Kamis, 24 Februari 2011

LEMBARAN DARI SEJARAH WANITA HADRAMAUT

Hadramaut, sejak sebelum datangnya islam telah dikenal dalam sejarah peradapan jazirah Arab, dari sanalah tokoh-tokoh terkenal baik sebelum datangnya islam atau pasca tersebarnya agama ini, seperti penyair jahiliyah Imriil Qais, sejarawan Ibnu Choldun dan beberapa tokoh lainya.
Pada adab ke empat hijri salah satu keturunan Rasulullah SAW hijrah dari Basrah menuju daerah pegunungan yang tandus itu, dialah al-Imam Ahmad Bin Isa yang lebih dikenal dengan al-Muhajir.
Kedatangannya ke Hadramaut membawa perubahan besar dalam sejarah Hadramaut dan bahkan dalam sejarah islam, darinyalah muncul tokoh-tokoh dan pembaharu dalam sejarah keilmuan dan da’wah islam. Keturunan dan murid-muridnya tersebut diberbagai penjuru dunia, dengan membawa lentera ilahiyah dan cahaya nubuwah. Mereka ibarat cahaya dalam kegelapan dan hujan dalam kekeringan, seperti yang di ucapkan seorang penyair.
تحيا بهم كل ارض ينزلون بها كأنهم لبقاع الارض امطار

“Setiab bumi yang mereka pijak menjadi hidub, mereka bak hujan bagi bumi”.
Begitulah keturunan al-Muhajir di Hadramaut, muncullah para cendikiawan, juru da’wah, auliya’ dan shalihin, disana ada al-Fagih Mugaddam, Habib Abdurrahman Asseggaf, Umar Muhdar, Syekh Abu Bakar Bin Salim, Imam Haddad, Habib Ali al-Habsyi dan lain-lain. Dari abad ke abad muncul para ulama’ dan wali, sehingga di abad ke delapan hijri seorang ulama’ hijaz terkenal Syekh Abdulllah Bin Asad al-Yafii’ menyuruh anaknya Abdurrahman untuk mengunjungi Hadramaut guna melihat keadaan penduduknya. Setelah dia kembali sang ayah bertanya; “Bagaimana keadaan orang-orang Hadramaut?” dia segera menjawab dengan tembang-tembang syair.
مررت بوادى حضرموت مسلما فالفيته بالبشرمبتسما رحبا
والفيت فيه من جهابدة العلا اكابر لا يلقون شرقا ولا غربا
“Aku lewat dilembah Hadramaut seraya mengucap salam, ia menyambutku dengan senyum dan wajah berseri-seri
dan kutemukan disana dari tokoh kemulyaan para tokoh yang tidak akan didapatkan dibarat maupun di timur”.
Begitulah Hadramaut dari masa ke masa, selalu dihuni oleh orang-orang shalih dan alim. Para penduduk Hadramaut tidak hanya berda’wah dan menyebarkan ilmu didaerahnya. Namun mereka juga melakukan perjalanan yang jauh menyeberangi samudra dan memasuki hutan belantara diberbagai penjuru dunia. Kita yang di Indonesia bisa merasakan manisnya iman merupakan salah satu dari buah pengembaraan mereka. Dari tangan mereka islam tersebar di Benua Afrika dan Asia Tenggara. Sejarah mencatat bahwa sepertiga dari da’wah islamiah dilakukan oleh orang-orang Hadramaut.
Begitulah keberhasilan dan kesuksesan orang-orang Hadramaut dari masa kemasa. Keberhasilan para ulama’ dan para da’i itu tidak lepas dari keberhasilan para wanita disekitar mereka. Baik ibu yang mendidik mereka, istri yang mendampinginya, saudara perempuan yang mendorongnya atau bibi yang membimbingnya.
Keberhasilan wanita Hadramaut ini tidak diraih dengan berthawaf di pusat-pusat perbelanjaan, tidak pula dengan berjam-jam didepan TV dan sinetronnya atau dengan duduk ngerumpi setelah ashar atau antara magrib dan isya’, namun keberhasilan mereka diraih dengan deraian air mata didepan Tuhannnya, kesuksesan yang mereka capai penuh dengan pengurbanan, menyambung siang dan malam dalam mencari hidayah dan menuntut ilmu. Pengabdian dan perjuangan menjadi syiar dalam kehidupan mereka, jiwa mereka adalah jiwa Fatimah dan ruh mereka adalah ruh pengurbanan Khadijah biti Khuwalid, wajah dan akhlak mereka dihiasi oleh sifat iffah dan rasa malu. Maka tidak heran apabila lahir dari mereka pemuda-pemuda yang tidak akan dilupakan sejarah, baik didunia maupun diakhirat. Berikut ini adalah secuil dari lembaran-lembaran sejarah mereka yang ditulis dengan tinta emas.
WANITA ZUHUD LAMBANG PECINTA ILAHI.
Dalam sejarah islam, dunia tasawuf mengenal seorang tokoh wanita yang namanya senantiasa terdengar disepanjang masa, dialah Rabiah al-Adawiah, seorang wanita yang merasakan manisnya cinta sejati pada sang pencipta. Wanita semacam ini banyak ditemukan ditengah perkampungan gurun sahara Hadramaut, meski namanya tidak sempat dibidik oleh publik sebagaimana Rabiah al-Adawiah, namun jiwa dan hatinya tidak ada beda dengan Rabiah.
Disini kita temukan seorang gadis lugu Hadramaut yang mempunyai jiwa melebihi seribu jiwa kaum lelaki, dia adalah Sholihah binti Shaleh bin Nugieh, gadis ini dilahirkan di kota Huraidhah, yaitu suatu kota yang terkenal dengan ilmu dan para wali, dikota inilah Habib Umar bin Abdurahman al-Attas berda’wah dan wafat. Gadis lugu ini tumbuh dikota tersebut dengan bimbingan orang tua yang soleh dan didukung oleh lingkungan yang mencintai para ulama dan Aulia`. Ayahnya Syekh Soleh adalah orang yang sangat giat dalam menghadiri majlis ilmu dan Dzikir, dia mempunyai hubungan erat dengan Habib Abubakar bin Abdullah al Attas, setiap ilmu dan pengalaman yang dihasilkan dari guru-gurunya juga diajarkan pada keluarganya, dan gadis lugu ini tentu sering mendengar petuah-petuah ayahnya.
Suatu saat Syekh Sholeh ingin mengetes keberhasilan tarbiahnya pada anak gadisnya yang sudah mulai menginjak dewasa. Dia berkata pada putrinya tersebut “ hai anakku apakah engkau akan bahagia seandainya ada orang yang memberimu satu peti yang penuh dengan perhiasan dari emas?” dengan cerdas putri itu menjawab “ bukankah semua itu hanya menyakiti hati?” mendengar jawaban cerdas putrinya itu Syekh sholeh puas dan melanjutkan pertanyaanya, “bagaimana seandainya engkau melihat Allah?” Mendengar kata-kata itu gadis itu jatuh dan menangis selama tiga hari tiga malam. Cinta ilahi telah menyelimuti sanubarinya dan kerinduan pada sang pencipta memenuhi jiwa raganya.
Ketika Syekh Soleh bertemu dengan Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, dengan bangga dia berkata pada Habib Ali, wahai Habib Ali..anakku termasuk wanita yang sholihah. Kemudian habib Ali bertanya, dari mana engkau tahu bahwa putrimu termasuk wanita Sholihah? Selanjutnya dia menceritakan apa yang dialami oleh putrinya itu, kemudian dia bertanya lagi, apakah putriku termasuk wanita Sholihah? Habib Ali menjawab, sangat solihah. Mendengar jawaban Habib Ali, dia sangat senang disaat seperti itu, tiba-tiba Habib Salim bin Abubakar al-Attas yang hadir waktu itu berkata pada Habib Ali, hai Habib Ali, aku pernah mendengar Syekh ini berdzikir bersama putrinya seakan-akan dihadiri seratus orang.
Begitulah bukti cinta Rabiah al-Adawiah Hadramaut ini, cinta pada Ilahi telah mengalahkan segala-galanya, lisan halnya berkata seraya menasehati para wanita budak materi disepanjang masa.
علق فؤادك بالحبيب موحدا واغمض عيونك معرضا عن غيره
Gantungkanlah hatimu sepenauhnya pada sang kekasih, dan pejamkanlah matamu serta berpalinglah dari selain dia.
Sholihah binti Shaleh bin Nuqieh telah membuktikan pada dunia bahwa hakikat cinta adalah cinta pada Allah dan Rasulnya, hati dan jiwanya selalu berkata pada setiap gadis muslimah yang tenggelam dalam cinta dusta dan yang menangisi kekasih fatamorgana
سهر العيون لغير وجهك ضائع وبكائهن لغير فقدك باطل
Rela tidak memejamkan mata dimalam hari bukan untuk melihat wajahmu hanyalah membuang-buang waktu, dan tangisan mereka (para wanita) karena kehilangan selain engkau adalah tangisan dusta.
Gadis lugu itu kini telah tiada, namun cintanya senantiasa dikenang oleh ribuan malaikat dan ruh kaum solihin, jiwanya senantiasa hidup disepanjang masa bersama semerbak harumnya cinta sejati. Itulah potret pecinta sejatiwanita Hadramaut sebagaimana yang diceritakan sendiri oleh Habib Ali (Kunuz saadah al-Abadiah Hal 463-464)

