidak sedikitpun ada kata-kata yang manfaat untuk kita ambil teladan dan disisi lain dia mematikan gerak atau langkah orang-orang yang kita jadikan teladan seperti guru-guru sepuh di per wilayah kita.
Wallah ana secara pribadi tidak suka kalau ada yang bilang bahwa islam adalah teroris, Teroris adalah sekelompok orang-orang hina yang bergaya dengan lapisan atau bersembunyi pada tembok-tembok agama,yang mana mereka memfitnah Faham Ahlussunnah Waljamaah,Padahal sesungguhnya mereka adalah iblis yang ingin menghancurkan Faham dan kepercayaan Asli Indonesia dari Zaman Wali-Wali besar yang membawa islam masuk ke Indonesia, Sungguh Indonesia negara yang Ramah dalam pandangan dunia internasional sebelum era reformasi,Tapi setelah era reformasi kini semua pandangan dunia internasional akan hormat,menghargai serta keramahan di indonesia kian hancur dan mulai jatuh dalam pandangan mereka,
Apa yang terjadi sejak beberapa tahun silam hingga sekarang sungguh meruntuhkan harkat dan martabat negara kita di mata Dunia,akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sebagai muslim yang berjiwa merah putih kita wajib membantu POLRI serta jajarannya untuk menjaga keamanan di wilayah kita.sebab kalau masih kita berfikir untuk mengandalkan POLRI sungguh itu tidak akan berarti besar,karna tanpa kerjasama dari kekompakan satu wilayah pun negara maka kita tinggal menunggu hasil dari masabodo atas diri dan negara kita yaitu, sebuah kehancuran bae dari manusi ataupun murka Allah jalla wa alaa.
Jangan kita takut akan Bom Bom yang sedang ramai dibicarakan saat ini,karna Terois yang membawa bom hanya akan berdampak pada tempat atau wilayah yang terkena dampak tersebab pemboman tersebut, Tapi takutlah anda pada Teroris teroris agama serta faham faham operan negara luar yang menyesatkan dengan bahasa bahasa indah padahal itu membunuh keyakinan anda dalam agama,Contoh: Maulid harom, Tahlil harom tapi ame nassyid dia demen,( settan tuh ) wa a a a.... fahami itu bahasa bahasa iblis yang Mengharamkan suatu adat yang baik dan mendidik dalam agama yang mana tidak 1 wali besarpun yang berusaha untuk melarangnya apalagi mengharamkannya, kalau saja ada orang orang semacam itu katakan bahwa ia adalah teroris yang sesungguhnya, dan orang orang seperti merekalah yang akan menghancurkan tidak hanya daerah yang mereka jadikan lahan ber gurau tapi dengan adanya mereka maka otak otak orang yang awam akan mudah terkontaminasi virus teroris mereka dan secara otomatis akan menghancurkan bukan hanya 1 daerah tapi juga 1 negara,naudzubillah min dzaliq.
bersambung...

Kedua Kaki Yang Diharamkan Api Neraka

عن عَبَايَةُ بْنُ رِفَاعَةَ قَالَ أَدْرَكَنِي أَبُو عَبْسٍ وَأَنَا أَذْهَبُ إِلَى الْجُمُعَةِ فَقَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَقُولُ مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
(صحيح البخاري)
Sungguh berkata Sayyidatina Aisyah ra :”Dari Abaayah bin rifa’ah berkata : aku bertemu dg Abu Absin saat aku berangkat shalat jumat seraya berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yg berdebu kedua kakinya menuju di Jalan keridhoan Allah, maka Allah haramkan ia dari api neraka” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhLimpahan puji kehadirat Allah Jalla Wa Alaa, Maha Raja langit dan bumi, Maha Menghiasi alam semesta yang fana dengan ibadah dan ketaqwaan yang abadi, Maha Menjadikan setiap nafas hamba – hambaNya yang sementara dan hina menjadi pembuka berlian keberuntungan yang kekal, Yang Maha Menjadikan satu kalimat membuka sedemikian banyak anugerah yang agung “Lailahailallah”, Satu Nama Yang Maha Luhur. Mereka yang mengakui “Tiada Tuhan Selain Allah” maka dipastikan akan sampai kepada surga-Nya. Demikian sabda Nabi kita Muhammad Saw “barangsiapa yang mengatakan tiada Tuhan selain Allah dan meyakini tidak ada Tuhan selain Allah, pasti akan sampai ke surga-Nya”. Demikian riwayat Shahih Bukhari. Semoga aku dan kalian selalu dinaungi dengan Lailahailallah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Allah Swt yang tiada henti – hentinya memberikan Cahaya Kasih Sayang kepada hamba – hambaNya, tiada pernah terputus dan Allah tidak putus asa dengan dosa hamba – hambaNya. Berbeda dengan hamba yang selalu berputus asa dari Rahmatnya Allah. Namun Dia (Allah) tiada pernah berputus asa menanti kehendak kita untuk mendekat, menanti kehendak untuk mendekat dan mencapai hari – hari mulia dan menjadikan hari – hari yang gelap menjadi hari yang terang – benderang dan menjadikan hari yang terang – benderang dalam kehidupan kita menjadi lebih terang – benderang dengan Cahaya Keridhoan Illahi.
(dalam qasidah yg dilantunkan saat maulid)“Yaa Saaqiyal Qauma Min Syadzaah, Alkullu lammaa saqayta Taahuw” demikian yang telah kita dengar tadi. Wahai Yang Maha Menghujani jiwa dengan anugerah bagi para pecintanya, Wahai Yang Maha Melimpahkan Rahmat kepada kelompok orang – orang yang telah mencintai dan merindukan daripada hausnya mereka akan kerinduan pada Allah. Allah tiada pernah berhenti memenuhi jiwa mereka. Mereka yang merindukan Allah Swt. “Alkullu lammaa saqayta Taahuw.” maka ketika Engkau (Allah) telah memenuhi jiwa mereka itu, maka mereka akan mabuk dengan cinta dan rindu yang lebih besar. Demikian Allah Swt yang maha berhak dicintai dan mempunyai cinta terindah dan cinta kepada Allah adalah cinta yang terindah dan cinta Allah adalah cinta yang tersuci. Cinta yang terkait dengan cinta Allah akan abadi dan cinta yang tidak terikat dengan cinta Allah akan putus dan sirna. Segala sesuatu yang terkait dengan Yang Maha Abadi akan menjadi abadi.
“Wa maa fauqatturaabi turaabu” dan semua yang ada di atas tanah akan menjadi tanah. Ingatlah hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, setiap nafas yang diterangi Cahaya keridhoan Allah didalam dzikir dan munajat nafasmu abadi dan selain dari itu akan sirna dan fana. Setiap lintasan pemikiran dan gerak – gerikmu yang berada didalam hal yang dikasihi dan dicintai Allah, maka gerak – gerikmu itu akan abadi membuka kebahagiaan yang kekal. Setiap teguk minuman yang diawali dengan Basmalah (Dengan Nama Allah), maka teguk minuman itu saksi untuk mengantarkan kita kepada surga-Nya. Demikian setiap langkah dan gerak – gerik kita.
Sampailah kita kepada hadits agung ini. Ketika Ubaayah radiyallahu anhu mendengar bahwa Nabi Saw bersabda ketika salah seorang sahabat menuju shalat jum’at bahwa Nabi saw bersabda "“Man ighbarrat qadamaahu fi sabiilillahi harramahullahu alannaar”" barangsiapa yang berdebu kakinya menuju ke jalan Allah, Allah haramkan ia dari api neraka. Hadirin – hadirat, ini bukan perjalanan jihad saja karena hadits ini teriwayatkan saat- saat waktu menuju shalat jum’at dan juga di semua langkah yang menuju ke tempat kemuliaan, majelis – majelis dzikir, majelis – majelis ta’lim, masjid, shalat jama’ah, shalat jum’at, dan hal – hal yang diridhoi Allah. Maka debu yang sampai di kaki kita itu sangat dihargai oleh Allah. Adakah yang lebih mencintai para tamunya melebihi Allah?, menghormati para tamunya hingga debu yang terinjak di kaki mereka itu membuat mereka diharamkan oleh Allah dari api neraka. Sampai debu di kaki mereka diperhatikan oleh Allah, kaki mereka yang bersih, barangkali terkena debu saat melangkah menuju masjid maka itu membuatnya haram dari api neraka. Demikian indahnya Allah Swt menghargai debu dari setiap kakiku dan kaki kalian menuju keridhoan Ilahi.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Ini baru langkah kaki dan debu yang menyentuh, lebih lagi jiwa menuju keridhoan Allah. Jiwa yang mencintai dan merindukan Allah Swt. Bagaimana sambutan kehormatan Allah, seorang tamuku datang ke masjid, ke Baitullah, ke istana keridhoan Allah sampai berdebu kakinya maka ia diharamkan dari api neraka. Bagaimana dengan niat mulianya, bagaimana jika ia sudah duduk berdzikir, bertaubat, berdoa. Demikian agungnya Rabbul Alamin, bukalah pintu keluasan dan kedermawanan Allah dan pahamilah seluas – luasnya didalam sanubarimu, kau akan merasakan samudera agung itu melimpahkan Rahmat-Nya setiap waktu dan kejap. Karena itulah perbuatan Allah. Kita dalam keadaan lupa, dalam keadaan dzikir, dalam keadaan bangun, dalam keadaan terjaga, ngobrol, bicara dan lainnya, namun Rabbul Alamin tiada henti menumpahkan Rahmat kepada yang dikehendakinya. “Rahmatiy wasi’at kulla syai’ (QS Al A’raf 156) ” Rahmat-Nya sampai kepada segala sesuatu.
Hadirin – hadirat, maka untuk inilah makna Bismillahirrahmanirrahim (Dengan Nama Allah) Sang Pemilik Kasih Sayang yang fana dan kasih Sayang yang abadi, kenikmatan yang fana dan kenikmatan yang abadi, yang kesemuanya milik Allah. Maka mintalah kepada Sang Pemilik, berusahalah dan terus. Namun jangan lupa kepada Yang Memiliki segenap kenikmatan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Allah Swt berfirman “wama yuthi’illah warrasula fa’ulaaika ma’alladziina an’amallahu alayhim minannabiyin, wasshiddiqiin wassyuhadaa’i wasshalihin, wa hasuna ulaaika rafiiqa” sungguh orang – orang yang berusaha taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka akan dikumpulkan oleh Allah bersama orang yang dilimpahi kenikmatan oleh Allah bersama para Nabi dan para shiddiqin, para syuhada dan orang – orang shalih dan itulah sebaik baik persahabatan QS Annisa 69) . “Wahasunna ullaika ..” kalimat ini mengundang keinginan kita untuk merenung. Alangkah indahnya persahabatan dengan para Nabi dan Rasul dan shiddiqin, alangkah indahnya saat ini bisa kau bayangkan sedang duduk di kanan kirimu teman dan sahabat dan di surga kelak Allah gantikan di kiri dan kananmu adalah para Nabi dan Rasul. Duduk dengan senang dan bersama bersahaja satu sama lain, saling bercengkrama, saling bertanya jawab. Apakah terbayang kau duduk satu nampan dengan para Nabi dan Rasul, satu nampan dengan para shiddiqin, satu kursi dengan para shalihin dan syuhada. Yang dahulunya kita hanya mendengar nama – nama mereka di Alquranulkarim (Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Ibrahim) namun disaat itu kau bisa duduk bersama dalam satu kumpulan. Demikian indahnya kalimat “wahasunna ullaika ..”. Semoga Allah Swt memastikan namaku dan nama kalian ada diantara mereka, bergabung bersama para Nabi dan Rasul dalam satu kelompok dan bercengkrama dengan mereka. Ya Dzaljalali Wal Ikram, Ya Dzaththauli Wal In’am.
“Man ighbarrat qadamaahu fisabilillah harramallahu alannaar” barangsiapa yang berdebu kakinya di jalan Allah, maka Allah haramkan ia dari api neraka. Perbanyaklah langkah – langkah yang baik menuju masjid, menuju majelis ta’lim, menuju majelis dzikir. Di majelis ini mungkin hadir sekitar 20.000 muslimin- muslimat, sedemikian banyak yang sudah diharamkan oleh Allah dari api neraka.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Inilah keagungan majelis dzikir dan majelis ta’lim. Namun setelah kaki itu melangkah kepada keluhuran, janganlah dikotori dengan langkah menuju kepada hal yang hina. Perbanyaklah langkah – langkah yang baik. “Innal hasanaat yudzhibnassayyi’at”. Jika kita mengadu kepada Allah “Rabbiy walaupun aku ini berusaha memperbanyak ibadah tapi aku juga masih belum mampu meninggalkan maksiat”. Allah sudah menjawab pertanyaan ini “Innal hasanaat yudzhibnassayyi’at” sungguh dengan memperbanyak pahala akan menghapus dosa – dosa. Jika kau merasa banyak berbuat dosa maka perbanyaklah pahala, jika kau merasa banyak mencaci maka gantilah dengan banyak berdoa.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Demikian indahnya Allah Yang Maha Mengetahui. Ada diantara hamba – hambaNya yang akan terjebak didalam dosa dan kesalahan, mereka bisa berputus asa dari Kasih Sayang Allah karena telah terjebak didalam dosa. Allah menghibur mereka dengan “Innal hasanaat yudzhibnassayyi’at”, marilah beramal pahala karena itu akan menghapus dosa – dosa. Demikian indahnya Rabbul Alamin Swt.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Dan betapa mulianya Allah Swt memuliakan kita dengan tauhid beserta kemudahannya. Kita bisa melihat bagaimana umat – umat terdahulu yang mendapatkan kesulitan – kesulitan jauh lebih dari kesulitan kita. Jika kita mengadukan keadaan kita, banyak musibah ini dan itu maka ingatlah umat yang terdahulu. Ketika Sang Nabi saw sedang duduk di Ka’bah Al Musyarafah, sebagaimana riwayat Shahih Bukhari datanglah seorang sahabat “ya Rasulullah bagaimana dengan musibah yang terus menimpa kita ini?, maka Rasul saw berkata “kalian ini terburu – buru, umat sebelum kalian itu diletakkan gergaji diatas ubun ubunnya, lantas digerakkan hingga terbelah dua tubuhnya, (mereka rela menerima itu) demi menjaga kalimat tauhid. Ada diantara mereka yang tubuhnya disisir dengan sisir baja hingga terlepaslah kulit dan daging dari tulangnya dan mereka tetap tidak mau melepaskan “Lailahailallah”.
Hadirin – hadirat, kenikmatan besar yang ada pada diri kita, tidak ada yang melarang kita shalat, tidak ada yang melarang kita puasa, tidak ada yang melarang kita dzikir, tiadalah kenikmatan terbesar yang Allah berikan. Dan juga sebagaimana Allah menceritakan, kuatnya iman para tukang sihir Fir’aun, para musyrikin yang menyembah Fir’aun yang sudah jelas – jelas telah mengakui “ana Rabbukumul a’la” akulah Tuhan kalian yang maha tinggi, kata fir’aun. Maka disaat itulah Allah Swt memberikan mukjizat kepada Nabi Musa hingga kalahlah para tukang sihir Fir’aun. Dan disaat mereka kalah fakharruu lahu sujjadaa” maka para tukang sihir itu pun menyukur bersujud seraya berkata “amana bi Rabbiy Musa wa Harun” kami beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun. Maka Fir’aun pun marah dan berkata “haamantu qabla..tulakum” bagaimana kalian beriman kepada Musa sebelum aku mengijinkannya? “..min qalla” akan kupotong tangan dan kaku kalian secara bersilang dan akan pajang kalian di tiang salib sampai kalian wafat. Demikian ucapan Fir’aun. Maka berkata para tukang sihirnya “..antaqad” perbuatlah apa yang ingin kau perbuat, kami tetap menyembah Tuhan kami. (peristiwa ini dijelaskan pada QS Al A’raf 121 hinga 124).
Demikian mereka mempertahankan “Laa ilaaha illallah”. Namun kita Alhamdulillah dengan segala anugerah, kapanpun mau bersujud kita bisa bersujud, kapanpun shalat masjid bertebaran di Barat dan Timur, kapanpun ingin berwudhu air ada dimana – mana, kapanpun ingin majelis dzikir dimanapun ada banyak majelis dzikir. Demikian makmur dan mudahnya kita taat kepada Allah. Berbeda dengan di masa lalu, sebagaimana firman Allah “Wa Maa Naqamuu minhum illa an yukminuu billahil Azizlhamid” mereka orang – orang yang terdahulu yang memusuhi para Nabi dan Rasul, mereka itu dendam kepada orang – orang yang beriman kepada Allah, Yang Maha Agung dan dan Maha Terpuji (QS Alburuuj 8).
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Kemikmatan yang demikian agung dan mulianya dan patut kita syukuri. Dan malam ini kita berada didalam naungan Allah di bulan Sya’ban Al mukarram, bulan turunnya firman Allah “innallaha wa malaikatahu yushalluuna alannabiy, ya ayyuhalladzina amanu shalluu alaihi wa sallimuu tasliima” Sungguh Allah dan para malaikat-Nya melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad Saw, Allah menyeru kepada semu yang mengaku beriman “perbanyaklah shalawat kepadanya dan salamlah kepadanya dengan seindah – indah salam”; QS. Al-Ahzab : 56. Demikian Allah mengajari kita untuk bershalawat dan bersalam kepada Sayyidina Muhammad Saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Oleh sebab itu, Sang Nabi Saw bersabda “Sya’ban syahri, Ramadhan syahrun ummatiy”. Walaupun hadits ini hukumnya dhaif didalam musthahalul hadits namun maknanya shahih. Sebagian orang menganggap hadits dhaif tidak bisa dijadikan dalil. Memang hadits yang dhaif tidak bisa dijadikan dalil namun kalau didukung oleh sedemikian banyak firman Allah, maka tentunya sudah bukan dhaif lagi karena diperkuat dengan firman Allah Swt. Firman Allah ini turunnya di bulan Sya’ban, bulan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Salahkah jika seseorang memperbanyak shalawat di bulan Sya’ban?.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Inilah bulan cinta kita kepada Nabi kita Muhammad Saw. Maka sebagian para shalafusshalihin tidak melepaskan waktu di bulan Sya’ban untuk berziarah ke Madinah Al Munawwarah. Namun mereka yang tidak mampu berziarah ke Madinah, mereka mencari (makam) para aulia (aulia = jamak para wali) dan shalihin disekitarnya yang dekat dengan mereka untuk berziarah di bulan Sya’ban untuk melampiaskan rindu dan cintanya mereka kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana Rasul saw berziarah, melampiaskan rindu dan cintanya kepada pekuburan baqi’ (HR. Shahih Bukhari). Dengan airmata mengalir di kedua kelopak mata beliau, seraya berkata “assalaamu’alaikum ahladdiyaar, inna bikum laahiquun” salam sejahtera wahai penduduk sekitar (padahal itu pekuburan Baqi’). Ahladyar adalah penduduk sekitar, dyar jama’ dari dar adalah rumah – rumah, dan kalau dyar adalah perumahan. Yang dimaksud Sang Nabi saw “assalamu’alaikum ahladyar” salam sejahtera wahai penduduk sekitar (penduduk kampung ini). Demikian Sang Nabi saw menghargai yang telah wafat. Akan datang waktunya aku akan menyusul kalian wahai ahlulbaqi’yaitu para sahabat radiyallahu anhum.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Maka tidak bisa disalahkan jika bulan Sya’ban orang memperbanyak ziarah, karena ziarah adalah hal yang sunnah. Karena hal yang sunnah tidak bisa dimunculkan pengharamannya di waktu kapanpun dan dimanapun selama hal itu dilakukan oleh Sang Nabi saw. Ziarah boleh di bulan Rajab, boleh Ramadhan, boleh Sya’ban, boleh Syawal, boleh siang, boleh malam, tidak ada larangan dari Sang Nabi saw. Maka janganlah mengharamkan apa – apa yang dihalalkan oleh Allah Swt. Sebagaimana Sang Nabi saw pernah sekali tidak mau makan madu karena salah seorang istrinya tidak menyukai baunya madu maka Sang Nabi saw berkata “aku tidak akan makan madu lagi”. Maka Allah menurunkan ayat “ya ayyuhannabiy limaa Tuharrimu maa ahallallahu laka..” (Wahai Nabi, kenapa kau haramkan apa apa yg dihalalkan Allah untukmu) (QS Attahrim 1) jangalah kau mengaramkan apa – apa yang dihalalkan oleh Allah untukmu. Hal yang halal sudah jelas halal, yang berziarah, yang bershalawat, yang beribadah, yang berdzikir, yang berdoa, semu ini mulia. Jangan sampai muncul pengharaman di waktu kapanpun dan dimanapun.
Hadirin – hadirat, sambung silaturahmi karena kita sudah dekat dengan malam Nishfu Sya’ban, dekat dengan bulan Ramadhan. Sudah waktunya menghapus segala kebencian kepada sesama, sambung cinta kepada Rabbul Alamin. Dan ingatlah sabda Rasul saw riwayat Shahih Bukhari “barangsiapa yang ingin diluaskan rezkinya dan ditambahkan usianya maka sambunglah silaturahmi”. Janji Rabbul Alamin Swt, sebagaimana diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah, ketika salah seorang daripada tabi’in yang ketika itu ia telah memahami makna hadits ini “barangsiapa yang ingin diluaskan rezkinya dan ditambahkan usianya maka ia menyambung silaturahminya”. Ketika dihari itu ia berjumpa dengan orang yang pernah dimusuhinya dan belum sempat mohon maaf dan belum sempat silaturahmi. Maka ketika ia jumpa disaat itu, ia pun menyalaminya dan menyambung silaturahminya dan saat itulah di hari esoknya ia mendapatkan perdagangannya lebih hebat dari yang lalu. Maka saat itu ia berdoa “ya Rabbiy, apa sebabnya perdaganganku beberapa waktu lama ini terhambat dan tiba- tiba Kau beri keluasan dan kemudahan”. Ketika ia tidur, salah seorang malaikat berkata padanya “kau ingat sabda Nabi saw “barangsiapa yang ingin diluaskan rezkinya dan ditambahkan usianya maka ia menyambung silaturahminya” wahai hamba Allah semestinya sebelum terbit matahari di hari kemarin kau telah wafat tapi karena kau menyambung silaturahmimu dengan orang yang kau musuhi maka Allah memanjangkan usiamu dan meluaskan rezkimu. Sesungguhnya kau tidak akan menyaksikan matahari kemarin ini karena kau mestinya telah wafat. Janji Muhammad Rasulullah Saw. Allah Swt Yang Maha Mengatur mengajarkan kita memajukan dan memundurkannya keputusan Illahi.
Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt meluaskan rezki kita dan memanjangkan usia kita. Ya Rahman Ya Rahim demi kemuliaan hadits Sayyidina Muhammad Saw, putuskan seluruh kebencian didalam hati kami kepada seluruh makhluk-Mu yang dengan itu kami mendapatkan keluasan rezki dan panjangnya usia. Ya Rahman Ya Rahim limpahkan anugerah-Mu dimalam ini kami menyambung silaturahmi dengan-Mu Rabbiy yang barangkali selalu terputus dengan dosa dan kesalahan. Kau menyambung silaturahmi makhluk dengan makhluk, Kau telah limpahi anugerah sedemikian besarnya, lebih lagi kami ingin menyambung silaturahmi dengan-Mu Rabbiy, sambut silaturahmi kami Ya Rahman Ya Rahim. Jangan putuskan sebab dosa – dosa dan kesalahan kami, Ya Dzaljalali wal Ikram Ya Dzaththauli Wal In’am. Rabbiy jangan Kau siksa kami, dan Kau limpahi kami musibah karena dosa – dosa kami, jangan bebani kami hal yang kami tidak mampu menanggungnya.
Ya Rahman Ya Rahim kami bermunajat kehadirat-Mu Yang Maha Luhur dan Maha Mengetahui setiap sanubari, terangkan jiwa kami dengan kedamaian, padamkan segala api permusuhan didalam sanubari kami dan diantara msulimin, padamkanlah semua kehendak orang – orang yang hatinya ingin memusuhi kami, Rabbiy padamkan api kebencian mereka dan padamkan pula api kebencian di hati kami, sejukkan dengan Nama-Mu Yang Maha Luhur. Ya Dzaljalali wal Ikram Ya Dzaththauli Wal In’am, limpahkan Cahaya Anuberah-Mu kepada bumi Jakarta dan seluruh wilayah msulimin, tenangkan bangsa ini dari segala musibah, tenangkan mereka dari segala api perpecahan dan kemarahan, padamkan seluruh api perpecahan dan permusuhan diantara muslimin – muslimat bangsa terbesar muslimin di muka bumi di Barat dan Timur.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya RahimFaquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Kita ucapkan terima kasih kepada Radio Wadi fm yang terus merelay acara ini setiap malam selasa, semoga dilimpahi Rahmat dan Keberkahan. Dan juga para tamu kita yang datang dari jauh dari Banjarmasin, dan juga para habaib kita tentunya. Hadirin – hadirat, dan tentunya jangan lupa Insya Allah tanggal 5 Agustus 2009 kita akan mengadakan dzikir akbar Majelis Rasululllah Saw di Monas. Semoga Allah Swt menjadikan acara ini sukses dan dihadiri lebih dari ratusan ribu muslimin – muslimat yang berdoa dan bermunajat kepada Allah agar menjadikan bumi Jakarta ini dihujani hujan airmata doa dan munajat demi kedamaian kita. Ya Rahman Ya Rahim sukseskan acara ini, jadikan acara ini menjadi penghancur dari segala hal – hal yang Kau murkai, acara ini membawa kedamaian dan meruntuhkan segala permusuhan dan perpecahan bagi umat muslimin – muslimat dan menjadi kedamaian bagi bangsa kami. Ya Dzaljalali wal Ikram Ya Dzaththauli Wal In’am dan kita ucapkan terima kasih juga personil – personil aparat keamanan yang turut mengamankan dari POLDA Metro dan Polres Jakarta Selatan, semoga diberi Rahmat dan Keberkahan oleh Allah Swt bagi mereka yang tanpa pamrih untuk memperdulikan majelis – majelis ta’lim dengan kedamaian, semoga dilimpahi kemuliaan Allah Swt. Kita teruskan acara ini dengan dosa bersama, mendoakan seluruh muslimin – muslimat agar diberi kemudahan oleh Allah, termasuk aku dan kalian yang barangkali dalam kesulitan dan kesulitan dan semua musibah, agar dibantu oleh Allah dan tanpa kita sadari dengan doa kita berapa ribu muslimin – muslimat yang dibantu oleh Allah terangkat dari segala kesedihan dan kesulitannya dan mungkin diantaranya kita sendiri. Marilah kita berdoa. Tafadhol masykura
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa SallamWassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Habib Rizieq : "Ini Negara Mafioso!"