KETIKA KURASAKAN KERINDUAN


By; hamid qadri*
Sayub bunyi rebana menggema menembus gelapnya malam. Malam yang dingin itu membuat manusia terlelap dalam mimpi-mimpi indah di bawah hangatnya selimut. Tapi suara rebana itu seakan semakin kencang. Rebana apakah ini? kenapa aku sulit memejamkan mata gara-gara rebana itu? oh coba ku lihat di luar, apa yang terjadi? Meski udara sangat dingin, aku melangkah keluar dengan jaket tebal untuk menolak hawa dingin, ya Allah...tak ada suara apapun di sini, lantas bunyi tadi dari mana? Aku hanya melihat bangunan besar yang tiap hari ku lihat. Tapi kenapa malam itu hatiku terdorong untuk melihat bangunan itu, ku lihat beberapa orang berdiri tegap bak sebatang pohon yang kokoh, ada pula orang yang duduk, ada yang sujud dengan khusyu’dan ada yang bersila dengan mushaf ditangan.Meski udara sangat dingin tapi wajah-wajah itu sangat segar dan berseri-seri, ingin rasanya kupeluk dan kucium wajah-wajah suci itu, tapi aku kwatir mengganggu ketenangan mereka, mereka tampak asyik dengan munajat dan do’a-do’a yang mereka panjatkan.
Jarum jam menunjukkan pukul 02.00 aku coba melangkah lebih jauh kedalam bangunan itu, setiap kulangkahkan kakiku, terasa desiran aneh yang berdesir dalam jiwaku, batinku semakin tenang, tentram dan syahdu, ya Allah ..ada apa ini? Kuraba wajahku, ternyata pipiku penuh dengan air mata yang sejak tadi mengalir dengan derasnya.
Didepan mihrab aku duduk bersimpuh menghadap Qiblat. Kedamaian memenuhi sanubariku, suasana Syahdu memenuhi jiwaku, ruhku terbang menuju alam kesucian dan hatiku sejuk dalam kedamaian hakiki seakan setetes embun pagi menyiram jiwaku, malam itu adalah malam jumat, yang biasanya di musalla Ahlul Kisa` di bacakan maulid Diya’ullami’ yang dipimpin oleh seorang yang berwajah syahdu dan berhati mulia, namun sore itu sosok suci itu tidak terlihat didepan mihrab, bukankah tiap sore dia memimpin dan memnyirami jiwa-jiwa yang gersang akan siraman lembut tarbiyahnya? Hatiku semakin goncang, tetesan air mata semakin deras, batinku menjerit, kemana kekesihku? Kemana wajah yang bercahaya itu? Aku merindukanya, aku ingin memeluknya, ku ingin menggenggam jari-jemari sucinya, aku rindu suaranya, aku ingin melihat akhlaknya dan ingin menyaksikan kesucian dan ketulusan jiwanya yang mampu menerangi kegelapan.
Lama kuletakan dahiku kelantai dengan deraian air matayang bercucuran, menahan kerinduan yang membara, tiap terlintas wajahnya yang suci batinku pedih bak teriris sembilu, kokok ayam di pagi hari, alunan melodi yang menggaun syahdu tak mampu mengobati kerinduanku. Itulah perasaanku dan perasaan pelajar dar musthafa di bulan dzul hijjah tanpa kehadirannya, tiap tempat yang ku tempati mengingatkanku padanya, tiap jalan yang ku lalui terlintas dalam benakku saat dia berjalan dijalan itu, tiap benda, tiap orang yang kulihat membuatku memanggil namanya.
Kalau itu adalah perasaanku padanya, yang hanya ditinggal sementara, bagamaina perasaan sahabat rasulullah ketika baginda Nabi menghadap Sang Pencipta? Sayyidina Umar kehilangan emosinya dan berkata ” barang siapa yang mengatakan Muhammad wafat kan ku penggal batang lehernya ”. Sayyidah Fatimah tidak pernah tersenyum sejak itu sampai menjelang ajalnya.
Disitu juga ada Bilal bin Rabah si budak hitam namun berhati mulya nan suci. Ketika Rasulullah wafat dia tidak kuasa tinggal di kota Madinah, kerena tiap sesuatu yang dijumpainya mengingatkanya pada Rasulullah SAW, bila dia di Masjid terbayangkan padanya saat-saat Rasulullah shalat dimasjid itu, bila dia melintas disuatu jalan terlintas dalam benaknya masa-masa Rasulullah berjalan di jalan itu, benda yang dilihatnya, orang yang dijumpainya mengingatkan pada sang kekasih Rasulullah SAW. Siang dan malam hanya wajah Rasulullah SAW yang terlintas dalam bayanganya. Hingga akhirnya dia hijrah dari kota Madinah menuju kenegara Syam (Syiria).
Setelah satu tahun Bilal tinggal di Syam dia bermimpi bertemu Rasulullah dan berkata padanya “ Hai bilal..kenapa engkau tidak mengunjungiku? Apakah kau sudah lupa padaku? “ Bilal terbangun dengan air mata berderai. Keesokan harinya dia segera bergegas menuju Madinah, sesampainya diMadinah, Bilal sesenggukan didepan pusara baginda Nabi kekasihnya, hatinya dipenuhi perasaan sedih karena kerinduan.
Setelah itu dia bertemu dengan para sahabat Nabi, para sahabat memintanya melantunkan Azan seperti masa-masa Rasulullah SAW, dengan halus Bilal menolak permintaan para sahabat tersebut, Dia berkata “ aku hanya azan untuk Rasulullah SAW “ itulah ucapan bilal meski yang memintanya adalah para pembesar sahabat seperti Sayyidina Abubakar dan Sayyidina Umar.
Ketika Bilal berada dimasjid, tiba-tiba muncul dua orang pemuda dari pintu masjid, ingatan Bilal segera kembali ke masa-masa indah bersama Rasulullah SAW, dia teringat ketika Rasulullah SAW muncul dari pintu masjid dengan menggandeng dua orang pemuda itu, keduanya adalah al-Hasan dan al-Husain. Bilal segera memeluk keduanya dengan air mata berderai. Dan dua orang pemuda itu meminta Bilal untuk azan “ Hai Bilal...azanlah untuk kami sebagimana engkau dahulu azan untuk kakek kami Rasulullah SAW “ Bilal berkata “Aku telah menolak permintaan para sahabat, namun kalau aku menolak permintaan kalian, apa yang harus kukatakan nanti pada kakek kalian” Akhirnya Bilal Azan.
Sejak Rasulullah wafat penduduk Madinah tidak pernah mendengar suara merdu azan Bilal, maka disaat dia azan pada waktu itu, kota Madinah menjadi gaduh, semuanya terkejut, suara Bilal membawa suasana dimasa-masa indah bersama Rasulullah. Tua muda menangis teringat pada Rasulullah SAW. kaum wanita keluar dari rumahnya lupa memakai kerudung karena panik, mereka berkata “ apakah kiamat telah tiba? apakah Rasulullah hidup kembali?” kerinduan telah menguasai kota Madinah. ketika Bilal sampai pada kata-kata Asyhadu anna Muhammdarasulullah Bilal tidak mampu meneruskan azannya. karena tidak kuasa menyebut nama Muhammad.
Kerinduan adalah perasaan hati yang denganya hidup menjadi Indah, tanpa kerinduan hidup terasa hampa tiada arti. hanya saja pada siapakah kita rindu??!


* Penulis adalah sastrawan padang pasir kesiangan.

SUDAHKAH KITA BERIMAN

Sudahkah kita beriman?
Hamid Ja’far el-Qadri
pernahkah kita mengalami suatu perasaan yang bergejolak dalam jiwa kita? yaitu pertentangan antara tuntutan akal dan dorongan jiwa. Kadangkala seseorang melakukan suatu pekerjaan padahal fikirannya mengatakan itu salah, kita pernah melihat seseorang yang punya penyakit batuk atau flu, tetapi dia dengan santainya meneguk air es yang bercampur dengan gula manis. Akal orang yang melihat dan akal dia menyadari bahwa semua itu akan menambah penyakitnya.
Itulah bukti bahwa dalam diri manusia terdapat akal dan jiwa yang kadang bertentangan satu dan lainnya. Dari dasar itulah para ulama sepakat dalam mendefinisikan tarbiyah ( pendidikan) bahwa tarbiyah adalah: menundukkan jiwa terhadap ketetapan akal sehingga jiwa seseorang mau dengan suka rela terhadap ketetapan akalnya.
Orang Barat terutama para orentalisnya sangat menyakini dan membenarkan akan ajaran-ajaran Islam. Hanya saja hati dan jiwa mereka tidak mau menerima akan semua itu, dengan dasar gengsi, sombong, munafik dan semacamnya. Kita tidak sedang membicarakan musuh ini, semua itu hanya sebagai contoh saja. Sebab renungan kita saat ini adalah bagaimana memfungsikan akal dan hati kita dengan baik.
Kalau kita punya dua teman yang dekat dengan kita akan tetapi satu di antara yang lain memilih jalur yang berbeda dengan kita, sehingga tinggal seorang yang bersama dengan kita, yang satu ini memilih jalan kebaikan sedang kita dan teman kita masih dalam keburukan, hingga selalu bersama dan sangat akrab karena masih satu jalan. Di suatu hari kedua teman ini sama-sama mengajukan lamaran untuk mempersunting adik kita, kira-kira siapa yang kita pilih? teman setia tapi dalam keburukan atau dia yang baik meski tidak sejalan dengan kita? orang yang berakal tentu akan memilih yang baik. karena tidak ingin sang adik sengsara dengan keburukan temannya meski sangat akrab dengannya
Permasalahannya sekarang, kenapa dia tidak memilih memperbaiki diri seperti temannya itu? padahal dia menyadari itu adalah jalan yang benar. Itulah salah satu bentuk pertentangan akal dan jiwa. Ibnu Athaillah al-Iskandari berkata:
“Bila manisnya hawa nafsu telah tertanam dalam jiwa maka itu adalah penyakit yang tak bisa di sembuhkan”.
Kenapa tidak bisa disembuhkan meski akalnya mengatakan salah?
Dalam diri manusia ada dua unsur selain unsur jasmani yaitu akal dan jiwa yang keduanya dituntut iman kepada Allah, mungkin akal kita tidak bisa mengingkari akan adanya Allah akan tetapi apakah kita merasakan keagungan? mencintai serta takut padaNya?
Itulah sebabnya kita tidak cuma di tuntut mengembangkan akal akan tetapi hati dan ruh kita dituntut untuk dikembangkan dan dipupuk dalam keimanan kepada Allah, sehingga akal dan jiwa kita bersama-sama menuju Allah.
Suatu saat sahabat Rasulullah Saw berkata: “Marilah kita beriman kepada Allah sesaat”, apakah sahabat Rasul tidak beriman? mustahil sahabat Rasul tidak beriman, yang dimaksud dengan kata-kata itu adalah memupuk iman yang bersifat rohani, sebab iman yang ditimbulkan akal tidak akan pernah berkurang. Sedang iman yang bersifat rohani kadang bertambah, kadang berkurang dan berkurang, hadirnya kita ke majlis-majlis dzikir, membaca al-Quran dan memperbanyak shalawat adalah salah satu bentuk untuk memperkuat ruh kita.
Di sini ada cara lain yang dapat memperkuat ruh kita, yaitu mengagungkan nikmat Allah SWT, manusia cenderung senang dan cinta pada orang yang berbuat baik kepadanya.
Kalau kita senantiasa mengagungkan nikmat Allah SWT dalam setiap gerak-gerik kita niscaya akan tampak keagungan Allah dalam jiwa kita. Bayangkan di saat kita hendak tidur, di saat kita meletakkan punggung, betapa Allah memberikan nikmat yang besar pada kita, keletihan karena kerja seharian akan sirna karenanya, yang sebentar lagi kita akan terlelap dalam kenikmatan, setelah bangun, badan kita akan segar kembali oh... betapa nikmatnya semua itu. Setelah itu kita ke kamar mandi untuk membuang kotoran yang seandainya tidak terbuang akan menjadi penyakit pada badan kita, betapa nikmatnya semua itu? kemudian kita menyentuh air untuk membasuh badan, sudahkah kita membayangkan betapa nikmatnya air itu? makanan yang kita makan dan pakaian yang kita pakai adalah bukti akan nikmatnya air dan begitulah seterusnya di saat kita makan, minum, berjalan, tertawa dan berbaring sudahkah kita menyadari bahwa semua itu adalah kenikmatan yang dianugerahkan Allah SWT.
Kalau kita sudah menyadari betapa Allah SWT menyayangi kita melebihi rasa sayang kedua orang tua kita maka akan timbul benih-benih kasih cinta dalam jiwa kita. Sehingga iman kita terus bertambah dan meningkat.
Di penghujung lembaran ini saya ingin mengingatkan pembaca di akhir hayat kita, apabila sakaratul maut mulai menjemput, apakah kira-kira yang bermanfaat bagi kita? Kecerdasan, kekayaan, anak-istri, dan pangkat!! bisakah semua itu menjamin keselamatan kita?
Tentu tak ada yang lebih bermanfaat bagi kita selain rasa cinta kita kepada Allah SWT. Sudahkah kita mencintai-Nya? Wallahu muwafiq.