Wawancara Habib Mohammad Rizieq Syihab dengan wartawan Hidayatullah, saat beliau masih berada di balik jeruji besi Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta, 2003
“Apa ini negara preman? Apa negara kita ini mau jadi republik mafia?” Begitu kata Habib Mohamad Rizieq Syihab, menanggapi tingkah laku anak buah pengusaha Tommy Winata yang bernama David A Miau di Polres Jakarta Pusat (Jakpus), sekitar Maret 003. Saat itu sedang ada ketegangan usai terjadi penggerebegan kantor majalah Tempo oleh anak buah Tommy. David mengaku sebagai penyumbang Polres Jakapus, dari uang hasil judi. Dia juga mengaku mampu mengatur Kapolda Metro Jaya. Sebagai buktinya, saat itu David menyuruh Kapolda untuk bicara dengan Kaplores Jakpus via telepom genggam.
Komentar pedas itu menyeret Habib Rizieq ke pengadilan. Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) ini didakwa telah melakukan penghasutan dan penghinaan terhadap pemerintah (dalam hal ini jajaran kepolisian). Kebetulan, saat itu Habib masih dalam status penangguhan penahanan akibat kasus serupa yang terjadi tanggal 3 Oktober 2002.
Senin, 21 April 2003, Habib secara sukarela menyerahkan diri ke Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta. Persidangan segera digelar, dan akhirnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan vonis 7 bulan penjara potong masa tahanan (11 Agustus 2003).
Meski berada di balik jeruji besi, Habib Rizieq tak berubah. Suaranya tetap lantang. Sebagai seorang juru da’wah, dia juga terus mengajar. Bahkan kini dia telah mendirikan khusus untuk narapidana. Namanya Pesantren At-Tawwabin, bahu-membahu dengan Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustadz Abubakar Ba’asyir yang kini juga berada di Rutan Salemba. “Santrinya telah mencapai 700-an orang,” ujar Habib.
Apa saja yang dilakukannya di penjara? Bagaimana pula pandangannya terhadap berbagai bentuk kemaksiatan dan premanisme yang kini merajalela? Habib Rizieq bicara panjang lebar kepada Cholis Akbar dan Pambudi Utomo dari majalah Hidayatullah, yang mengunjunginya selama beberapa kali. Pria yang selalu mengenakan surban ini juga berbicara tentang pengalamannya hidup di penjara. “Seperti di Taman Mini Indonesia Indah,” katanya.
Bagaimana keadaan Anda selama di penjara?
Alhamdulillah, seperti yang Ente lihat, ana baik-baik saja. Sebelum dipenjara ana biasa mengajar, di sini pun begitu. Dari pagi sampai sore mengaji bersama narapidana (napi).
Tetap aktif berda’wah?
Seperti kata Ibnu Taimiyah. Bagi seorang mujahid, hidup di bumi itu biasa, kalau hidup di penjara itu uzlah, kalau dibuang dari negerinya berarti tamasya. Ikhwan-ikhwan yang sekarang sedang ditangkapi Amerika Serikat (AS) berarti mereka punya kesempatan untuk uzlah dan tamasya. Jadi, dinikmati saja.
Bagaimana perasaan Anda ketika menerima vonis?
Tidak ada yang istimewa, sebab vonis itu memang sudah ana perkirakan. Itu kan sidang dagelan. Ana juga tidak merasa sakit hati atau apa. Semua terserah Allah.
Bagaimana respons napi terhadap aktivitas da’wah Anda?
Luar biasa. Dari 1800-an tahanan Muslim, yang aktif mengaji sekitar 700-an orang. Kalau di luar, mereka enggan mengaji karena sering dikucilkan masyarakat. Pengurus masjid pun enggan bergaul dengan mereka. Kalau di dalam penjara kan statusnya sama. Jadi ya enjoy saja.
Mereka sebelumnya tidak pernah shalat, atau cuma shalat pas hari Jumat. Sekarang sudah rutin. Yang tadinya tidak bisa mengaji, sekarang bisa mengaji. Kegiatan ini malah seperti jadi hiburan, di tengah rutinitas di penjara yang membikin sumpek.
Materi apa yang diajarkan?
Ada akhlaq, fiqih, syariat, tetapi masih tingkat pemula. Ada pula yang sedang belajar iqra’. Ana dibantu oleh napi lain yang pernah belajar di pesantren. Selain itu, ada acara tanya-jawab, tentang masalah apa saja.
Saat acara tanya-jawab, pertanyaan semacam apa yang biasa mereka lontarkan?
Mulai pertanyaan serius sampai yang konyol. Misalnya, bagaimana cara bertaubat bagi dirinya yang sudah sering merampok dan membunuh orang? Ada yang konyol, seperti bagaimana hukumnya kalau memperkosa anak setan? Ha…ha…ha…
Bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu?
Usahakan agar mereka selalu optimis. Bagi yang ingin bertaubat, masya Allah, dia akan dicintai Allah. Orang yang baik itu bukanlah orang yang tidak pernah salah, tetapi orang yang mau bertaubat memperbaiki kesalahannya. Begitu kira-kira yang sering ana sampaikan. Jangan buru-buru bicara tentang neraka, mereka malah akan kabur.
Dalam kenyataannya, orang eks penjara malah bisa jadi bertambah kejahatannya. Anda melihat itu juga?
Anggapan itu tidak salah. Maaf kalau ana agak kasar. Penjara memang lebih tepat dikatakan sebagai Lembaga Pembinatangan (manusia), bukan Lembaga Pemasyarakatan. Di sini berlaku hukum rimba. Siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Yang namanya pemerasan, penganiayaan, itu cerita harian.
Penjahat yang masuk penjara malah berkesempatan belajar kepada seniornya. Tadinya cuma copet, begitu keluar malah jadi rampok. Tak heran banyak yang enjoy keluar-masuk rutan. Di sini ada napi yang sampai 16 kali keluar masuk penjara.
Begitulah napi yang tidak pernah dapat sentuhan Islam. Makanya ana usulkan agar Departemen Kehakiman dan HAM tidak cuma mengurusi masalah fisik seperti makanan dan pakaian. Urusan ruhani juga harus diperhatikan. Semestinya ada kerjasama dengan instansi semacam Departemen Agama dan ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Hidayatullah, Al-Irsyad, dan semacamnya.
Adakah kendala yang Anda hadapi selama menjalankan roda pesantren di penjara?
Alhamdulillah relatif tidak ada kendala. Malah beberapa LP seperti di Cirebon dan Tangerang ingin mencontohnya. Di Tangerang telah terbentuk komunitas Pesantren At-Tawwabin berkat usaha napi asal Salemba yang dioper ke sana. Aktivitas mereka juga didukung Kepala LP. Ana diminta agar pindah ke sana agar bisa mengajar. Namun tanggung, insya Allah ana kan sebentar lagi bebas. Alhamdulilah beberapa ustadz sudah diundang ke sana, seperti Arifin Ilham, Dadang Hawari, Ja’far Umar Thalib.
Akan sangat bagus kalau rintisan di Salemba ini bisa jadi proyek nasional. Rasanya tidak sulit. Tempat sudah tersedia, santri banyak dan siap, makan gratis. Tinggal ditaruh ustadz saja, tentu akan mau disuruh mengajar di LP. Mau apa lagi? Tapi jangan lantas ustadz ditangkapi melulu, supaya bisa mengajar di penjara. Ha…ha…ha…
Sekarang memang banyak juru da’wah yang ditangkapi?
Ana sudah bicara tentang penangkapan dan penculikan aktivis sejak setahun yang lalu. Tanggal 5 Oktober 2002 ana berdebat di televisi dengan petinggi Polda Metro Jaya. Saat itu beberapa aktivis FPI ditangkap, dan ana katakan itu sebagai penculikan. Barangkali tersinggung dengan ucapan itu, Mabes Polri dan Polda Metro Jaya menuntut. Katanya, ana dianggap menghina pemerintah (polisi) dan menghasut. Inilah pasal yang kelak digunakan untuk menjebloskan ana ke penjara.
Saat ini banyak aktivis Islam dan para dai diculik. Kalau dulu cuma ana dan beberapa gelintir orang yang bersuara, sekarang anggota dewan, para ulama, dan politisi serempak menuding itu sebagai penculikan.
Anda punya imbauan untuk para juru da’wah yang kini di penjara?
Jangan takut mendengar kata “penjara”. Penjara itu cuma seperti ombak di lautan. Kalau dilihat dari jauh tampak bergulung-gulung mengerikan. Kita mungkin punya persepsi akan binasa kalau digulung ombak itu. Tetapi kalau kita berada di atasnya, semisal naik perahu, ternyata Cuma goyang sedikit. Malah bisa kita nikmati sambil terkantuk-kantuk. Resepnya adalah tetap istiqomah dan tidak surut untuk berda’wah.
Jangan pula beranggapan bahwa karena dipenjara lantas kita menganggap da’wahnya gagal. Nabi Zakariya dan Nabi Yahya as yang terbunuh pun tidak gagal. Apapun yang terjadi, katakan bahwa yang haq itu haq. Itulah keberhasilan atau kemenangan da’wah yang sesungguhnya.
Anda bersama Ustadz Ja’far Umar Thalib dan Ustadz Abubakar Ba’asyir adalah juru da’wah yang mula-mula ditangkap. Menurut Anda, kenapa begitu?
Kami bertiga adalah orang yang cukup keras melawan Amerika Serikat (AS). Banyak ulama yang bersuara keras, tetapi kami lebih mudah ditangkap karena ada pintunya. Ustadz Ja’far melalui pintu kerusuhan di Ambon. Ustadz Abu cukup gencar mengkampanyekan gerakan anti-Amerika. Sedangkan ana gencar menghantam tempat-tempat maksiat dan juga kampanye anti-Amerika. Melalui pintu-pintu itulah kami ditangkap.
Selanjutnya kira-kira siapa? Ini yang perlu diingatkan kepada kaum Muslimin dimanapun. Jangan beranggapan bahwa cuma orang-orang yang dicap radikal seperti ana, Ustadz Ja’far, dan Ustadz Abu yang akan ditangkap. Suatu saat nanti orang yang kini dianggap moderat pun akan memperoleh giliran.
Seorang Muslim pasti akan bicara tegas terhadap kepongahan AS dan konco-konco-nya. Sekarang ini hampir semua tokoh Islam bersuara senada. Nah, siapapun yang menentang kebijakan polisi dunia itu, potensial juga untuk ditangkapi. Giliran Ustadz Ja’far, Ustadz Abu, dan ana sudah. Orang yang pernah berjihad di Afghanistan, Ambon, dan Poso juga sudah. Lainnya tunggu saja.
Selama di penjara, apa saja yang Anda lakukan bersama Abubakar Ba’asyir?
Kami tiap hari ketemu, kadang menerima tamu bersama-sama. Kami berdua juga bagi tugas mengajar para napi. Ana dapat jatah hari Senin sampai Rabu, Ustadz Abu hari Kamis sampai Sabtu. Kami banyak diskusi.
Tentang apa?
Banyak, terutama yang menyangkut penegakan syariat Islam. Ana banyak mengambil manfaat dari pengalaman Ustadz Abu. Beliau ini memang sikapnya keras dalam arti teguh memegang prinsip. Tetapi terhadap orang yang berbeda pendapat, dia sangat toleran. Baik sekali orangnya.
Bukankah selama ini Abubakar Ba’asyir dicitrakan sebagai teroris yang sangat berbahaya?
Berbeda 180 derajat. Itu semua kan fitnah. Sama halnya dengan penangkapan aktivis saat ini, juga penuh fitnah. Kalau mereka pernah ke Afghanistan, Ambon, Poso, apa berdosa? Kita ingin membantu saudara sesama Muslim yang sedang kena teror. Di Ambon kita nyaris kalah, tapi akhirnya bisa unggul. Ini rupanya menimbulkan sakit hati di kalangan mereka. Termasuk engkong-nya di AS sono. Karena sakit hati, para mujahid dicari. Tetapi kalau cuma berdasar kasus Ambon, kan alasannya sulit diterima. Ditariklah ke Afghanistan, atau Moro. Ini yang dijadikan pintu masuk.
Suasana penuh gelak tawa selalu mewarnai keseharian Habib Rizieq dan Abubakar Ba’asyir. Tak ada guratan lara meskipun keduanya hidup di penjara. Ketika Hidayatullah mewawancarai Habib, kebetulan keduanya sedang terlibat perbincangan seputar kedatangan Presiden AS George W Bush ke Bali.
“Mungkin George Bush akan membezuk Ustadz Abu di sini,” seloroh Habib. “Yah, barangkali ingin ketemu langsung, seperti apa sih Abubakar Ba’asyir itu?”
“Kalau dia ke sini, akan saya kethak (jitak --red) kepalanya,” jawab Abu enteng.
Di kesempatan lain, keduanya juga bernostalgia. Salah satunya ngobrol tentang mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang pernah meminta Kapolri agar menangkap keduanya.
“Kabarnya, Gus Dur tahu bahwa Ustadz Abu kemana-mana selalu membawa pedang. Bisa bahaya kan?” lagi-lagi Habib melempar umpan.
“Iya, wartawan tanya apa betul saya sering bawa pedang. Saya jawab, ke mana-mana saya selalu membawa buku tauhid. Mungkin jin milik Gus Dur melihat buku itu seperti pedang, dan itu dilaporkan kepada tuannya,” jawabnya sambil terkekeh.
Rupanya, dua tokoh ini punya hobi yang sama, yaitu membaca buku. Sel Habib di Blok R Rutan Salemba penuh buku, sehingga mirip perpustakaan. Saban hari ada saja “santri” yang membaca-baca bukunya.
Tidak cuma mendirikan perpustakaan. Habib juga telah menulis 4 buah buku. Judulnya Munajat, Kumpulan Do’a dari Para Aulia’ dan Anbiya’; Suara dari Penjara (Pledoi); Kumpulan Do’a Qur’an dan Hadits; Diary Amar Ma’ruf Nahy Munkar (Seputar Keraguan Amar Ma’ruf Nahy Munkar). Ketika wawancara berlangsung, buku-buku tersebut sedang dalam proses penerbitan.
Kehidupan di luar penjara juga tak luput dari perhatian Habib. Dari dalam penjara, instruksi Habib terus mengalir ke tubuh FPI yang kini tengah giat mengawasi tempat-tempat hiburan dan maksiat. Ia bahkan menyempatkan diri mengirim buku berjudul Jakarta Undercover kepada Kapolri Jenderal Pol Da’i Bachtiar. Buku itu berisi kebobrokan dunia hiburan di Jakarta. “Agar polisi tahu, bahwa kemaksiatan sudah merajalela dan harus segera diberantas,” harapnya.
Selama Anda di penjara, bagaimana aktivitas FPI?
Tetap seperti biasa. Itu artinya FPI tidak mati kan? Padahal kalau ana di penjara, diharapkan aktivitas FPI akan mati, ana stress, atau dikerjain oleh para preman yang dulu sering bentrok sama FPI. Alhamdulilah, Allah menghendaki lain. FPI tetap eksis, ana bisa enjoy, dan para preman justru menjadi santri. Ha…ha…ha…
Bagaimana respons para pengusaha hiburan ketika tahu Anda dipenjara?
Menurut berita dari informan kami yang memantau tempat maksiat, malam itu begitu ana ditangkap, hampir semua pengusaha diskotik di Jakarta menggelar pesta minum gratis. Para preman berteriak, “Merdeka!”
Aneh bukan? Para aktivis masjid ditangkapi, hanya karena “diduga” terlibat tindak terorisme dan segala macam itu. Tetapi para mafia judi, pengusaha pelacuran, dan pengedar narkoba itu tidak cuma “diduga” saja. Benar-benar sudah melakukannya. Kenapa tidak ditangkap?
Anda punya buktinya?
Lho, ana bisa tunjukkan kepada Kapolri, Kapolda, atau siapa saja yang tidak percaya atau terus membantah. Kalau perlu ayo kita menyamar dan melihat tempat-tempat maksiat itu, melihat rolet (jenis permainan judi --red), transaksi narkoba, atau striptease (tarian telanjang --red). Tidak perlu lah menutup mata.
Menurut pengamatan Anda, kenapa aparat tidak memberantas tempat-tempat maksiat seperti itu?
Menerima setoran. Memang cukup sulit menunjukkan bukti hitam di atas putih. Tidak ada kuitansi karena semua dilakukan dengan kontan. Tetapi marilah kita berpikir logis saja. Maaf nih, sekali lagi maaf, ana tidak bermaksud menyentil persoalan SARA. Mana mungkin golongan minoritas seperti Tionghoa-kafir berani menabrak seperangkat perundang-undangan negeri kita, kalau tidak dilindungi oleh penguasa pribumi? Tidak mungkin! Omong kosong kalau tidak ada backing-nya.
Anda pernah mengajukan bukti-bukti kepada aparat sehubungan dengan praktik seperti di atas?
Sudah tidak terhitung. Contoh terbaru, tanggal 8 September 2003 FPI secara resmi lapor kepada Kapolres Jakarta Pusat bahwa di Mangga Dua ada bisnis judi. Juga tentang lokasi maksiat di kawasan Ancol, Gajah Mada, dan Hayam Wuruk, Lokasari, Pluit, dan Kelapa Gading. Kami tunjukkan bukti-buktinya, lengkap dengan foto-foto. Ternyata laporan kami tidak diladeni. Padahal mereka kan punya kemampuan untuk menutup tempat-tempat maksiat yang melanggar undang-undang itu. Aparat lebih senang menggusur rumah rakyat yang ilegal. Lha ini tempat maksiat kan juga ilegal, dan jelas banyak mudharatnya. Aparat semestinya juga membuldozer tempat-tempat maksiat itu dong! Jangan malah dilindungi.
Uang haram itu sekarang juga mengalir ke partai-partai setan yang kini siap-siap menyongsong Pemilu 2004. Makanya aktivis partai Islam harus mendukung perjuangan saudara-saudara seiman dalam memerangi tempat maksiat.
Partai setan itu yang mana?
Partai-partai yang enjoy sama maksiat dan menentang penegakan syariat. Sudah tahu kan? Makanya mereka akan berusaha mempertahankan bisnis maksiat ini paling tidak sampai Pemilu yang akan datang. Mereka memakai cara-cara preman dan backing-backing-an.
Anda punya pengalaman pribadi yang bisa menggambarkan adanya fenomena backing-backing-an itu?
Kasus Tempo bisa jadi contohnya. Ana hantam Tommy Winata dan kami tantang perang dia. Tommy sih tampaknya nggak marah. Tetapi yang marah justru (maaf) “buldog dan herdernya”. Makanya ana diseret ke penjara.
Media massa seperti Tempo selama ini sering menilai miring aktivitas FPI, tetapi Anda justru menjadi pihak pertama yang menunjukkan simpati. Alasannya?
Media semacam Tempo dan Kompas tidak cuma menilai miring, tetapi mukulin. Jadi ana tidak bersimpati pada Tempo-nya, tetapi kebebasan persnya. Pers berada di posisi yang mazhlum (terzhalimi) maka harus dibela. Ini kan ajaran Islam. Kami tahu, Tempo tampaknya memang media yang anti-Islam. Tetapi Allah mendidik kita untuk memperhatikan orang yang terzhalimi.
Menurut Anda, premanisme terhadap pers merupakan gejala apa?
Tempo kan termasuk media besar. Kalau Tommy bisa melakukan tindakan premanisme terhadap kelompok media yang kuat, apalagi terhadap kelompok media yang lemah? Bagaimana kepada media Islam, yang umumnya tidak sebesar Tempo? Tindak premanisme ini harus dipangkas. Kalau tidak, republik ini akan dikuasi oleh mafia. Dan jaringan mafia di Indonesia sudah menggurita karena mereka kebanyakan sudah punya anak didik.
Maksudnya?
Begini. Orang-orang semacam Tommy sering menjadi “bapak asuh” sejumlah pejabat yang kelak akan memimpin pos-pos strategis negeri ini. Mereka memberi beasiswa. Begitu sang pejabat ini lulus, tentu akan selalu ingat kepada “bapak”-nya. Jangan kaget kalau ada aparat, jaksa, atau hakim yang bisa patuh pada kemauan para koboi. Mereka menguasai semua jalur hukum. Bahkan telah menjadi rahasia umum, orang-orang itu akan menyiapkan sogokan kalau si pejabat ingin naik pangkat. Inilah Republik Mafioso. Dan inilah yang akan diperangi oleh FPI.
Kekuatan mereka luar biasa. Selama lima tahun FPI sering mengirim surat kepada Gubernur DKI Jakarta, misalnya berisi permintaan penutupan tempat hiburan. Tetapi tak satu pun yang pernah dibalas. Sementara kalau pengacaranya Tommy yang kirim, misalnya dalam kasus perseteruan dengan Tempo, dalam sehari langsung dibalas. Ada apa di negeri kita ini?
Anda tetap bersuara keras. Nanti bisa ditangkap lagi lho!
Ana nggak kapok. Kita tidak perlu takut kepada siapapun kecuali kepada Allah.
Anda juga punya backing ya?
Alhamdulillah, kami memang punya. Dan backing FPI hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kabarnya Anda dekat dengan beberapa petinggi militer?
Ana mengenal dekat mantan Kapolri Jenderal Roesmanhadi, juga petinggi militer seperti Jenderal (Purn) TNI Wiranto, Mayjen TNI Djaja Suparman, dan beberapa nama lagi. Perkenalan kami terjadi sejak peristiwa Ketapang (1999), dimana saat itu FPI turut terlibat melawan preman.
Dalam kapasitas sebagai Ketua Umum FPI, ana juga pernah diundang ke Cilangkap (Markas Besar TNI AD red). Misalnya saat diminta masukannya tentang penyelesaian kasus Aceh. Awalnya TNI akan mengunakan istilah Operasi Rencong. Ana memberi saran, jangan memakai nama itu, sebab bisa menyinggung perasaan orang Aceh. Ana juga minta agar Polwan dan tentara wanita di sana memakai jilbab. Alhamdulillah, saran-saran itu diterima. Begitulah kedekatan ana atau FPI dengan mereka, tak lebih dari itu.
Sejauh mana peran mereka di FPI sekarang?
Mereka sering memberi masukan, tak jarang pula mengkritik. Misalnya mereka sering memprotes kenapa laskar FPI di lapangan kok suka mengempur tempat maksiat. Ana jawab saja bahwa dalam hal ini ya kita berbeda pandangan. Sampai sekarang hubungan kami tetap dekat. Tetapi alhamdulillah, ana termasuk orang yang tidak bisa kerasan bila duduk berlama-lama di kursi milik pejabat. Pantat ana terasa panas.
Oh ya, kalau Anda bebas lalu bertemu polisi yang menangkap atau majelis hakim yang menjatuhkan vonis, sikap Anda akan seperti apa?
Maunya Ente seperti apa? Mau pelukan? Tonjokan? Atau apa? Ana bingung menjawab pertanyaan yang ini. Ha…ha…ha... Ana akan ingatkan mereka agar ittaqullah (taqwa kepada Allah). Para pejabat, menteri, penguasa, takutlah kalian pada Allah. Mereka bisa saja menindas kita, bisa membohongi rakyat, tapi mereka tidak akan bisa menipu dan membohongi Allah.
Habib Mohammad Rizieq Syihab lahir di Jakarta 38 tahun yang lalu. Pendidikan dasar sampai menengah atas dihabiskan di kota kelahiran. Sempat mencicipi kuliah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) selama setahun (1983). Kemudian menempuh studi di Jurusan Dirasat Islamiyah (Islamic Studies) Fakultas Tarbiyah Universitas King Saud Riyadh atas beasiswa dari Organisasi Konferensi Islam (OKI). Ia lulus dengan predikat cum laude.
Tahun 1990 mendapat beasiswa lagi, kali ini untuk menempuh master di Universitas Islam Antar-Bangsa, Malaysia. Namun dia cuma kuat beberapa bulan di sini. “Ana merasa sayang karena terpaksa harus absen berda’wah di tanah air. Ana juga tidak mau meninggalkan keluarga. Jadi ya balik saja,” alasannya.
Keluarga yang dimaksud adalah Syarifah Fadlun Yahya, sang istri, yang saat itu harus merawat dua putri yang manis-manis. Habib-Syarifah menikah tanggal 11 September 1987. “Jadi kalau ada peringatan tragedi WTC, itulah saat milad pernikahan kami,” kata Syarifah.
Kini (saat diwawancara, red), pasangan harmonis ini telah dikaruniai 5 putri, yaitu Rufaidah (11), Humairah (10), Zulfa (7), Najwa (5), dan Mumtaz (2,5). “Yang nomor 6 namanya Insya Allah, sebab masih ada di perut,” ujar Habib disambut tawa sang istri yang kini tengah hamil tua.
Paling tidak 2 kali seminggu keluarga Habib bezuk di Rutan Salemba. Beda dengan umumnya keluarga narapidana yang dirundung kegalauan, Syarifah dan anak-anak tampak santai saja. “Kami paham, ini risiko amar ma’ruf nahi munkar. Jadi ya dijalani dengan biasa saja,” kata Syarifah lagi.
Najwa, putrinya yang ke-4, sering ditanya teman-teman sekolah, “Abahmu kemana, kok tidak pernah kelihatan?” Dengan enteng si kecil ini menjawab, “Biasa… di penjara.” Sementara Mumtaz yang baru belajar bicara, akan girang hati kalau mau bezuk dan sudah sampai di gerbang Rutan Salemba. “Sampai di sekolah abah ya!” ujarnya polos. Setahu Mumtaz, Habib saat ini sedang mengajar. Maka dia menyebut penjara sebagai sekolah.
Bila keluarga ini sudah kumpul, suasananya jadi riuh rendah. Kelima anak itu akan bergelayut erat di pundak, tangan, dan kaki Habib. Lalu masing-masing bercerita tentang kegiatannya di sekolah atau di rumah. Acara bezuk itu tak ubahnya wisata keluarga.
Dalam kondisi seperti saat ini, apa yang biasanya Anda nasihatkan kepada keluarga?
Biasa saja, tidak ada yang khusus. Tentang akhlaq dan kehidupan sehari-hari. Itu saja. Itu ana sampaikan sewaktu mereka bezuk, kadang tiap hari, dua hari, atau seminggu sekali. Sekarang istri ana sedang hamil. Jadi kalau pas tidak enak badan ya tidak bisa ke sini.
Bagaimana menjelaskan keadaan Anda saat ini kepada anak-anak yang masih kecil?
Anak-anak sudah paham dengan aktivitas ana dan berbagai macam risikonya. Paling-paling yang sering tanya si Mumtaz, kok abah tidak pulang-pulang? Umminya menjelaskan bahwa ana sedang mengajar. Dia bisa paham karena ana biasa mengajar di luar kota dan kadang menginap sampai seminggu. Tapi kok sudah lama tidak pulang? Makanya kalau dia bezuk, biasanya akan pesan, “Abah ngajar-nya jangan lama-lama dong!”
Bagaimana cara mendidik anak-anak agar paham dengan aktivitas Anda?
Tidak ada penjelasan khusus. Biasanya ana memberi penjelasan kalau mereka bertanya. Yang bisa membuat mereka paham adalah melibatkan secara langsung. Anak-anak kadang ikut rapat pengurus FPI, atau ikut menggerebeg tempat maksiat yang relatif tidak berbahaya. Dari sinilah mereka bisa paham, o begitu ya kegiatan abah. Oleh karena itu mereka tidak merasa minder atau malu meskipun ayahnya dipenjara.
Saat ini kehidupan masyarakat penuh dengan kegiatan berbau maksiat, misalnya lewat televisi. Bagaimana mengontrol anak-anak agar terhindar dari perilaku maksiat?
Ini memang masalah yang berbahaya. Ana tidak melarang anak-anak menonton televisi. Bahkan ana beli televisi berukuran cukup besar untuk mereka. Namun ana menjadwal secara ketat kegiatan mereka sehari-hari.
Pagi sampai siang di sekolah. Pulang sekolah, ada ustadzah yang mengajarnya di rumah. Ba’da Ashar, anak-anak kursus di luar, ada yang kursus komputer, Bahasa Inggris, dan berenang. Maghrib sampai Isya’ mengaji bersama ana dan istri lalu makan malam. Usai Isya’, mereka sibuk mempersiapkan pelajaran esok hari. Sampai sekitar pukul 21.00, anak-anak sudah mengantuk lalu tidur begitu saja. Jadi tidak sempat nonton televisi kan?
Apakah anak-anak tidak merasa capai dengan jadwal yang begitu padat?
Tiap Sabtu dan Ahad anak-anak selalu ana ajak rekreasi, misalnya ke kebun binatang, ke Puncak, atau ke Taman Mini. Pokoknya aktivitas di luar rumah bersama keluarga. Alhamdulilah, anak-anak tidak ada masalah.
Bagaimana sekarang ketika Anda di penjara?
Mereka ya rekreasi di penjara. Anak-anak akan membawakan makanan lalu kami makan ramai-ramai. Mereka bertingkah seperti di tempat wisata. Ada yang kejar-kejaran, main petak umpet. Penjara ini rasanya seperti di Taman Mini Indonesia Indah saja. Ha…ha…ha…