INI AKU

Mungkin sebagian orang akan sinis memandang judul yang aku tulis ini, sebab kata AKU memang sarana yang enak untuk menekspresikan sifat egois seperti yang pernah dilakukan oleh iblis didepan Tuhan Maha Kuasa nan Perkasa “AKU lebih baik darinya Engkau jadikan AKU dari api sedangkan dia Kau jadikan dari Lumpur” kata AKU inilah yang menjadikan pintu pertama dalam sejarah pembangkangan pada Allah sejak alam diciptakan.
Aku juga punya guru yang sampai saat ini belum pernah kudengar kata-kata AKU dari mulutnya, mungkin guruku ini temasuk orang yang bermazhab anti AKU.
Bagi peneliti Tasawuf dan Filsafat kata AKU menjadi topik yang menarik dan terkesan sakral, sebab menurut mereka AKU mempunyai dua dimensi arti yang berbeda. Pikiran mereka segera tertuju pada AKUnya para sufi yang sedang mengalami ekstase dengan kaya-katanya “Aku Adalah Tuhan” AKU ini bukan AKUnya fir’aun, sebab AKUnya fir’aun masuk dalam katagori AKU yang pertama, tetapi yang aku maksud adalah AKUnya Al-Hallaj,Ibnu Arabi atau Ibnu Al-Farid, AKUini disebut dengan AKU Wahdatul Wujud, Ini satu dimensi.
Sedangkan dimensi yang lain adalah AKUnya Jalaluddin Ar-Rumi dam mayoritas sufi Hadramaut yaitu AKU yang menganggap alam semesta dan dirinya tiada, sehingga ia hanya melihat yang satu, AKU ini disebut AKU Wahdatu Syuhud. Islilah AKU ini yang di pinjam oleh Muhammad Iqbal dengan istilah Inkaru Dzat. AKU ini pula lambang ke-tawadzu-an dan kebersihan sebuah jiwa.
Sedangkan bagi teman-teman yang pernah mengenal aku, mungkin judul di atas dianggap sebagai nostalgia bagi seseorang seperti aku yang hendak mengungkapkan rasa rindunya pada handai tolan dan tanah air yang telah lama ia tinggalkan. Kata AKU dalam hal ini adalah ungkapan kerinduan bagi orang yang sedang berteriak mengenalkan dirinya didepan sahabat dan kekasihnya yang mulai melupakannya.
Atau mungkin ada yang menganggap bahwa aku sedang di mabuk cinta sehingga tidak bisa membedakan antara aku dan dia.
Padahal tidak sejauh itu AKU yang ku maksud, aku hanya ingin berbicara tentang AKU sebagai seorang santri, mengembalikan jati diri yang hilang. Sebab tidak sedikit para santi yang tidak bisa berkata “Ini Aku”, baik karena tidak memiliki kejelasan tujuan hidup atau karena terpana dengan kehidupan disekitarnya hingga dengan cepat dia terbawa arus.
Dalam Pemikiran, santri yang tidak bisa mengungkapkan kata AKU kalau yang dibahasakan agak kasar berarti kehilangan jati dirinya, adalah santri yang terpengaruh dengan budaya nunut alias mengekor. Padahal santri mempunyai akar yang kuat dalam pemikiran kesamaan dibandingkan dengan pelajar dari intuisi selain pesantren. Gara-gara itulah daya kritis dan jiwa produktif santri menjadi terpendam, oleh sebab itu Sayyid Abul Hasan An-Nadawi berkata mengenai seni dan sastra islam “Sesungguhnya sastra islam masih banyak yang belum terungkap dimana para intlektul islam di tuntut untuk menggali khazanah-khazanah yang terpendam itu” namun kalau para santri masih tidak mau produktif dan rela dengan budaya statis maka potensi besar yang dimiliki santri menjadi hilang begitu saja.
Di lain pihak ada beberapa santri yang latah dan terpana dengan kebudayaan barat, suatu yang bukan bidangnya digelutinya, ibarat burung elang yang hendak meniru cara kodok, keingginan untuk mendapat cap maju dan modern membuatnya kebablasan pada pemikiran liberal. bukti kehilangan jati dirinya adalah sifat fanatik pada pendapatnya dan selalu menutup telinga dari pihak lain meski terkadang belagak obyektif dan mengajak dialog. Lihatlah gerakan fundementalis liberal saat ini, bukanlah mayoritas mereka berbackground pesantren. Hal ini wajar karena pemikiran yang mereka kembangkan adalah pemikiran jiplakan yang di Timur Tengah sudah dianggab basi. Itulah hakikat kehilangan jati diri.
Sedangkan didalam sosial, masih banyak di temukan santri yang beranggapan bahwa posisi strategis keagamaan hanya akan diraih oleh para putra kiyai dan tokoh masyarakat. Disamping itu sebagian santri masih mengukur sebuah keberhasilan dengan simbol dan mazhar, kalau ada dari teman mereka menjadi kiyai, saudagar kaya atau pejabat, vonis sukses segera diputuskan kepadanya, sedangkan para santri yang menjadi petani, tukang ojek dan pedagang kaki lima dianggapnya sebagai santri-santri yang gagal, Subhanallah……..ini adalah hakikat matrealistis yang sejak awal musuh utama agama ini.
Santri sejati adalah santri yang berani berkata “Ini Aku” apa pun profesi dan status sosialnya, keberhasilan seseorang bukan pada profesi dan status sosialnya akan tetapi keberhasilan sesungguhnya adalah tercapainya tujuan hidup.
Dan hal ini tentu membutuhkan pemahaman yang benar terhadap diri dan arti hidup. Dari itu Dr.Muhammad Said Ramadhon Al-Buty berkata dalam bukunya Ad-din Wal Falsafah “Sudah bertahun-tahun kami mempelajari dan merenungi permasalahan musibah yang menimpa umat islam dan permasalahan itu sendiri sangat kompleks sehingga kami sempat kerepotan dari mana memulai dan mengakhiri? Apakah kami harus memulai dari masalah perpecahan umat, atau dari keterbelakangan ilmu penggetahuan dan teknologi, atau dari masalah kemiskinan dan puruknya perekonomian, atau dari semerawutnya pemikiran? Permasalahan-permasalahan dan musibah yang menimpah umat ini tentu mempunyai akar dan penyebab utama, yang bila akarnya teratasi maka yang lainnnya akan teratasi. Tenyata setelah kami perhatikan akar utama dari permasalahan-permasalahan ini adalah hal yang sangat tersembunyi yaitu kehilangan jati diri (Dziya’u Dzat)”.
Sedangkan yang dimaksud jati diri disini adalah pemahaman terhadab alam,hidup dan manusia yang semuanya telah dijelaskan oleh Al Qur`an.
EL QADRI

ISLAM MENGEMBALIKAN ESENSI SENI


By : Al Habib Hamid Bin Ja'far Al Qodri


Manusia tercipta dengan ciptaan yang indah, setiap sendi yang terdapat pada manusia dapat merasakan keindahan. Lima indera yang ada pada manusia senantiasa mencari dan merindukan keindahan bahkan ruh yang disebut dengan indera keenampun selalu memburu keindahan. Mata selalu ingin memandang benda yang cantik, hidung senantiasa senang dengan bau-bau harum, mulut suka dengan makanan dan minuman yang lezat, telinga juga ingin mendengar hal-hal yang indah, dan kulit yang menempel pada tubuh pun selalu merindukan keindahan dengan meraba hal-hal yang halus dan lembut. unsur terpenting selain jasad yang ada pada manusia (baca:ruh) juga selalu mencari keindahan. Karena tabiat manusia secara fitrah tercipta dari keindahan, sehingga sesuatu yang wujud di muka bumi ini memancarkan cahaya keindahan. Sesuatu yang membawa pada keindahan inilah yang disebut dengan seni yang dalam bahasa Arabnya disebut dengan fan atau adab . Dengan demikian jasad, akal, dan jiwa manusia dapat merasakan keindahan.