Sisi yang Tidak Diekspos Media Tentang FPI

Front Pembela Islam (FPI) sebenarnya sudah lama jadi incaran aliansi musuh Allah SWT yakni kelompok gabungan antara kelompok liberal, kelompok maksiat (prostitusi, perjudian, dan pornografi), kelompok kuffar, dan aparat serta pejabat yang selama ini mendulang uang haram dari perputaran bisnis haram tersebut.
Abdurrahman Wahid saja, gembong kaum liberal dan sekutu Zionis, dengan sangat pede menyatakan jika dirinya sudah 15 tahun berjuang hendak membubarkan FPI. Itu berarti sejak tahun 1993. Padahal FPI baru berdiri tahun 1998. Walau demikian kita hendaknya maklum dengan pernyataannya yang ngawur ini karena memang orang yang sudah kena serangan stroke dua kali biasanya banyak syaraf yang sudah tidak terkoneksi dengan baik. Istilah komputernya sering hang, sehingga harus di-restart atau kalau tidak bisa juga ya di-off-kan saja.
Sejak berdiri pada tahun 1998, FPI memang getol memerangi tempat-tempat maksiat. “Sudah banyak tokoh dan elemen Islam yang menyampaikan amar ma’ruf, maka kami memang mengkhususkan diri pada Nahyi Munkar. Tapi tentu dengan prosedur yang benar secara hukum formal, ” demikian ujar Habib Rizieq.
Keberanian FPI ini dalam menggempur lokasi-lokasi kemaksiatan memang tidak main-main. Rumah-rumah pelacuran, rumah judi, termasuk kantor tempat raja media porno dunia “Playboy”di Jakarta, semua diganyang oleh laskar Islam yang satu ini. Bagi media massa, baik cetak, radio, maupun teve, tindakan FPI tersebut memang merupakan berita yang layak dijadikan tajuk utama. Sayangnya, media-media yang juga banyak disusupi kelompok liberal dan kelompok penyuka kemaksiatan ini yang diekspos adalah kekerasan FPI semata.
Padahal, kekerasan atau penyerbuan yang dilakukan FPI merupakan jalan terakhir yang terpaksa diambil FPI setelah melewati berlapis-lapis prosedur, di antaranya mendesak kepolisian untuk berbuat.
“Media massa hanya mengekspos hal itu, tapi tidak memuat apa yang kami lakukan sebelum itu, ” ujar Habib Rizieq dalam sebuah pertemuan beberapa waktu lalu.
Penyerbuan atau pengrusakkan merupakan langkah terakhir yang diambil FPI setelah melewati tahap-tahap sebelumnya. Habib Rizieq memaparkan, “Jika ada informasi yang menyebutkan di suatu tempat ada lokasi yang tidak beres, maka kami biasanya mengirim intelijen kami yang terdiri dari beberapa orang untuk menggali informasi yang valid. Jika benar itu tempat yang tidak beres, maka ada dua pengelompokkan yang FPI lihat. Jika tempat maksiat itu didukung warga sekitar dalam arti banyak warga sekitar yang mencari nafkah di sana dan menggantungkan hidupnya di sana, maka kami kirim ustadz untuk memberi pencerahan. Ini sisi amar ma’ruf FPI. Kami mendirikan pengajian dan sebagainya.”
“Namun jika tempat maksiat itu ternyata meresahkan warga sekitar, dan banyak yang dilindungi oleh preman terorganisir atau malah ada oknum aparat yang ikut melindungi, maka kami biasanya melayangkan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian agar polisi bisa bersifat pro-aktif. Jika sampai waktu yang kami minta belum ada tindakan apa pun juga dari kepolisian, kami melayangkan surat kembali mendesak agar aparat segera turun tangan. Ini kami lakukan sampai tiga kali. Namun jika aparat ternyata diam terus, tidak menunjukkan itikad baik untuk menyikat kemaksiatan, maka FPI pun segera mengirim surat pemberitahuan bahwa FPI akan mengirim laskarnya ke tempat tersebut untuk membantu tugas kepolisian. Ini semata-mata kami lakukan karena polisi tidak bertindak, ” lanjut Habib.
“Kami membantu tugas kepolisian. Ini patut diberi tekanan. Karena polisi terlalu sibuk sehingga tempat maksiat tersebut tetap berjalan dengan aman dalam meracuni masyarakat, maka laskar kami yang turun. Selain memberi surat kepada polisi, kami pun melayangkan surat pemberitahuan berlapis-lapis kepada pengeloal tempat kemaksiatan itu, dan biasanya mereka membandel karena menganggap polisi saja tidak berani membereskannya, apalagi FPI. Tapi sekali lagi saya tekankan. FPI berjuang untuk menegakkan agama Allah, jadi kami tidak kenal takut terhadap segala kemaksiatan. Mereka yang berada di jalan setan saja berani, masak kami yang berjaung di jalan Allah harus takut?” tegas Habib.
“Sisi inilah yang jarang diekspos media massa sehingga masyarakat banyak tahunya kami ini organisasi anarkis. Padahal kami telah melakukan berlapis-lapis peringatan, bahkan berkoordinasi dengan kepolisian dan sebagainya, ” tambah Habib.
Sebenarnya, media-media massa di negeri ini banyak yang mengetahui hal tersebut. Namun disebabkan mereka memang banyak yang berkepentingan agar FPI bubar, maka yang diberitakan adalah sisi kekerasan dari FPI. Padahal, FPI hanya membantu tugas kepolisian yang terlalu sibuk dengan tugas-tugas rutin seperti “razia” di jalan-jalan dan sebagainya. (rz)