ALAM, HIDUP, MANUSIA, DAN SENI
Alam tercipta dengan segala keindahannya, disitu ada kehidupan dengan segala bentuknya. Disana juga ada manusia, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, dan semacamnya. Kalau direnungi secara seksama semua makhluk yang ada di muka bumi ini diciptakan untuk kemaslahatan manusia dalam menjalani hidup. DR. M. Said Ramadlan al-Buthi menjelaskan panjang lebar dalam masalah ini. Beliau mencontohkan binatang kecil diciptakan sebagai konsumsi binatang yang lebih besar, sedangkan binatang yang lebih besar tersebut diciptakan untuk kemaslahatan binatang yang lebih besar lagi, begitulah seterusnya sehingga dapat memberi sebuah kesimpulan bahwa; air, bumi, binatang, tumbuh-tumbuhan dan semua yang wujud di dunia ini tercipta untuk kemanfaatan dan kemaslahatan manusia, sedang semua unsur yang ada pada manusia dan kehidupan membutuhkan keindahan atau seni. Maka setiap sesuatu yang wujud di muka bumi ini memancarkan cahaya keindahan. Dari itulah Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan . Dunia adalah ciptaan Allah yang tentunya mengandung keindahan dan seni, dan oleh sebab itulah timbul bermacam-macam seni. Kita akan menemukan seni berhubungan dengan Tuhan, seni interaksi dengan alam semesta, seni bergaul dengan sesama manusia, dan macam-macam seni lainnya. M. Rabi` Annadwiy berpendapat bahwa seni tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bahkan seni itu sendiri merupakan gambaran dari kehidupan. Seseorang yang memperhatikan seni, maka akan tampak padanya segala bentuk kehidupan. Dia akan melihat alam, hidup, dan segala bentuknya. Ketika kita tidak sempat melihat kehidupan ini secara langsung maka kita bias melihatnya dari cermin yang berupa seni. Dengan seni seseorang bisa memahami hidup dan merasakan cahayanya. Dan seni itu sendiri sangat luas sebagaiman luasnya hidup .
Sedangkan menurut Muhammad Iqbal, seni itu dapat membangkitkan kehidupan orang-orang yang mendekatinya. Dan membangkitkan semangat, himmah serta kebahagiaan hidup akan tampak di wajahnya . Begitulah hubungan antara hidup dan seni. Dengan seni hidup bisa dinikmati, alam terasa bersahabat, dan suasana akan bersinar. Hanya saja, keindahan seperti apakah yang bisa dinikmati dan disebut dengan seni? Apakah setiap yang lezat boleh kita makan? Setiap yang indah dan cantik boleh kita pandang? Setiap yang harum boleh kita cium? Setiap yang lembut dan halus boleh kita sentuh, karena semua itu adalah keindahan? Disinilah kita harus memahami hakikat keindahan.
PENJERNIHAN SENI
Setiap orang bebas untuk mengekspresikan keinginannya dalam meraih keidahan, apapun cara dan akibatnya. Itulah pandangan sebagian orang tentang seni, sehingga dengan alasan seni segala sesuatu halal baginya. Sebab menurut mereka keindahan tidak akan tercapai kalau terkekang dengan sesuatu yang lain. Dari itulah muncul istilah seni hanya untuk seni. Madzhab ini dikenal dengan madzhab wujudi, yaitu madzhab yang menghalalkan segala cara demi seni. Madzhab ini sama sekali tidak mau terkekang dengan aturan-aturan agama. Kata-kata seronok ataupun menampakkan aurat selagi melambangkan dan membawa pada keindahan, maka hukumnya boleh. Tidak hanya itu ekspresi yang bersifat merugikan pihak lain pun boleh menurut mereka asal terbungkus dengan seni. Contoh semacam ini pernah terjadi pada beberapa satrawan dan seniman Arab yang membela novel Ayat-ayat setan karya Salman Rusydi. Padahal mereka tahu bahwa novel ini berisi ejekan dan hinaan terhadap agama mereka. Namun karena terbungkus dengan baju yang bernama seni, maka mereka tidak mempermasalahkan dan bahkan membelanya.
Kasus semacam ini juga terjadi di Indonesia. Tarian yang mengundang birahi yang notabene berakibat merusak moral dan budaya bangsa, menurut sebagian orang sah-sah saja, karena semua itu bagian dari seni. Pelecehan terhadap simbol-simbol agama pun tidak dipermasalahkan karena hal itu adalah seni. Dalam masalah ini filosof dan sastrawan muslim Muhammad Iqbal memberi pemahaman yang jelas mengenai seni. Dia berkata, “mencari keindahan adalah seni” . Pemahaman Iqbal mengenai seni ini berawal dari pemahamannya tentang cinta dan keindahan. Sedang cinta dan keindahan yang sempurna dapat terwujud dengan kesempurnaan akal, jiwa, dan jasmani.
Abdurrahman Tayyib Bu`kaer Senada dengan Iqbal mengenai keindahan, menurutnya kicauan burung itu indah. Bunga-bunga yang bertebaran juga indah, akan tetapi keindahan bukan pada semua itu, ia hanya segi dari beberapa segi keindahan. Sedangkan hakikat keindahan adalah kesehatan jasmani, kejernihan akal, dan kelurusan akhlak . Jadi ukuran keindahan tidak hanya diukur oleh perasaan jiwa, akan tetapi akal juga tidak boleh dikesampingkan. Sehingga dengan semua itu kebutuhan manusia bisa terpenuhi, baik kebutuhan ruh, akal, dan jasmani.
Adapun kenikmatan yang merusak moral dan mengganggu orang lain jelas bertentangan dengan akal dan tidak bisa diterima oleh jiwa, sebab keindahan tersebut berasal dari hawa nafsu. Sedangkan hal yang berasal dari hawa nafsu difatnya fata morgana yang tidak berhak disebut dengan seni, oleh karena itulah Muhammad Iqbal berkata “ satu-satunya seni yang indah adalah seni yang membangkitkan ruh, mengilhami keberanian, membari wahyu dengan angan-angan, dan mengajarkan hidup mulya. Sedangkan seni yang merusak jiwa, melemahkan semangat kerja, melemahkan jati diri, dan menjadikan kita budak. Seni itu tidak lain adalah seni syetan ” .
Lebih jelas lagi DR.Muahmmad said Ramadhan al-Buthi yang menganggap bahwa pemikiran seni hanya untuk seni adalah pemikran rapuh yang tidak beralasan, sebab pemikiran seperti ini sama dengan mengatakan bahasa hanya untuk bahasa , seni pada kenyataannya tidak lebih dari bahasa dalam mengunkapkan sesuatu dibalik seni itu sendiri, kalau bahasa adalah sarana untuk mengungkapkan arti yang dibawa maka senipun adalah sarana untuk mengungkapkan keindahan.
Seni tidak akan mempunyai arti kecuali apabila membawa sebuah pemikiran, sama seperti bahasa yang tiada membawa makna. Sehingga bahasa yang tidak berarti sama dengan diam. Senipun demkian, keindahan akan terungkap dari pemikiran yang dibawanya, sehingga dengan itulah timbul berbagai aliran dalam seni. Dan orang yang beranggapan bahwa nilai seni itu berasal dari dzat seni itu sendiri sama seperti halnya orang yang berkata bahwa bahasa sama dengan diam.
Selanjutnya al-Buthi mencontohkan seorang sastrawan terkenal asal mesir yaitu Mustafa Hammam di saat terlibat dalam perdebatan dengan orang-orang yang beranggapan seni hanya untuk seni, beliau menulis sebuah puisi yang penulisnya sendiri sama sekali tidak memahami maksudnya, karena puisi ini memang ditulis tanpa arti. Setelah puisi itu dimuat oleh salah satu media massa, komentar timbul dari sana sini, ada yang mendukung, mengkritik, dan ada yang memberi catatan komentar. Sedangkan penulis puisi itu tertawa menyaksikan puisinya yang tanpa arti dikomentari banyak orang.
Mungkin untuk membela orang-orang itu terlintas dalam benakku sebuah pemikiran tentang mereka, kata buthi. Hidup manusia bila tidak mempunyai tujuan maka akan timbul sebuah kebingungan, sehingga kebingungan itu sendiri menjadi sebuah tujuan. Setelah mereka sadar dari kesalahan Mustafa Hamman mereka berkata, “kami juga bisa bertepuk tangan sebab dari itu kami menemukan penemuan baru yaitu kebingungan menjadi sebuah tujuan .

AGAMA DAN SENI
Pemikiran apakah yang sesuai dan dibenarkan oleh seni? Bisakah agama beradaptasi dengan seni? Masihkah cahaya keindahan terpancar dari seni disaat agama mengikatnya? Pertanyaan semacam inilah yang dijawab oleh Dr. Najib Kailani dalam salah satu bukunya, beliau menjelaskan bahwa agama sama sekali tidak bertentangan dengan seni. Karena agama seseorang adalah sesuatu yang berada dalam jiwa dan akalnya. Sedang ideologi seseorang tidak bisa lepas dari kenyataan hidupnya. Sedangkan seni merupakan ungkapan dari jiwa, apapun bentuk seni itu, baik itu sastra, seni lukis, gambar, cerita, atau pun yang lain-lainnya. Jika dua perkara ini dibandingkan maka ditemukan satu persamaan yaitu bahan dari keduanya satu, yaitu kehidupan dan jiwa kemanusiaan. Sasaran dari seni adalah keindahan dan kenikmatan, sedangkan sasaran agama adalah kebahagiaan manusia, sedangkan keindahan adalah bagian dari kebahagiaan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pertemuan agama dan seni terletak pada tujuannya yaitu membawa dunia lebih baik dan utama .
Tuduhan bahwa seni bertentangan dengan agama, menurut Kailani berasal dari sangkaan bahwa seni itu kebebasan dan halalnya segala sesuatu, serta menyangka bahwa agama itu kaku dan klasik . Padahal dari penjelasan di atas kita memahami bahwa seni yang menghalalkan segala cara itu adalah seni yang fatamorgana, itupun kalau kita menganggapnya seni. Dengan demikian agama dan seni harus selalu pro aktif dalam menciptakan norma-norma yang terpuji. Karena dengan itulah nilai sebuah seni akan tampak.

SENI ISLAMI
Dalam penjelasan di atas kita telah mengerti tentang hakekat seni, yaitu sarana untuk meraih keindahan. Dalam hal ini Islam sebagai agama fitrah tentu menempatkan seni pada posisi yang semestinya. Karena Islam tidak memerangi keindahan dan tidak membunuh kebutuhan logika dan biologis, akan tetapi Islam mengatur dan mengembangkan sesuai dengan tuntunan hidup dan alam.
Dengan demikian Islam mempunyai aturan sendiri mengenai seni. Seni dalam Islam masuk dalam kategori pemikiran Islam yang mempunyai tujuan jelas dengan manusia, hidup, dan alam. Seorang seniman muslim sangat meyakini dengan kaidah “Udkhuluu fissilmi kaaffah”, masuklah dalam agama Islam secara keseluruhan. Sehingga tidak ada pemisah antara seni dan Islam. pemikiran semacam ini dapat kita temukan dalam karya-karya cendekiawan muslim seperti Muhammad Qutubh dalam bukunya Manhajul fan al-Islam, Anwar al-Jundi, Dr. Najib al-Kailani, Abul Hasan an-Nadawi dan lain-lain.
Definisi seni Islami dibangun atas tujuan dan sasaran seni Islam itu sendiri, yaitu seni yang dibangun untuk mengembangkan dan memperbaiki alam, hidup, dan manusia. Islam sendiri bukanlah agama yang hanya mengajarkan ibadah, namun Islam adalah agama yang luas dan mencakup semua sendi kehidupan. Dan Islam tidak bertentangan dengan apapun dari kehidupan ini kecuali hal yang merusak kemaslahatan hidup manusia dan perasaan indahnya. Islam menolak segala sesuatu apabila bertentangan dengan sesuatu berarti sesuatu itu termasuk hal yang menghancurkan kemaslahatan manusia yang tentu tidak manusiawi .
Jadi, tidak ada kesulitan dalam mengekspresikan seni dalam Islam. tidak ada penghalang bagi seni untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itulah Sayyid Abdul Hasan an-Nadawi mendefinisikan seni Islam dengan “ekspresi seni yang menuju alam, manusia, dan kehidupan, sesuai dengan pemahaman Islam” . Mustofa Shodiq ar-Rafii mendefinisikan seni islami dari pemahamannya yang qur’ani dengan definisi “kemuliaan di hati umat” lebih jelasnya beliau berkata, “kiblat seni dimana aku menghadap padanya dalam jiwa ketimuran dan dalam agama dan keutamaannya. Aku tidak menulis kecuali sesuatu yang membuatnya hidup, semangatnya bertambah, dan tujuannya luhur, keutamaan dan keistimewaannya mungkin terlihat dalam kehidupan. Dari itulah aku hanya menyentuh seni yang termulya .
Inilah letak perbedaannya antara seni islami dan yang tidak islami yaitu menjaga kehidupan dan memperhatikan sifat manusiawi. Membedakan hal manusiawi dan tidak manusiawi. Sedangkan seni yang tidak islami sama sekali tidak memperhatikan kepentingan alam, hidup, menerobos kemana saja, seakan seperti binatang liar yang tidak membedakan antara yang jernih dan yang keruh, antara baik dan buruk, dan tidak membedakan buah yang harum dan buah yang busuk. Sedangkan seni islami tidak suka membuka aurat, tidak membangkitkan sampah kecuali dalam tujuan tertentu dan terbatas. Hal ini karena seni islami ruhnya dihembuskan oleh Islam, cahayanya terpancar dari perjalanan hidup sebaik-baik manusia, sedangkan seni yang tidak islami ruh dan jiwanya timbul dari hawa nafsu manusia dan ganasnya binatang buas .