Lima Kelompok Golongan Syuhada

قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ، فَأَخَّرَهُ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ، ثُمَّ قَالَ الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ، الْمَطْعُونُ، وَالْمَبْطُونُ، وَالْغَرِيقُ، وَصَاحِبُ الْهَدْمِ، وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ. (صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :"Ketika seseorang berjalan di jalan, ia menemukan ranting kayu yg penuh duri, lalu ia menyingkirkannya, maka Allah berterimakasih padanya, maka Allah mengampuni dosa dosanya, lalu Rasul saw meneruskan sabda nya : Syuhada adalah lima : orang yang wafat terkena sakit Tha;un, dan orang yang wafat terkena sakit diperutnya, dan orang yang wafat tenggelam, dan orang yang wafat terkena reruntuhan/longsor, dan orang yg wafat dalam peperangan di Jalan Allah” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, Sang Pemilik kesucian jiwa, Yang Maha Menenangkan sanubari dengan cahaya keindahan-Nya, Yang Memuliakan kehidupan hamba – hambaNya dengan cahaya tuntunan Sang Nabi, Sayyidina Muhammad (Saw), Syafii’una Muhammad, Maulana Muhammad, Shallallahu wasallama wabaaraka alaihi wa alaih.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Allah Swt Maha Raja alam semesta selalu menerbitkan kemuliaan dan menawarkan pengampunan dan matahari kebahagiaan dunia dan akhirat adalah milik-Nya Yang Maha Abadi, Maha Tunggal dan Maha Sempurna, Maha Suci dan Maha Menguasai kemuliaan dunia dan akhirat, Maha Siap Membagi – bagikan Pengampunan dan Kasih Sayang-Nya kepada hamba – hamba yang mau membuka sanubarinya dan mengagungkan lisannya dengan memanggil Nama Allah dan mengagungkan hari – harinya dengan perbuatan yang luhur, dengan perbuatan yang suci untuk membenahi dirinya dengan keridhoan Allah, menghiasi hari – harinya, menghiasi dirinya, menghiasi lisannya, menghiasi penglihatannya, menghiasi pendengarannya, menghiasi nafasnya dengan keindahan Allah, menghiasi jiwanya dengan keindahan Allah, menghiasi sanubarinya dengan keindahan Allah, menghiasi siang malamnya dengan keridhoan Allah, Maha Tunggal dan Maha Abadi, Maha Berjasa kepada seluruh makhluk-Nya.
Hadirin – hadirat, menghiasi hari – hari kita dengan keridhoan Ilahi, menghiasi jiwa kita dengan Cahaya Ilahi, menghiasi lisan dan seluruh tubuh dan jasad kita dengan Cahaya Ilahi. Tentunya Allah telah menciptakan satu cahaya yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat, membawa kebahagiaan dan menjadi terbitnya keridhoan Allah dunia dan akhirat, ialah Sayyidina Muhammad Shallallahu wasallama wabaaraka alaihi wa alaa alih. Sebagaimana firman-Nya “..wa siraajan munira” pelita yang terang – benderang bercahaya Nabiyyuna Muhammad Shallallahu wasallama wabaaraka alaihi wa alaa alih, Yang Allah simpan seluruh cinta dan mahabatullah pada gerak – gerik Muhammad Rasulullah Saw. “Qul in kuntum tuhibbuunallah fattabi’uuni yuhbibkumullah” katakanlah jika kalian betul – betul mencintai Allah, jika kalian mendambakan Allah maka ikutilah aku (Nabi Muhammad Saw); QS. Al Imran : 31. Menunjukkan pada gerak – gerik Sang Nabi Saw itulah tersimpan cahaya kecintaan Ilahi. Dalam tuntunannya, dalam bimbingannya, dalam cinta kepada beliaulah kesempurnaan iman.“Laa yukminu ahadukum hatta akuunaa ahabba iayhi min waladihi wa waalidiihi wannaasi ajma’in”
Hadirin – hadirat, sampailah kita kepada hadits mulia yang mana telah kita baca bersama riwayat Imam Bukhari didalam Shahihnya bahwa Rasul saw menyampaikan suatu cerita dan suatu kabar. “Ketika seorang lelaki melewati sebuah jalan, lalu ia melihat ranting yang penuh dengan duri seraya menyingkirkannya dari jalan. Fasyakarallahu lahu, faghafara lahu”. Kita lihat kalimat ini, Allah berterima kasih kepadanya sehingga Allah mengampuninya. Kita lihat siapa yang berterima kasih?, Dialah (Allah). Apa untungnya bagi kita menyingkirkan ranting berduri dari jalan, barangkali yang lewat cuma hewan, barangkali yang lewat cuma orang – orang yang berdosa, ataupun tidak ada yang lewat sama sekali di jalan itu. Namun perbuatan mulia yang muncul dari jiwa dan niat yang suci, tidak akan didiamkan oleh Allah. Bukan perbuatan tangan mengangkat ranting dan menyingkirkannya, tapi jiwa yang bergetar (tergerak utk berbuat baik) yang dilihat oleh Rabbul Alamin Swt yang membuat Allah Swt menyampaikan bahwa niat orang itu dengan perbuatannya membuat Allah berterima kasih kepadanya.
“Fasyakarallahu lahu, faghafara lahu” Allah berterima kasih padanya sehingga Allah mengampuninya. Allah Swt Maha Berterima kasih atas kebaikan hamba-Nya kepada makhluk Allah yang lainnya. Inilah keindahan Allah Yang Maha Indah, inilah perbuatan Yang Maha Indah, inilah Kasih Sayang Yang Maha Indah, sehingga didalam menyingkirkan ranting berduri saja sudah tersimpan Pengampunan Ilahi. Dalam gerak – gerik kita, dalam melangkah menuju majelis ini, Sebagaimana hadits yang kita baca minggu yang lalu bahwa Allah mengharamkan setiap kaki yang terkena debu dalam menuju ke jalan Allah, menuju shalat jum’at, menuju majelis, menuju tempat dzikir, sebagaimana Allah membiarkan (menyampaikan) hal itu dan disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw dan Allah mengharamkan setiap anggota sujud terkena api neraka. Dan demikian banyaknya, berpuluh ratus ribu hadits nabawiy dan ayatul qur’aniyyah yang menyampaikan kepada kita akan kelembutan Rabbul Alamin dan Jasa-Nya kepada kita. Dan tawaran lamaran cinta Rabbul Alamin selalu ditawarkan dalam setiap kehidupan kita kepada setiap hamba – hambaNya. Beruntung mereka yang mau menerima tawaran pengampunan. (ketahuilah) Yang Maha Mengampuni menawarkan pengampunan-Nya, Yang Maha Baik menawarkan surga-Nya yang abadi, Yang Maha Memiliki kebahagiaan dunia dan akhirat menawarkan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi yang menginginkannya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,“Alladziina kafaruu wa shadduu ‘an sabiilillah adhalla a’maalahum; walladziina aamanuu wa ‘amiluushshaalihaati wa aamanuu bimaa nuzzila ‘alaa muhammadin wahuwal haqqu min rabbihim, kaffara ‘anhum sayyi;aaatihim wa ashlaha baalahum” Mereka yg menolak ajakan Allah dan berpaling dari ajakan Allah swt maka dihapuslah amal pahala mereka, dan orang – orang yang beriman dan beramal shalih dan mengikuti apa – apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw, Allah kikis dosa – dosa mereka (dengan amal – amal mereka, dengan perbuatan mereka, dengan ibadah mereka, dengan shalatnya, dengan puasanya, dengan zakatnya, beramal yang fardhu dan sunnah, perbuatan baik yang besar atau yang tampak remeh (sekedar menyingkirkan ranting saja) terus Allah Swt mengikis perbuatan dan dosa – dosa mereka); QS. Muhammad : 1-2.
“Kaffara ‘anhum sayyiaatihim”. (Allah kikis keburukan mereka) Karena sayyiaat itu adalah hal yang hina. Bisa berupa perbuatan dosa, bisa dosanya. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, berbeda dengan dzunuub (yaitu) adalah dosanya, kalau sayiat itu adalah perbuatan perbuatan buruknya, bisa berupa wujud dosa, bisa perbuatan dosanya. Hadirin – hadirat, kalau seandainya Allah menghapuskan dosanya saja, Allah tidak menghapuskan sifat dan keinginan buruknya maka orang ini akan terus dalam dosa. (namun) Semakin ia menerima tuntunan Sang Nabi Muhammad Saw, menghiasi dirinya dengan sunnah Sang Nabi saw dan keindahan Sang Nabi saw maka Kaffara ‘anhum sayyiaatihim” Allah menghapus (sedikit demi sedikit) hal – hal yang buruk dari dosa – dosanya dan dari segala sifat buruknya. (misalnya hati kita berkata) Saya selalu menjalankan sunnah, tapi kenapa masih banyak tersisa sifat – sifat buruk dalam diri saya? Pertanyaan itu adalah hidayah dari Allah. Pertanyaan didalam diri kita, kenapa kita mesti berbuat dosa? Menunjukkan hidayah dari Allah memberi Cahaya didalam jiwa, memberi kefahaman didalam hati bahwa kita masih banyak berdosa. Jauh lebih beruntung dari orang lainnya yang tidak pernah merasa berbuat dosa dan ia terus berbuat dosa. (misalnya hatinya bekata) Cukup sudah aku istighfar atas dosaku. Namun kalau kita sudah berusaha menghindari hal – hal yang hina, didalam diri masih ada haus dan tidak puas dengan amal – amal yang shalih hingga hati masih menjerit mengatakan “kenapa aku masih berbuat dosa?” justru itulah daripada Cahya Rabbul Alamin yang berpijar dari hatimu, yang tidak pernah ingin hal – hal yang hina ada dalam diri kita dan itulah tanda dari Allah Swt yang sedang menerbitkan Cahaya Keindahan-Nya pada jiwamu. (diperjelas dg kalimat terpaut pada ayat tsb (Wa ashlaha baalahum : Allah perbaiki keadaannya, yaitu Allah perbaiki fikiran dan keadaan hidupnya, dg mengikuti tuntunan Nabi saw)
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Demikian indahnya sunnah Nabi kita Muhammad Saw dan Rasul meneruskan sabdanya “tsumma qala asysyuhada khamsatun” lantas Rasul berkata Syuhada itu ada 5 yaitu “almath’un, walmabthun, walghariiq, washahibulhadm, wasysyahidu fii sabiilillah”. Demikian sabda Sang Nabi saw yang baru saja kita baca. Bahwa orang yang mati syahid itu ada 5 didalam hadits ini. Al Imam Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Nawawi didalam Syarh Nawawi ala Shahih Muslim mengatakan lebih dari 7 kelompok orang yang mati syahid. Akan tetapi didalam hadits riwayat Shahih Bukhari ini disebutkan 5. Riwayat Shahih Muslim menulis lebih dari 7 dan didalam riwayat lainnya lebih banyak lagi.
Yang pertama “almath’un” orang yang wafat karena terkena wabah tha’un. Dimasa itu ada yang menyebut wabah tha’un itu adalah wabah penyakit yang menimpa suatu negeri atau di satu wilayah dan yang wafat bisa ratusan ribu orang. Dahsyat sekali wabah tha’un ini, biasanya datang 8 tahun sekali atau 10 tahun sekali di masa itu. Rasul berkata bahwa yang wafat terkena wabah tha’un maka ia syahid. Namun sebagian ulama mengatakan bahwa semua yang bersifat wabah penyakit, jika ia wafat terkena wabah itu maka ia tergolong kepada hadits ini dan di masa itu tidak ada wabah penyakit yang membunuh terkecuali wabah penyakit tha’un. Dan sebagian ulama mengelompokkan semua yang wafat terkena wabah penyakit (yg mematikan) maka ia dikelompokkan didalam syuhada.
Yang kedua “almabthun” orang yang wafat karena sakit di perutnya. Apakah itu berupa ususnya, jantungnya atau lambungnya atau ginjalnya. Semua yang ada penyakit di dalam perutnya dan wafat karena itu maka ia wafat dalam keadaan syahid. Dan termasuk juga wanita yang wafat dalam keadaan hamil. Demikian ucapan Imam Nawawi didalam Syarh Nawawi alam Shahih Muslim. Orang yang hamil masuk kedalam kelompok ini, karena ia wafat dalam keadaan hamil (dikelompokkan yg wafat terkena sakit diperutnya) maka ia dikelompokkan bersama para syuhada yang wafat dalam syahid.
Yang ketiga “alghariiq” orang yang wafat tenggelam. Orang yang wafat tenggelam selama ia muslim maka ia wafat dengan kemuliaan syahid.
Yang keempat “shahibulhadm” orang yang wafat terkena reruntuhan bangunan. Apakah itu berupa tanah longsor, apakah berupa reruntuhan bangunan atau lainnya. Selama ia tertimpa sesuatu reruntuhan maka ia wafat dalam keadaan syahid.
Yang kelima “syahid fii sabiilillah” orang yang berjihad di jalan Allah. Hadirin syuhada ini terdapat 2 kelompok (yg diakui oleh Allah, dan kelompok yg ketiga tidak diakui sebagai syahid oleh Allah walau diakui manusia karena diluar pengetahuan mereka) yaitu kelompok yang pertama ada 3 kelompok yakni Syahid Addunya, (yg tidak diakui Allah sebagai syahid) ia syahid didunia tapi bukan syahid di akhirat, dan Syahidul Akhirah, ia bukan diperlakukan syahid di dunia tapi ia syahid di akhirat, dan. Syahiduddunya wa Syahidul Akhirah (ia syahid di dunia dan yaumal qiyamah). Yang syahid didunia dan akhirat siapa? Yaitu orang yang mati syahid karena membela Allah Swt, membela agama Allah atau mati karena membela keluarganya, masyarakatnya dari serangan musuh yang bersenjata lalu ia melawan hingga ia wafat, maka wafatnya syahid di dunia dan akhirat. Maksudnya apa? Di dunia tidak perlu dishalatkan, tidak perlu dikafani, kenapa? karena sudah mati syahid. Di akhirat bersama para syuhada. Ada syahid di dunia yaitu yang mati syahid tapi di dunia saja. Ia ikut peperangan di dunia tapi bukan untuk membela agama Allah, barangkali karena emosinya, karena gengsinya, teman – temannya ikut berperang ia ikut saja. Hal seperti ini, di dunia diperlakukan seperti syuhada, tidak dishalatkan karena orang – orang tahunya ia mati syahid tapi di akhirat bukan bersama syuhada karena niatnya bukan untuk membela Allah dan Rasul-Nya. Ada syahidul akhirah adalah orang yang mati syahidnya dalam kelompok yang saya sebutkan tadi selain berperang di jalan Allah yaitu yang tenggelam, yang terbakar didalam Shahih Muslim disebutkan juga termasuk yang wafatnya terbakar, terkena reruntuhan. Mereka dishalatkan, diperlakukan seperti wafatnya seorang muslim namun di akhirat bersama para syuhada. Dan juga tentunya kelompok yang bersama mereka adalah mereka yang mencintai para syuhada.
Hadirin – hadirat, ingat janji Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw “almar'u ma'a man ahab” seseorang bersama dengan orang yang ia cintai. Kita punya satu idola yang menjadi Imamussyuhada, Imamul Aulia, Imam dari semua mukminin – mukminat adalah Sayyidina Muhammad Saw. Semoga Allah menerangi jiwa kita dengan cinta kepada Nabi kita Muhammad Saw yang dengan itu Allah membuka tabir cinta kita kepada Allah Swt.
Ya Rahman Ya Rahim, kami bermunajat kehadirat-Mu, memohon kepada-Mu Yang Maha Luhur, kepada-Mu Yang Maha Indah, Wahai Yang Maha Indah terangi jiwa kami dengan keindahan Nama-Mu, terangi jiwa kami dengan keindahan pengampunan-Mu, terangi jiwa kami dengan keindahan khusyu’, terangi ruh kami dengan kecintaan kehadirat-Mu, terangi hari – hari kami dengan kebahagiaan dan kemakmuran. Ya Dzaljalali wal ikram, jadikan malam ini malam yang paling banyak Kau limpahkan anugerah kepada kami. Ya Rahman Ya Rahim dhahiran wa bathinan dunia wal akhirah, jadikan malam esok lebih banyak lagi anugerah yang Kau limpahkan. Ya Rahman Ya Rahim jadikan hari – hari kami bagaikan gelombang keimanan yang terus berlipat ganda lebih dari rahasia samudera anugerah-Mu Yang Maha Luhur dan tiada pernah berhenti. Ya Dzaljalali wal ikram, Wahai Nama-Mu Yang Maha Indah dan Maha Luhur, ketika kami memanggil Nama-Mu maka Engkau melihat dan memuliakan kami dengan sedemikian anugerah, sedemikian pengampunan, sebagaimana firman-Mu didalam hadits qudsiy wahai keturunan adam jika kau berdoa dan berharap kepada-Ku, Ku-hapus dosa kalian tanpa Ku-perdulikan lagi. Demikian janji Rabbul Alamin bagi mereka yang menyeru Nama-Nya dan berdoa kepada-Nya dan bermunajat kepada-Nya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Kita memanggil Nama Allah, kita bermunajat kehadiratullah, hadirkan seluruh hajat-Mu, hajat yang kita ketahui dan yang belum kita ketahui agar diijabah oleh Allah. Segala musibah yang akan datang dalam kehidupan kita agar digantikan oleh Allah dengan Rahmat dan Inayah. Limpahkan Kasih Sayang-Mu pada setiap nafas kami, jadikanlah siang dan malam kami dilimpahi Rahmat-Mu lebih dari usia kami yang lalu yang barangkalai penuh dosa dan kekhilafan. Kami memohon doa agar Kau maafkan seluruh catatan dosa kami dan menjadi catatan taubat, jadikanlah nafas kami adalah nafas munajat, nafas yang selalu merintih memanggil Nama-Mu Yang Maha Luhur. Kau Yang Maha Membolak – balikkan seluruh keadaan kami dan Maha Menghapusnya dan Maha Menggantikannya. Sebagaimana firman Allah “mereka – mereka yang bertaubat dan beramal shalih dan yang mau menyesali doanya, Allah ganti dosanya dengan pahala. Pastikan seluruh wajah kami ini keluar dari majelis ini sudah tidak lagi ada padanya sebutir dosa. Ya Rahman Ya Rahim gantikan seluruh dosa kami dengan pahala. Inilah doa dan inilah munajat.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, kita juga berdoa agar Allah Swt melimpahkan Rahmat dan Keberkahan pada guru kita fadhilatul sayyid adda’ilallah Al Habib Musthofa Alaydrus matta’nallahu bihi didalam dakwah dan hari – hari beliau. Ya Rahman Ya Rahim, dan semoga acara beliau 11 Ramadhan diberi kesuksesan oleh Allah Swt. Bagi yang mempunyai kesempatan, hadir ke majelis beliau. Sebagaimana beliau datang mengundang kita, beliau datang mengundang tidak dengan kertas tapi beliau datang mengundang sendiri dg hadir ke majelis kita. Kita semua hadir Insya Allah bagi yang mempunyai waktu.
Dan juga kita berdoa semoga Allah Swt memberi kesuksesan pada malam nisfu sya’ban yang akan kita adakan di Monas. Semoga Allah Swt memberikan kesuksesan pada acara ini. Kabar telah disampaikan kepada Guru Mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidz bahwa jamaah akan berkumpul malam nisfu sya’ban di Monas untuk berdoa dengan doa nisfu sya’ban dan dzikir jalallah. Dan beliau gembira mendoakan majelis ini, semoga Allah Swt memberikan kesuksesan dan menjadikan malam nisfu sya’ban ini malam munajat, malam curah dan tumpahnya airmata pemuda – pemudi muslimin – muslimat dan agar Allah melimpahkan kedamaian di bumi Jakarta khususnya dan bagi bangsa Indonesia muslimin terbesar di muka bumi ini. Dan dijauhkan dari segala musibah, disingkirkan dari segala keburukan. Ya Rahman Ya Rahim dan kita teruskan acara ini, sekaligus saya mengumumkan Insya Allah setiap hari ahad sore pukul 14.00 di markas Majelis Rasulullah, majelis nisa tidak dihentikan tapi dilanjutkan dan saya sendiri yang akan mengajarnya. Ada yang bertanya apakah Majelis Rasulullah bulan puasa diliburkan? Insya Allah majelis ini terus berlanjut selama bulan Ramadhan karena demi dakwah Nabiyyuna Muhammad Saw dan kita lanjutkan dengan doa untuk muslimin – muslimat agar Allah beri pertolongan. Dan bersabda Nabi kita Muhammad Saw barangsiap yang emndoakan saudara muslimnya dan malaikat berkata “amin walaka mitsluh” amin dan untukmu sebagaimana doamu untuk saudaramu. Jika kau berdoa untuk seluruh muslimin maka tumpah ruahlah seluruh keberkahan. Amin allahumma amin. Tafadhol masykura
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

'Izzul Islaam wal Muslimiin

Oleh : Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab (Ketua Umum FPI)
Dalam riwayat Ibnu Ishaq disebutkan bahwa kemenangan Rasulullah saw dan kaum muslimin dalam Perang Badar pada 17 Ramadhan 2 H, mengundang reaksi sinis Yahudi dari anak suku Qoinuqo'. Mereka menyatakan kepada Nabi saw : "Hai Muhammad, jangan terlalu bangga, sesungguhnya engkau bertemu dengan suatu kaum yang tidak punya pengetahuan apa pun tentang perang, sehingga engkau mendapat kesempatan menang dari mereka. Sedang kami, demi Tuhan, jika engkau memerangi kami, niscaya engkau akan tahu bahwa sesungguhnya kami adalah manusia yang sebenarnya !"
Namun, Rasulullah saw tidak mengambil hati dengan tantangan dan cemoohan tersebut, karena beliau berjiwa besar dan penyabar.
Lalu dalam riwayat Ibnu Hisyam diceritakan bahwa sebulan setelah Perang Badar, yaitu pada pertengahan bulan Syawwal 2 H, seorang wanita muslimah yang sedang berdagang di Pasar Qoinuqo' diusili oleh seorang pedagang Yahudi sehingga tersingkap auratnya, ketika wanita tersebut marah ia justru ditertawakan orang-orang Yahudi sepasar. Bersamaan dengan itu, seorang pemuda muslim yang melihat kejadian itu ikut marah, lalu ia menghardik si Yahudi yang usil tadi bahkan akhirnya ia membunuhnya. Orang-orang Yahudi di pasar tersebut murka dan ramai-ramai mengeroyok si pemuda serta membantainya.
Peristiwa tersebut menggemparkan Kota Madinah, dan sampai kepada Rasulullah saw. Beliau pun mengumpulkan para Sahabat untuk meneliti sabab musabbab terbunuhnya seorang muslim di Pasar Yahudi Qoinuqo'. Setelah melalui penyelidikan yang cermat dan mendalam, akhirnya Rasulullah saw menyimpulkan bahwa Yahudi Qoinuqo' telah melanggar perjanjian antara mereka dengan kaum muslimin, dimana telah disepakati sejak kedatangan Rasulullah saw ke Madinah bahwasanya mereka dan kaum muslimin tidak boleh saling mengganggu atau membantu pihak lain yang mengganggu.
Selanjutnya, Rasulullah saw memakai baju perangnya memimpin kaum muslimin untuk memerangi Yahudi Qoinuqo'. Selama 15 malam, wilayah Qoinuqo' dikepung oleh kaum muslimin, ternyata mereka yang semula sombong dengan keberanian dan kegagahan, kini ketakutan dan tidak berani untuk melawan, sehingga akhirnya mereka menyerah dan diusir dari Madinah ke Khaibar tanpa pertumpahan darah. Sekali lagi Rasulullah saw menunjukkan kebesaran jiwanya dalam menghadapi Yahudi Qoinuqo'. Namun demikian, hukum tetap ditegakkan terhadap pengkhianat perjanjian dengan tidak mengizinkan Yahudi Qoinuqo' tinggal di sekitar Madinah lagi. Inilah ketegasan Rasulullah saw terhadap pengkhianatan.
Dari fakta sejarah di atas, ada satu pelajaran penting tentang 'Izzul Islam wal Muslimin (Kemuliaan Islam dan Muslimin). Betapa Rasulullah saw tidak membiarkan gangguan fisik dalam bentuk apa pun terhadap kaum muslimin. Mengganggu seorang wanita muslimah berarti mengganggu seluruh kaum muslimin. Melecehkan kehormatan seorang wanita muslimah berarti melecehkan kehormatan Islam dan kaum muslimin.
Tindakan yang diambil Rasulullah saw bukan hanya untuk membela dan menjaga kehormatan si muslimah tersebut, tapi juga untuk membela dan menjaga kehormatan seluruh muslimah agar tidak pernah lagi dilecehkan oleh siapa pun di kemudian hari. Bahkan untuk membela dan menjaga kehormatan Islam dan kaum muslimin selamanya. Karena itulah, Nabi saw tidak pernah menyalahkan sang pemuda muslim yang membunuh si pedagang Yahudi yang usil dan jahat tersebut.
Kini, mari kita renungkan, andaikan Rasulullah saw saat ini hidup di tengah-tengah kita ( - tentu saja ruh beliau selalu hidup di tengah umatnya - ), lalu melihat apa yang dilakukan Israel kepada umatnya di Gaza. Apa gerangan kiranya yang akan dilakukan Rasulullah saw ?!
Di Gaza, rumah-rumah kaum muslimin diluluh-lantakkan, masjid-masjid dihancurkan, harta benda dimusnahkan, jiwa raga dilenyapkan. Bom-bom kimia dijatuhkan, ribuan umat Islam terluka, bahkan tewas. Orang tua tak berdaya dianiaya, wanita-wanita lemah dibunuh, anak-anak tak berdosa dibantai.
Belum lagi Si gadis kecil mungil berusia 4 tahun, Syahd namanya, ditembak saat sedang bermain, lalu dijadikan santapan anjing. Masih ada lagi anak-anak tak berdosa lainnya yang kehilangan tangan dan kaki atau anggota tubuh lainnya, bahkan ada yang kehilangan kepala. Ya Rabb !
Sementara Gaza berduka, masih saja ada umat Islam yang sibuk membela Israel dan menyalahkan Hamas. Bahkan ada yang menyalahkan bangsa Palestina secara keseluruhan. Ada yang menyebut Palestina keras kepala tidak mau berdamai dan mengakui Israel, lainnya lagi menyebut Palestina sebagai sumber petaka dan maksiat. Ada lagi yang menghina bahwa Palestina adalah bangsa yang kotor dan jorok serta tidak tahu diri.
Selain itu, masih juga ada umat Islam yang menyatakan bahwa pengiriman Mujahidin ke Palestina sebagai tindakan gegabah dan hanya menambah beban masalah. Ada pula yang menyindir bahwa demonstrasi untuk solidaritas Palestina sebagai tindakan tak berarti. Sedang pemboikotan produk Israel atau produk negeri yang mendukung Israel dikatakan sebagai kurang kerjaan dan hanya bikin susah diri sendiri. Bahkan bantuan kemanusiaan untuk Gaza pun dicerca dengan alasan di dalam negeri masih lebih membutuhkan.
Masih ditambah lagi dengan sebagian umat di dalam mau pun di luar negeri, yang menjadikan Palestina sebagai komiditas politik untuk kepentingan politik sesaat. Bahkan ada yang cari keuntungan dan popularitas di tengah duka Gaza.
Sementara di antara mereka yang sudah bagus sikapnya dalam kepedulian terhadap Palestina ada yang tidak kompak. Hanya mau kerja sendiri, karena merasa besar dan kuat. Bahkan ada yang merasa caranya adalah yang paling bagus dan paling benar, sedang cara yang lain salah dan tidak berguna.
Laa ilaaha illallaah... ! Astaghfirullaah. ..! Sampai kapan umat terus berdebat ?! Hanya bicara tanpa berbuat ! Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji'uun... !
Padahal, apa saja yang kita lakukan untuk mendukung Palestina, selama tidak langgar syariat, dari mulai Doa, Acara Amal, Boikot, Demo, Bantuan Kemanusiaan, sampai kepada Pengiriman Mujahidin, semuanya bagus, penting dan pasti manfaat. Yang penting, lakukan saja semampu kita dengan ikhlas karena Allah SWT. Jangan mencela dan jangan sekali-kali merasa kepeduliannya lebih baik dari yang lain. Bangunlah kebersamaan dan kerjasama dalam cinta dan kasih persaudaraan Islam.
Di tengah hiruk pikuk perdebatan tak berarti, datang berita dari Asy-Syeikh Muhammad Al-Hasan Ad-Daduw melalui salah satu stasiun televisi Arab, beliau mengatakan bahwa seorang Ulama di kota Riyadh - Saudi Arabia mengabarkannya bahwasanya ia telah mimpi bertemu dan melihat Rasulullah saw dalam keadaan marah, beliau berkemas dan memakai pakaian perangnya, lalu sang Ulama dalam mimpinya bertanya : "Hendak kemana gerangan anda wahai Rasulullah ?" Beliau pun menjawab : "Ke Gaza !"
Barangsiapa yang melihat Rasulullah saw dalam mimpi, maka berarti ia telah melihatnya dengan sesungguhnya, karena syetan tak kuasa untuk menyerupai Rasulullah saw dalam mimpi sekali pun, sebagaimana diberitakan Nabi saw dalam suatu haditsnya.
Ya Rabb ! Dalam mimpi pun Rasulullah saw sangat peduli kepada umatnya, bahkan tetap memakai baju perangnya untuk 'Izzul Islam wal Muslimin.
(sumber Tabloid SUARA ISLAM edisi 60 tgl. 10 - 24 Shafar 1430 H / 6 - 20 Februari 2009 M)

Sikap FPI tentang Kebiadaban Pemerintah Komunis China Terhadap Muslim UIGHUR Di Xinjiang

Sejak tahun 840 M bangsa Uighur telah menetap di Xinjiang sebagai negeri dan tanah air mereka sendiri, dan sejak tahun 950 M mereka telah memeluk agama Islam. Namun di tahun 1759 M, Kekaisaran China menyerang mereka dan akhirnya menjajah mereka pada tahun 1877 M. Di tahun 1944 M, bangsa Uighur mendirikan Republik Turkistan Timur di Xinjiang, namun pada tahun 1949 M para pemimpin mereka terbunuh dalam sabotase kecelakaan pesawat terbang, yang kemudian Tentara China dengan mudah melakukan invasi dan agresi militer untuk menduduki dan meguasai Xinjiang kembali hingga sekarang.
Sejak dikuasai China, muslim Uighur di Xinjiang sering dizalimi, seperti diperlakukan kasar, diskriminatif, tidak adil, dilarang ibadah, bahkan ditangkap dan dibunuh. Kini, di awal Juli 2009 M, Pemerintah Komunis China kembali melakukan tindakan represif terhadap bangsa Uighur di Xinjiang, ratusan ditembak mati, ribuan ditangkapi, bahkan Masjid pun ditutup dan Shalat Jum’at dilarang.
Sehubungan dengan peristiwa tersebut, maka Dewan Pimpinan Pusat – Front Pembela Islam menyampaikan pernyataan sikap kepada Pemerintah Komunis China melalui Kedutaan Besar RRC di Jakarta – Indonesia, sebagai berikut :
1. Mengecam dan Mengutuk tindakan Barbar Pemerintah Komunis China terhadap muslim Uighur di Xinjiang.
2. Memperingatkan dengan keras Pemerintah Komunis China untuk segera menghentikan segala bentuk tindakan kejahatan negara China terhadap muslim Uighur di Xinjiang khususnya, dan umumnya terhadap seluruh umat Islam yang berada di negeri China.
3. Menuntut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengusut tuntas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Pemerintah Komunis China terhadap muslim Uighur di Xinjiang, mau pun terhadap muslim lainnya di negeri China.
4. Mendesak Organisasi Konferensi Islam (OKI) agar menyiapkan Tentara Islam Multinasional untuk melindungi muslim Uighur dan kaum muslimin lainnya yang ditindas dan dizalimi musuh-musuh Islam dimana saja.
5. Menyerukan OKI dan PBB agar mengupayakan bagi bangsa Uighur di Xinjiang Hak Kebebasan menentukan nasib sendiri dan Hak Kebebasan menjalankan ibadah agamanya .
Demikian pernyataan sikap ini disampaikan. Dan apabila Pemerintah Komunis China tetap menzalimi muslim Uighur di Xinjiang, sementara OKI dan PBB tidak peduli, maka DPP-FPI menyerukan segenap Mujahidin di seluruh penjuru dunia untuk datang berbondong-bondong ke Xinjiang berjihad membela Islam dan kaum muslimin.
Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !

MILAD FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) KE-11


Asumsi SBY Terkait Bom Mega Kuningan Dinilai Terlalu Gegabah

Ahad, 19Juli 2009

Menyikapi Insiden Bom Mega Kuningan FPI sangat berbela sungkawa dan menghimbau umat Islam untuk sentiasa menjaga persatuan dan kesatuan, jangan sampai terpengaruh adu domba pihak yang mencoba mengambil keuntungan pada insiden ini.
Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengaitkan ledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta kemarin dengan hasil akhir pemilihan umum presiden dinilai sangat memperkeruh suasana.
Presiden juga mengatakan aksi teror itu dilakukan oleh kelompok teroris, meski belum tentu jaringan teroris yang dikenal selama ini. Ia tidak menunjuk langsung siapa yang dimaksud, tapi ia mengatakan, "Barangkali di antara kita yang di waktu lalu melakukan kejahatan, membunuh, dan menghilangkan orang, barangkali masih lolos. Kali ini negara tak boleh membiarkan mereka menjadi drakula dan penyebar maut di negeri kita," katanya.
Pernyataan SBY yang mengaitkan Bom Mega Kuningan dengan ketidakpuasan Hasil Pilpres adalah bentuk kepanikan yang sangat emosi & tendensius, sekaligus provokatif & gegabah.
Bahkan terlalu bodoh, karena SBY bisa berasumsi bahwa Bom tersebut sebagai bentuk ketidakpuasan pihak tertentu terhadap Hasil Pilpres. Maka pihak lain pun bisa berasumsi sebaliknya bahwa Bom tersebut sebagai pengalihan perhatian untuk menutupi kecurangan Pilpres, sekaligus sebagai upaya beri kesan terzalimi agar dapat simpatik rakyat sebagaimana kebiasaan SBY selama ini.
Artinya jika bom tersebut dipolitisir, maka siapapun bisa dituduh dengan motifnya masing-masing, termasuk SBY sekalipun. Karena itu, STOP segala bentuk asumsi, dan serahkan saja kepada pengusutan, penyelidikan, dan penyidikan yang berwenang. Jalankan proses hukum yang tegas dan jelas, serta jujur & adil.
Yang jelas kita semua mengecam keras Bom tersebut siapapun pelakunya. Dan apapun motif dan alasannya. Apalagi dilakukan dibulan Rajab yang merupakan salah satu dari 4 bulan suci yang diharamkan terjadi pertumpahan darah. Pelakunya mesti dicari, ditangkap, diadili dan dihukum yang setimpal.
Bukan saja karena jatuh korban nyawa ataupun luka, serta menebar rasa takut secara meluas di tengah masyarakat, tapi juga karena disaat suhu politik memanas, maka Bom tersebut bisa menjadi pemantik adu domba antar anak bangsa sehingga bisa terjadi perang saudara, dan disaat ekonomi negeri sedang ambruk dengan total utang 1700 triliun rupiah, maka Bom tersebut juga bisa buat negeri collaps, Ayo, STOP TEROR BOM ! Lawan segala Kejahatan Kemanusiaan ! Tegakkan Hukum dan Keadilan !