KARAKTERISTIK SENI ISLAMI
Seni islami mempunyai ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh seni yang tidak islami.
Konsiten: Seni islami selalu istiqomah dalam melaksanakan ajaran Islam. keindahan sebuah seni dalam Islam timbul dari akhlak, sehingga keindahan yang tidak mencerminkan akhlak adalah keindahan semu. Karena dalam Islam akhlak harus didahulukan dari keindahan. Dari itulah konsisten terhadap ajaran agama menjadi keharusan dalam seni islami. Karena dengan itu keindahan menjadi seimbang, dan hal ini bukan berarti membatasi kebebasan seorang seniman, akan tetapi mengarahkan imajinasi dan jiwa para seniman pada imajinasi dan keindahan yang sesungguhnya. Bahkan menurut Anwar al-Jundi pemikiran kebebasan seni dengan tanpa memperhatikan etika dan kepentingan umum malah bertentangan dengan prinsip kebebasan itu sendiri .
Mengutamakan substansi seni. Dalam seni Islam, nilai sebuah seni dilihat dari substansinya. Meski bentuknya sederhana namun jika dilatar belakangi dengan pemikiran dan akhlak Islami maka itu adalah seni Islam. seni islami juga tidak memperhatikan siapa yang membawa. Bila ada orang yang membawa pemikiran dan sesuai dengan tuntutan Islam, maka dia adalah seorang seniman, meski tidak diembeli ketenaran nama dan semacamnya. Hal ini adalah bagian dari prinsip Islam undzur ma qola wala tandzur man qola (lihatlah apa yang dikatakan dan jangan melihat orang yang mengatakan).
Mempunyai tujuan yang jelas. Seperti yang telah kita singgung di atas, bahwa seni islami mempunyai tujuan yang jelas dalam berkarya dan mengekspresikan seni. Tujuan seni islami sifatnya luas, baik berupa ibadah, pengabdian, perjuangan, dan semacamnya.

KEISTIMEWAAN SENI ISLAMI
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seni islami mempunyai keistimewaan sendiri yaitu :
Membangun. Baik bersifat pribadi, alam, dan masyarakat. Berbeda dengan seni yang lain, yang hanya memprioritaskan kepentingan sesaat, meski kadang harus mengorbankan ideologi dan orang lain. Hal ini karena Islam tidak menganggap sebuah kebebasan bila ada yang terkorbankan.
Luas. Islam adalah agama luas mulai dari urusan pribadi, masyarakat sampai negara, Islam mempunyai aturan yang jelas. Sehingga apapun yang berkaitan dengan kehidupan, Islam selalu memberi jalan yang terbaik. Dari itulah para sahabat berkata, “Rasulullah meninggalkan kita sebuah jalan yang terang, malamnya seperti siang dan dalam setiap urusan hidup disitu ada seni yang tentu telah di gariskan oleh Islam.
Amanah. Dalam sebuah seni dan lainnya, amanah adalah bobot utama. Karena dengan itulah hakikat sesuatu akan tampak. Berbeda dengan seni yang tidak islami yang kadang terjadi pengkhianatan intelektual. Dalam seni islami kemurnian nurani selalu dikedepankan. Sehingga hal yang berasal dari hawa nafsu dan kepentingan sesaat tidak mempunyai tempat. Terjadinya pengkhianatan seni disebabkan tidak memperhatikan norma-norma agama.
Dalam sejarah tercatat beberapa orang seniman dan sastrawan Islam modern yang kualitas seninya diakui oleh si bodoh sekalipun. Namun karena terjadi pengkhianatan intelektual dan seni namanya redup di depan publik. Siapa yang tidak kenal sastrawan mesir Mustafa Sodiq Rafi’i? orang yang baru kenal sastra arab tentu mengakui kualitas Mustafa ar-Rafi’i. namun karena dia konsisten dengan agamanya, namanya tidak pernah diperingati. Berbeda dengan Toha Husein, seorang sastrawan sekuler pengagum barat yang namanya selalu diangkat oleh media massa hingga saat ini. Padahal kualitas sastranya tidak seberapa kalau dibanding Mustafa ar-Rafi’i.
Di era 50 an media massa juga mengelu-elukan satrawan muda yang liberal, akan tetapi setelah dia konsisten dan istiqomah pada ajaran agamanya namanya menjadi redup dan nyaris tak terdengar. Dialah Kholid Muhammad Kholid, padahal kualitas sastranya tidak berkurang dan bahkan semakin matang dan mantap. Inikah kebebasan seni? inikah seni modern? Seorang yang berakal tentu dapat membedakan mana seni sejati dan mana yang semu.

KESIMPULAN
Seni adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia secara fitrah, dengan seni manusia bisa bergairah, hidup menjadi indah, dan alam penuh dengan cahaya. Akan tetapi bila kebebasan seni dibungkus oleh hawa nafsu dan keindahannya dikhianati oleh kepentingan yang tidak bertanggung jawab, maka seni menjadi kotor dan keruh. Disinilah Islam menjawab untuk menjernihkan kembali nilai indah sebuah seni, dengan pekerti yang membangun. Allah itu indah dan menyukai keindahan.

PENUTUP
Kesempurnaan seni islami perlu dipelihara dan dikembangkan oleh intelektual dan pemikir muslim masa kini, karena kalau tidak, seni islami berada diujung kehancuran menghadapi dunia global dan politik publik. Disinilah ulama kontemporer harus mampu menjawab tuntutan zaman mengenai seni, dengan merumuskan fiqih seni. Disamping itu para pemuda muslim dituntut untuk menciptakan seni-seni baru yang sesuai dengan ajaran Islam sebagai solusi dari maraknya propaganda pihak yang tidak bertanggung jawab dengan dalih seni. Wallahu `alam











Referensi
Abdurrahman bin Ubaidillah Assegaf `Audul Hindi
DR. M. Said Ramadlan al-Buthi, Kubral yakiniyat
Muahammad Rabi` Annadwiy Adabul Islami wa silatuhu bil Hayat
Sayyid Abdul Majid al-Ghuri, Diwan Muhammad Iqbal
Lihat Abdurrahman Tayyib Bu`kaer `Anaqid wa Fan Arab
Dr.M. Said Ramadhan al-Buthi Hadihi Musykilatuhum.
Majalah Adab Islami edisi 26
Majalah Adab Islami edisi 33
Majalah Adab Islami edisi 49
Majalah Adab Islami edisi 50
Mustofa Sodiq al-Rafii. Wahyul Qalam
Mustofa Sodiq al-Rafii, Sahabul ahmar
Anwar al-Jundi, al`audah ala al Manba’
Muhammad Qutubh, Manhaj fan al-Islami