Jumat, 17 Juli 2009

Tiga Hal Manisnya Iman

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ، أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :“Tiga hal, yg barangsiapa memilikinya ia akan menemukan manisnya Iman, ia menjadikan Allah dan Rasul Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, dan ia tiada mencintai seseorang kecuali karena cintanya pada Allah, dan ia benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan pada api” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhLimpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang telah mengundang sanubari kita untuk hadir dan memberikan kesempatan kepada kita duduk bertamu kepada Allah, bertamu kepada Kasih Sayang Ilahi, bertamu kepada Keridhoan Allah, bertamu kepada Kelembutan Allah, bertamu kepada Cinta Allah, bertamu kepada Cahaya Pengampunan Ilahi, bertamu kepada Sayyidina Muhammad Saw. Allah Swt berfirman “Laa uqsimu bi yaumil qiyamah; wala uqsimu binnafsillawwamah; ayahsabul insaanu allannajma’a i’dhaamah; balaa qaadiriina a’laa annusawwiya banaanah; bal yuriidul insaanu liyafjura amaamahu yas’alu ayyaana yaumul qiyamah” QS. Al Qiyamah : 1-6. Allah berfirman “Aku bersumpah demi hari kiamat” QS. Al Qiyamah : 1. Hari kehancuran seluruh langit dan bumi, hari hancurnya angkasa raya dan disaat itu semua yang hidup akan wafat terkecuali Allah. Tinggallah Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Indah dan Maha Sempurna, Dialah Allah. Aku bersumpah demi hari kiamat, Sang Pencipta kerajaan langit dan bumi bersumpah atas kejadian kehancuran yang demikian dahsyatnya.
“Wala uqsimu binnafsillawwamah” Dan Aku bersumpah demi jiwa manusia yang selalu berubah – ubah; QS. Al Qiyamah : 2. Dari kebaikan menuju kejahatan, dari pahala menjadi dosa, dari kesucian menjadi kehinaan menjadi kesucian dan setiap manusia banyaknya adalah selalu berubah – ubah dalam ketaatan. Sebentar taat kepada Allah, sebentar khianat kepada Allah dan Allah Maha Melihat.
“Ayahsabul insaanu allannajma’a i’dhomah” Apakah manusia mengira Aku tidak bisa mengumpulkan kembali tulang – belulangnya dan menyatukannya kembali; QS. Al Qiyamah : 3. Ketika manusia telah melebur menjadi debu dan tanah, Allah membangun kembali tubuhnya sebagaimana Allah membangun dari sel telur hingga tubuh manusia yang sempurna, Allah kembali membangun manusia.
“Balaa qaadiriina a’laa annusawwiya banaanah” Sungguh Aku mampu mengumpulkan kembali mereka dan membawa mereka kembali dari debu kembali kepada tubuhnya; QS. Al Qiyamah : 4. “Yas alu ayyana yaumul qiyamah” Mereka bertanya, kapan itu hari kiamat?” QS. Al Qiyamah : 6. “Balyuriidul insaanu liyafjura amaamah” Mereka itu menghina Allah dihadapan Allah; QS. Al Qiyamah : 5. Mereka menghina-Ku dihadapan-Ku, kata Allah Swt. Maksudnya, setiap dosa dan kesalahan itu selalu dilihat oleh Allah.”Yuriidul insaanu liyafjura amaamah, Yas’alu ayyaana yaumul qiyaamah” apakah manusia itu ingin menghina-Ku dihadapan-Ku. Dan mereka bertanya, kapan itu hari kiamat? Tanpa mereka berfikir bagaimana jika hari kiamat terjadi? “Faidza bariqal bashar; wakhasafalqamar; wajumi’al syamsu walqamar” maka apabila mata terbelalak (ketakutan); hari disaat mata mata terbelalak dan ketakutan, hari dimana bulan tidak lagi bercahaya; hari dimana matahari dan bulan saling bertabrakan; QS. Al Qiyamah : 7-9. Yang menyala – nyala adalah mata manusia dari ketakutannya melihat kehancuran alam semesta. Dan dihancurkanlah langit dan saling berbenturan antara matahari dan bulan, maka disaat ilulah Allah berfiman “fayaquulul insaanu yaumaidzin ainalmafar” maka bertanyalah manusia yang hidup saat itu, kemana harus mencari perlindungan? QS. Al Qiyamah : 10. Mereka melihat air laut naik ke bumi bersama lava yang ada di perut bumi,maka air laut berubah menjadi air yang panasnya ribuan derajat, naik ke atas bumi dan bintang, meteor berjatuhan, bumi terbelah – belah. “..ainalmafar” mereka terus bertanya kemana harus mencari perlindungan. “Kalla laa wazar” ketahuilah! Tidak ada tempat mencari perlindungan saat itu; QS. Al Qiyamah : 11.
“Ilaa Rabbika yaumaidzinilmustaqar; yunabba’ul insaanu yaumaidzin bimaa qaddama wa akkhar” Maka Allah menjawab saat itu hanya Allah tempat kembali, Allah ingin mengumpulkan seluruh yang hidup kembali kehadiratul Rabb Jalla Wa Alla; QS. Al Qiyamah : 12-13. “Ilaa Rabbika yaumaidzilmustaqar” tempat kembali satu – satunya dan tempat tinggal yang tersedia adalah dihadapan Allah. “Yunabbaul insaanu yaumaidzim bimaaqaddama wa akhkhar” diberitakan kepada manusia itu apa yang pernah ia lakukan dan apa yang akan dia terima kemudian.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,“Balil insaanu a’laa nafsihi bashirah; walaw alqaama’aadziirah” Manusia saat itu melihat apa – apa dari dosanya yang terdahulu yang tidak pernah ia lihat; walaupun ia mengajukan alas an alasannya dan kilahnya ia tak bisa berkilah. QS. Al Qiyamah : 14-15. Karena dosa tidak pernah terlihat namun disaat itu dosa diperlihatkan, betapa buruknya, betapa memalukan dan betapa busuk dan hinanya dosa – dosanya dan ia melihat betapa indahnya amal ibadahnya, pahalanya dan segala ketaatannya kepada Allah dan ia melihat bagaimana para pendosa sampai ke neraka dan bagaimana yang taat sampai ke surga. Memandang keadaan dirinya bahwa ia telah berbuat ini dan itu dan akan menerima ini dan itu. “Walaw alqaa ma’aadziirah” Apapun yang ia perbuat, walau ia mengajukan udzur – udzur (alasan – alasan), Allah Maha Melihat dan menjadkan saksi Dzatnya dan permukaan bumi bersaksi atas apa yang diperbuat dari kebaikan dan keburukannya. Ketika ayat – ayat ini turun, Sang Nabi saw bergetar dalam membacanya. Maka Allah meneruskan firmannya “laa tuharrik bihi lisanaka lita’jala bihi; inna a’lainaa jam’ah wa qur’anah; faidza qura’nah fattabi’ qur’anah; tsumma inna a’laina bayaanah” QS. Al Qiyamah : 16-19. Jangan kau percepat, jangan kau gemetar membaca ayat ini, wahai Sang Nabi saw dan jangan terburu – buru membacanya, Kami yang akan menjaga ayat – ayat mulia ini, jika telah kami lantunkan maka ikutilah bacaannya untuk sampai kepada ummatmu untuk menuntun mereka kepada keluhuran.
“Kalla bal tuhibbuunal ’aajilah; watadzaruunal akhirah” Sungguh wahai seluruh manusia, kebanyakan dari kalian ini menyenangi kehidupan yang sementara (dunia) dan kalian meninggalkan kehidupan akhirat yang abadi; QS. Al Qiyamah : 20-21. Hadirin, kalimat – kalimat ini bukanlah kekejaman Ilahi tapi ajaran dari Rabbul Alamin Yang Maha Indah agar kita tidak tertipu dalam kehidupan yang sementara dan melupakan kehidupan yang abadi. Ada apa di akhirat itu wahai Rabb? “Wujuuhun yaumaidzin naadhirah; ilaa Rabbihaa naadhirah” QS. Al Qiyamah : 22-23. Wajah – wajah yang terang – benderang dengan cahaya. Bukan matahari dan bulan, bintang tapi wajah – wajah hamba – hamba Allah. Mereka bukan lagi terlihat di dunia cahayanya tetapi wajah – wajah itu memandang Allah. Wajah – wajah itu bercahaya dengan cahaya yang terindah. “ilaa Rabbiha nadhirah” memandang keindahan Allah Swt; QS. Al Qiyamah : 23. Semoga aku dan kalian dikelompok wajah yang bercahaya.
“Wa wujuuhun yaumaidzin baashirah” dan Wajah – wajah yang kelam dan susah; QS. Al Qiyamah : 24 . “Tadhunnu an yuf’ala bihaa faaqirah” Ia akan mendapatkan kefakiran yang abadi karena ia tahu akan diberi kesusahan yang kekal; QS. Al Qiyamah : 25. “Kalla idza balaghatittarafiya; waqiilaman raaaq” Ingatlah!, kata Allah. Ketika sudah sampai di tenggorokan nafasmu; dan siapa yang saat itu akan menolongnya? QS. Al Qiyamah : 26-27. “Fadhonna annahulfiraq” manusia tidak bisa menolongnya; QS. Al Qiyamah : 28. Kalau ia kehabisan nafas, diberi oksigen ia wafat juga, kalau ia kurang makan diberi makan ia wafat juga, kalau ia diberi minuman ia wafat juga,kalau ia diberi pacu jantung ia wafat juga. “Waqiila man raaq; fadhonna annahul firaq”. Saat itu ia sudah tahu dengan pasti bahwa ia akan berpisah, berpisah dengan alam jasad, berpisah dengan keluarga dan teman, berpisah dengan harta dan jabatan, berpisah dengan semua yang ia lihat dan yang ia dengar.
“Waltaffatissaaqu bissaaq; ilaa Rabbika yaumaidzinilmasaq” QS. Al Qiyamah : 29-30. Maka setiap manusia bersatu, kaki mereka saling berdempetan satu sama lain. Maksudnya dari padatnya padang mahsyar menuju kehadirat Allah Swt menghadap. Maka disaat itulah Allah Swt berfirman “Falaa shadaq walaa shallaa” merugilah orang – orang yang menjauh dari shadaqah dan jauh dari perbuatan shalat, jauh dari doa dan ibadah. “Awlaa laka fa awlaa; tsumma awlaa laka fa awlaa” kerugian baginya, kerugian baginya dan kerugian baginya dan kerugian baginya; QS. Al Qiyamah : 34-35. “Walaakinkadzdzaba watawallaa” ia lantas mendustakan agama ini dan berpaling dari segala ketaatan; QS. Al Qiyamah : 31-32. “Tsumma dzahaba ilaa ahlihi yatamaththaa” ia hanya melewati kehidupan dunia ini tanpa perduli Sang Pemiliknya dan ia bersenang – senang dan bertenang – tenang dengan keluarga dan semua kehidupan dunia ini tanpa perduli kenikmatan Allah dan panggilan Kasih Sayang Illahi; QS. Al Qiyamah : 33. Maka merugilah ia, merugilah ia, merugilah ia.
“Ayahsabul insaanu ayutrakasudan” Apakah manusia mengira bahwa Allah akan meninggalkannya begitu saja? QS. Al Qiyamah : 36. Allah Swt menyampaikan ayat ini menjadi penggembira bagi orang yang beriman dan teguran bagi orang yang tidak beriman. Apakah mereka menyangka akan dibiarkan begitu saja? Maksudnya, apakah setiap kali sujud tidak dihargai oleh Allah? Apakah mereka menyangka setiap doa dan dzikir itu tidak dihargai oleh Allah? Dibiarkan begitu saja atau orang – orang yang tidak beriman mengira kekufuran mereka akan dibiarkan begitu saja setelah mereka berbuat kemunkaran di muka bumi? “Alam yakunuthfatammaniyin yumnaa; tsumma kaana a’lafatan fakhalaqa fasawwaa” bukankah Allah yang menciptanya daripada air mani; lalu Allah menjadikannya gumpalan darah, lalu gumpalan daging kemudian mencipta kehidupan jasadnya; QS. Al Qiyamah : 37-38. “Faja’ala minhulzaujaiinil dzakara wal untsa; alaisa dzalika biqaadirin a’laa ayuhyiyalmautaa” Dan Allah menjadikannya berpasang – pasangan dan berketurunan dan apakah dengan itu masih juga mereka belum mempercayai bahwa Allah bisa menghidupkan yang telah wafat? QS. Al Qiyamah : 39-40.
Jiwa yang mati pun dihidupkan oleh Allah daripada kemunkaran, kegelapan, kehinaan, kekufuran menuju kepada keindahan, kesucian, kekhusyu’an, pengampunan dan Cahaya Allah. Semoga Allah menghidupkan kita dengan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sampilah kita kepada hadits mulia ini, “tsalatsun man kunna fihi wajada halawatal iman” 3 hal yang apabila ada pada seseorang maka ia akan menemukan manisnya iman. Maksudnya apa? Betapa manisnya iman akan ia rasakan apabila ia mempunyai 3 sifat ini, sifat yang sangat luhur dari sifat – sifat orang yang dicintai Allah. “An yakunnallah wa Rasuluhu ahabb ilaihi mimmaa siwaahuma ” bagaimana? Ia jadikan Allah dan Rasulnya (Sayyidina Muhammad Saw) lebih ia cintai dari semua yang selain keduanya. Ia lebih mencintai Allah dan Rasul dari semua yang lainnya. Ini yang pertama, berat sekali tentunya bagi kita. Kita akan jelaskan selanjutnya. “Wa an yuhibbal mar’a la yuhibbuhu illa Lillah” dan apabila ia mencintai seseorang itu tidak ia cintai terkecuali karena Allah.
Apa maksudnya ini? Maksudnya adalah ketika ia mempunyai teman atau saudara atau kerabat atau siapapun yang menjalankan kemunkaran dan dosa maka kuranglah penghargaannya kepada orang itu, jatuh harga diri orang itu di hadapannya ketika orang itu banyak berbuat dosa namun bukan membencinya. Membenci orang yang berbuat dosa tidak dilakukan oleh Sang Nabi saw, beliau mendoakan para pendosa tapi harga diri orang itu jatuh dihadapannya karena orang itu berbuat dosa. Hingga ia tidak memuliakan seseorang yang ia cintai dan ia hargai semata – mata hanya karena Allah Swt. Ia tidakmau masuk kedalam kekufuran seperti ia tidak mau masuk ke dalam api. Kekufuran disini maksudnya keluar dari Islam.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari menjelaskan bahwa makna hadits ini merupakan 1 hadits yang menyifatkan derajat hadits yang paling sempurna dari semua mukminin. Ketika seseorang mendengar hadits ini, layaknya ia berjuang untuk mencapai kemuliaan hadits ini. Dan Imam Ibn Hajar menjelaskan, mereka yang berusaha mencapainya maka mereka telah mendapatkan pahalanya walau belum mencapainya. Ia berusaha ingin mencintai Allah dan Rasul lebih dari segala – galanya.
Hadirin – hadirat, jika kita mengetahui hakikat Kasih Sayang Ilahi kepada kita, kita tidak akan mencintai Allah dan mencintai yang lain melebihi Allah dan Rasul-Nya. Karena cinta mereka kepada kita lebih daripada segala yang lainnya. Allah Swt mencintai kita, kalau tidak kita tidak akan bisa mengucapkan Nama-Nya, kalau tidak kita tidak akan bisa sujud pada-Nya. Hadirin – hadirat, “Innallah binnaas raufurrahiim” Sungguh Allah pada manusia itu berlemah lembut (QS Al Hajj 65). Allah Swt melihat Fir’aun yang sudah mengakui dirinya sebagai Tuhan Yang Maha Benar dan berkata “Ana Rabbukumul a’la” akulah Tuhan kalian Yang Maha Tinggi. Allah masih mengutus Nabi Musa alaihi salam dan pergilah kepadanya. Datang kepadanya dengan ucapan lembut dan sopan barangkali ia mau bertaubat, tapi menolak menolak menolak dan menolak. Maka Allah Swt menjatuhkan azabnya.
Hadirin – hadirat, kita lihat iblis makhluk yang paling dibenci Allah. Ketika ia berdoa kepada Allah "Rabbiy andhirniy ila yaumiyub’atsuun” wahai Allah tunda siksaku sampai hari kebangkitan, Allah menjawabnya “fainnaka minal mundharin” engkau ditunda siksanya, wahai iblis. Sayangnya iblis tidak bertaubat karena sombongnya. Kalau ia bertaubat niscaya Allah menerima taubatnya, namun ia tidak mau bertaubat karena sombongnya dan Allah menunjukkan Kasih Sayangnya kepada kita. Ayat ini 3X diulang didalam Al qur’an, kejadian iblis yang ditunda siksanya dan dijawab doanya oleh Allah.
Bagaimana dengan kita yang berdoa dan masih belum diijabah oleh Allah? Atau mungkin Allah ijabah dengan kebalikan apa yang kita minta. Sungguh Allah Maha Mengetahui dan Memberi kita lebih dari yang kita minta. Kalau kita minta kepada Allah dan dikabulkan namun bukan hanya dikabulkan oleh Allah tapi ditambahkan padahal dan Rahmat-Nya. Kalau tidak dikabulkan berarti Allah berikan yang lebih indah.
Seperti doa ibundanya Sayyidatuna Maryam yaitu istrinya Imran yang minta kepada Allah agar diberi bayi seorang lelaki yang ksatria, Allah tidak kabulkan. Allah beri ia bayi wanita, maka ia berkata “aku melahirkan bayi wanita padahal aku minta bayi pria”. Ketika ia sedang hamil ia berdoa “Rabbiy inniy nadzartu laka maa fi bathniy muharraran fataqabbal minniy” wahai Tuhanku, aku minta yang didalam rahimku ini seorang ksatria dan kabulkanlah doaku ini.(QS Ali Imran 35) Namun Allah munculkan bayi wanita yang lahir, kenapa? Karena Allah ingin memberi yang lebih dari doanya. Muncullah seorang bayi wanita dan ia berkata “wahai Allah kenapa ini aku melahirkan bayi wanita? Dan Allah Maha Tahu pria tidak bisa disamakan dengan wanita”. Maksuudnya yang kuharapkan adalah seorang ksatria, mustahil seorang wanita menjadi ksatria. Namun ternyata putrinya itu menjadi Ibunya Nabiyullah Isa alaihi salam. Allah tidak berikan kepadanya doanya, tapi Allah jadikan 2X lipat lebih besar dari doanya. Dapat putri yang shalihah, Sayyidatuna Maryam salah satu wanita termulia di muka bumi yang melahirkan putranya Nabiyullah Isa alaihi salam. Diberi lebih dari yang ia minta.
Hadirin – hadirat, banyak lagi perumpamaan ketika orang berdoa diberi sebaliknya justru itu menyimpan hikmah yang lebih besar. Dan Imam Ibn Hajar menjelaskan kepada kita, mereka yang berusaha mencapai ini, ia sudah termasuk mendapatkan pahalanya. Sebutir niat dalam hati kita ingin mencintai yang paling mencintai kita yaitu didunia dan akhirat yaitu Allah dan Nabi kita Muhammad Saw. Kalau sudah ia mencintai Allah dan Rasul, maka ia dicintai Allah dan Rasul itu pasti. Karena Rasul saw bersabda memfirmankan firman Allah didalam hadits qudsiy riwayat Shahih Bukhari “man ahabba liqa’i ahbabtu liqa’ah” barangsiapa yang rindu jumpa denganku, Aku rindu jumpa dengannya. Maka jika kerinduan muncul pada diri kita maka kerinduan sudah muncul pada Dzatnya Allah kepada kita.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Dan Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani menjelaskan bahwa hadits ini dipakai untuk tahalli yaitu untuk mencapai kelezatan, keindahan, dan kemanisan mencintai Allah dan Rasul-Nya. Semakin ia naik derajatnya, semakin ia mendapatkan manisnya iman. Semoga kita tidak wafat kecuali mencapai puncak kesempurnaan iman. Hadirin – hadirat, semoga akhir nafas kita kelak berakhir dengan kesempurnaan iman. Dan kita tidak mencintai melebihi sesuatu daripada Allah dan Rasul-Nya dan kita tidak mencintai seseorang kecuali karena cintainya kepada Allah dan kita benci kembali kepada kekufuran sebagaimana kita tidak mau dilemparkan ke dalam api. Rabbiy pastikan sifat – sifat itu menaungi hari – hari kami khususnya diakhir nafas kami kelak. Allah Swt berfirman didalam hadits qudsiy riwayat Shahih BUkhari bahwa kelak di hari kiamat ketika orang – orang penduduk surga telah sampai di surga maka Allah Swt berfirman menjelaskan kejadian itu “Aku siapkan untuk hamba – hambaKu yang shalih apa – apa yang belum pernah dilihat mata, apa – apa yang belum didengar telinga, belum pernah terlintas dalam sanubari mereka”. Keindahan yang belum pernah mereka lihat. Untuk siapa? Untuk hamba- hambaNya yang shalih. Bagaimana aku dan kalian? bagaimana dengan kita? Tentunya kita masih punya harapan, karena orang yang berusaha mencapai derajat orang – orang shalih, ia sudah mendapatkan pahalanya. Semakin ia berusaha, semakin ia mendapatkan pahala shalihin yang lebih besar. Dan jangan lupa “seseorang bersama dengan orang yang dicintainya”. Beruntunglah para pecinta Sayyidina Muhammad Saw.
Allah Swt, ketika semua manusia sudah masuk kedalam surga-Nya, maka Allah berkata “maukah kalian Ku-beri yang lebih indah dari ini?” sambutan hangat dari Maharaja Alam Semesta. Maka Allah berkata “Aku halalkan untuk kalian Kasih Sayang-Ku dan Ridho-Ku dan Aku tidak akan murka pada kalian selama – lamanya. Keridhoan dan Kasih Sayang dan Cinta Allah itu melebihi kenikmatan surga harganya. Maka itulah yang selalu diminta oleh Sang Nabi saw “Allahumma innanas aluka ridhakal wal jannah, wa na’udzubika min sakhatika wannaar”.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Jiwa yang paling suci dan selalu menginginkan keselamatan bagi umat ini, Sayyidina Muhammad Saw. Beliau bersabda diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa seorang Nabi, kata beliau. Ketika sedang diperangi oleh umatnya, oleh kaumnya sampai terluka wajahnya maka berdarah – darah wajahnya, Nabi itu berkata “Allahumma firli kaumihi fainnahu la ya’lamun”. Al Imam Ibn Hajar menukil riwayat lainnya bahwa hadits itu Nabi menceritakan seorang Nabi, padahal yang dimaksud adalah dirinya sendiri. Karena tidak terjadi didalam sejarah, ada perbuatan Nabi seperti itu kepada kaunya terkecuali Sayyidina Muhammad Saw. Kejadian ini terjadi di perang uhud. Ketika darah mengalir dari wajahnya. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidatuna Fatimahtuzzahra radiyallahu anha dan Sayyidina Ali karamallahu wajhah wa radiyallahu anh mengusap dan berusaha menghentikan darah dari wajahnya beliau saw. Dan Imam Ibn Hajar menukil salah satu riwayat lainnya, saat darah itu mengalir, Sang Nabi saw berusaha menahan dengan lidahnya, tangannya agar jangan sampai jatuh ke tanah. Maka para sahabatyang mengelilinginya bertanya “wahai Rasul biarkan saja darah itu turun, jangan ditadahi, yang penting lukanya dulu supaya berhenti darahnya”. Rasul berkata “demi Allah,kalau sampai ada setetes darah dari wajahku terkena bumi, Allah akan menumpahkan bala kepada kaum yang memerangiku. Allah murka kalau ada setetes darahku sampai jatuh ke bumi, Allah akan celakakan mereka seraya berdoa “Allahumma firli kaumihi fainnahu la ya’lamun”. Inilah budi pekerti terindah dari manusia terindah Sayyidina Muhammad saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Disaat – saat itulah terlihat dihari kiamat nanti, bagaimana indahnya derajat para shalihin, para pecinta Nabi Muhammad Saw. Majelis Rasulullah Saw didirikan dengan semangat dan cita – cita agar menjadi bahan penggembira Sayyidina Muhammad Saw dan bahan pembuka keridhoan Allah dan Rasul-Nya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Beruntunglah orang – orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya saat itu. Mereka dalam kemuliaan yang sangat tinggi. Diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah, Sayyidatuna Fatimatuzzahra radiyallahu anha, di hari kiamat manusia diperintahkan melintas di jembatan ashshirat. Lewatlah jembatan shirat, saat manusia saling mundur untuk melintasi jembatan itu. Maka terdengarlah satu seruan dari malaikatul muqarrabin “ya ahlul jannah, Ghuddhuu absharakum, wa nakkisuu ru’uusakum, Fatimah binti Muhammad tamurru alassshiraat” wahai semua yang di padang mahsyar, tundukkan kepada kalian dan tundukkan pandangan kalian, beri penghormatan kepada Fatimah putri Muhammad yang akan melintas di jembatan shirat. Semua kepala tertunduk untuk menghormati putri Sayyidina Muhammad Saw. Ketika beliau saw di hari – hari akhirnya, (riwayat shahih Bukhari) beliau saw memanggil putrinya Sayyidatuna Fatimatuzzahra, “wahai Fatimah aku mohon pamit, aku akan meninggalkanmu”. Maka menangislah Sayyidatuna Fatimatuzzahra radiyallahu anha dan berkata Rasul saw “kau adalah orang yang pertama kali menyusulku nanti wahai Fatimah”, maka Sayyidatuna Fatimatuzzahra terdiam, lalu Rasul saw berkata “apakah kau tidak ridha dan senang, kau menjadi pemimpin wanita yang paling mulia di dalam surga-Nya Allah”. Sayyidatuna Fatimatuzzahra tersenyum gembira. Para muhadditsin berkata bahwa Sayyidatuna Fatimatuzzahra bukan gembira menjadi wanita termulia di surga, tapi yang membuat ia tersenyum adalah derajatnya yangia capai sebagai wanita termulia di surga itu menggembirakan hati Sang Nabi saw. Maka ia tersenyum karena bisa membuat bangga Sang Nabi saw.
Hadirin – hadirat, kita bermunajat kepada Allah Swt semoga Allah menyinari hari – hari kita, menerangi hari – hari kita dengan Cahaya Keridhoan-Nya, dengan Cahaya Kebahagiaan-Nya, dengan Cahaya Kemakmuran-Nya dunia dan akhirat, lahir dan bathin kita. Rabbiy Rabbiy kami menginginkan derajat – derajat tertinggi di dunia dan akhirat dalam keridhoan. Dan kami risau akan datangnya musibah di dunia, barzah dan yaumil qiyamah maka bebaskan kami dari segala kesulitan, musibah di dunia, barzah, dan yaumil qiyamah. Rabbiy Rabbiy kami menghendaki dan mendambakan kenikmatan di dunia, kenikmatan di barzah, kenikmatan di akhirat. KAU-lah Sang Pemberi kenikmatan maka berilah kami kenikmatan di dunia, di barzah dan di yaumil qiyamah. Rabbiy Rabbiy inilah doa, inilah munajat, jawablah segala harapan kami dan munajat kami.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Kita teruskan acara kita dengan doa bersama mendoakan seluruh muslimin – muslimat, sebagaimana sabda Rasul saw riwayat Shahih Muslim “barangsiapa yang berdoa untuk saudara muslimnya, malaikat berkata “amin walaka mitsluh” maka barangsiapa yang mendoakan seluruh muslimin, maka ia mendapatkan kemuliaan dari doa jumlah semua muslimin yang di muka bumi. Mari kita berdoa bersama dan juga dalam doa ini kita berdoa agar diberikan pemimpin yang baik bagi kita, pemimpin yang menindas kedhaliman, pemimpin yang mencintai para shalihin, pemimpin yang membela kelemahan, pemimpin yang membawa kedamaian bagi negeri kita. Hadirin – hadirat, saya mohon pamit karena malam ini saya langsung menuju bandara untuk menghadap Guru Mulia Al Musnid AL Hafidz Al Habib Umar bin Hafidz. Panggilan beliau, saya belum tahu apa maksud panggilan beliau. Beliau minta berangkat secepatnya dan malam ini pesawat ke Emirat berangkat pk. 00.30. Saya langsung ke bandara dan saya mohon tidak ada yang bersalaman malam ini karena jangan sampai terhambat karena waktu sudah sangat mendesak. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, insya Allah akan saya sampaikan salam rindukita kepada Guru Mulia kita dan mohon doa kepada beliau untuk bangsa kita semoga dilimpahi kedamaian dan kesejahteraan. Demikian hadirin, insya Allah beberapa hari saya sudah datang kembali. Demikian doa penutup oleh Al Habib Musthofa. Tafadhol masykura.
Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Friday, 17 July 2009