JANGAN PISAHKAN AHLUL BAIT DENGAN UMMAT

Pernahkan kita berfikir dan bertanya pada diri kita “ Siapakah Saya?” pertanyaan seperti inilah yang seharusnya timbul dalam setiap benak manusia sebelum dia mengenal alam di sekitarnya, ketika Allah menurunkan wahyu pertama pada Rasulullah SAW Allah menjelaskan siapa dan dari mana manusia? Surat Al alaq/Iqra` adalah surat pertama yang diterima Rasulullah SAW isinya menerangkan asal kejadian manusia. Itulah salah satu metode Ilahi dalam mendidik Hamba-hambanya agar lebih mengenal diri dan tuhannya. Setiap benda wujud dimuka bumi ini tentu tidak tercipta dengan sia-sia, Allah menciptakan alam semesta tentu mempunyai tujuan yang jelas.
Hidup, Alam, Manusia dan Ahlul Bait
Salah satu kehendak Allah adalah menciptakan makhluk untuk kemaslahatan makhluk yang lain, contohnya adalah terciptanya ikan kecil sebagai konsumsi bagi ikan yang lebih besar. Hayawanpun juga demikian, yang lebih besar senantiasa memangsa yang lebih kecil. Begitulah seterusnya ciptaan Allah dimuka bumi ini. Dan kalau kita perhatikan semua makhluk yang ada didunia ini diciptakan untuk kemaslahatan manusia. Tidakkah kita berfikir pada tumbuh-tumbuhan dan pepohonan? Semuanya tercipta untuk dinikmati oleh manusia, pernakah tumbuh-tumbuhan memanfaatkan manusia? Lihat hayawan-hayawan seperti ayam, ikan, kambing, sapi dan lainnya diciptakan oleh Allah untuk dinikmati oleh Manusia. Bahkan Allah menghalalkan kepada manusia untuk menyakiti hayawan-hayawan tersebut dengan disembeleh. Bukankah para hayawan itu juga punya rasa sakit? Dan semuanya juga Makhluk yang diciptakan oleh Allah, pada dasarnya kita dan hayawan tidak ada beda, sebab Manusia makhluk dan hayawan juga makhluk, namun kenapa Allah menghalalkan pada manusia untuk menikmati hayawan-hayawan itu meski harus dengan menyakitinya?
Itulah bukti kasih sayang Allah pada Manusia.karena dalam diri manusia terdapat amanat yang agung. Bukan hanya hayawan dan tumbuh-tumbuhan yang Allah ciptakan untuk kemaslahatan Manusia, namun semua isi jagat raya ini tercipta untuk manusia. matahari, rembulan, langit dan bumi tercipta untuk dimanfaatkan oleh manusia. Lantas Manusia sendiri diciptakan untuk apa? Itulah pertanyaan yang seharusnya tidak terlepas dari benak kita. Disinilah hikmah Allah dibalik alam dan kehidupan ini. Kalau tugas makhluk untuk kemaslahatan manusia maka apa tugas manusia itu sendiri? Allah berfirman “ tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku”. Berarti tugas utama Manusia adalah pengabdian pada Allah. Seorang yang tidak mau tunduk pada hukum-hukum Allah berarti dia telah melalaikan tugas utama dari terciptanya.
Dan untuk melestarikan semua itu, Allah mengutus dari bangsa manusia itu sendiri para utusan yang senantiasa menyerukan makhluk untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Merekalah para nabi dan utusan. Sedang raja dan pemungkas para nabi itu adalah Rasulullah SAW, yang tentu Allah istimewakan dengan beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain. Diantara keistimewaan Rasulullah SAW adalah kesucian keluarga dan anak cucunya, sehingga menghormati dan memulyakan cucu Rasulullah termasuk ibadah yang diwajibkan oleh Allah kepada Manusia. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda “ cintailah Allah yang telah memberikan kenikmatan pada kalian, cintailah diriku karena Allah SWT dan cintailah keluargaku karena kecintaan pada ku” (HR: Tirmidzi,al Hakim, Baihaqi) lihatlah hubungan antara kecintaan pada Allah dan kecitaan pada Ahlu Bait yang tidak bisa terpisahkan. Mencintai Ahlu Bait juga mencitai Rasulullah dan mencitai Rasulullah berarti mencintai Allah yang itu merupakan salah satu tugas utama tercitanya manusia.
Berbicara keutamaan dan hikmah keistimewaan Ahlu Bait kami anggap tidak perlu lagi, karena semua itu sudah jelas dan terang seperti matahari disiang hari, sehingga hanya orang butalah yang tidak bisa melihat matahari.
Orang yang tidak menerima keistimewaan Ahlu bait sama sekali tidak berpengaruh pada mereka. Cukuplah Allah menjelaskan dalam al quran tentang mereka dan cukuplah Rasulullah dan para sahabatnya yang membuktikan keistimewaan mereka. Orang yang hasud pada Ahlu bait berarti berani menentang Allah dan Rasulnya. Dengan tidak mau melaksanakan tugas utamanya.
Tugas Ahlu Bait .
Kalau salah satu tugas Ummat adalah mecintai dan menghormati Ahli Bait, sekarang tugas tercitanya ahlu Bait itu sendri untuk apa? Itulah yang sehurusnya diketahui oleh Ahlu bait. Tugas utama Ahlu bait tidak lepas dari tugas utama meraka sebagai manusia, hanya saja Ahlu bait mempunyai tugas yang lebih besar dibandingkan tugas umat manusia pada umunya. Ahlu Bait adalah penerus estafet nubuah dan risalah, sebab setelah Rasulullah wafat merekalah yang meneruskan perjuangannya. Dari itulah Rasulullah bersabda “Aku tinggalkan pada kalian dua pusaka yang salah satunya lebih besar, yaitu kitabullah (al-alQuran) dan keluargagu keturunanku. Keduanya tidak akan pernah terpisah hingga masa kembali ke Haud (telaga)” (HR: Muslim, Tirmidzi, Nasa i, Ibnu Majah, Hakim dll. Dengan lafadz yang berbeda) dan itulah arti dari kata-kata sayyidina Abubakar Asshiddiq “ perhatikanlah Nabi Muhammad pada keluarganya” (R.bukhari).
Dengan demikian Ahlu Bait harus menjadi contoh dan tauladan bagi Ummat Muhammad, mereka harus berkorban untuk Ummat datuknya dan harus rela susah menghadapi Manusia.
Rasulullah SAW sendiri di utus sebagai Rahmatan Lil Alamin (sebagai rahmat untuk alam semesta), sehingga dengan dasar itu belaiu senantiasa penyantun, penyayang, pemaaf dan selalu berbuat yang terbaik untuk ummatnya. Suatu saat Rasulullah pulang dari satu peperangan. Sesampai dimadianh beliau solat dimasjid dan langsung pergi kerumah anak tercintainya Sayyidah Fatimah AS, Rasulullah tampak letih, wajahnya penuh dengan debu dan keringat yang menetes seakan-seakan butir-butir mutiara, melihat keadaan sang ayah yang begitu menyedihkan Sayyidah Fatimah meneteskan Air mata karena iba, Rasulullahpun bertanya “kenapa engkau menangis hai Fatimah? Janganlah bersedih karena sesungguhnya agama ayahmu akan mendatangi tiap rumah baik rumah yang dari kayu atau yang dari batu”. Rasulullahpun juga tidak tidak pernah marah asal bukan menghina agama Allah, tidak sedikit rintihan Rasulullah untuk ummatnya , setiap munajah yang dipanjatkan hanya untuk kebaikan dan keselamatan ummatnya. Betapa banyak pengorbanan dari beliau untuk Ummatnya yang Semua ini diteruskan oleh cucu-cucunya.
Suatu saat Imam Hasan dan Imam Husain sakit sehingga Imam Ali dan Sayyidah Fatimah bernadzar, kalau keduanya sembuh mereka akan perpuasa, setelah sembuh kedunya berpuasa selama tiga hari untuk memenuhii nadzarnya, dihari pertama Imam Ali dan istrinya Sayyidah fatimah bersiap-siap untuk berbuka puasa dan keduanya hanya memiliki dua potong roti tiba-tiba ada orang miskin datang mengemis akhirnya dua potong roti itu mereka berikan pada si miskin dan keduanya hanya berbuka air putih, dihari kedua mereka kedatangan anak yatim yang juga meminta makanan, kedunyapun iba melihat ummat Rasulullah yang seperti itu dua potong roti yang disediakan untuk berbuka itupun dikasihkan padanya. Di hari ketiga mereka juga mengalami hal yang sama dengan didatangi oleh bekas tawanan, akhirnya selama tiga hari mereka hanya berbuka air putih demi Ummat Muhammad.
Keturunannyaoun demikian, lihatlah Imam Hasan dan Imam Husain keduanya rela menjadi korban demi ummat islam, ummat kakeknya. Setelah itu dilanjutkan oleh cucunya Imam Ali Zainal Abidin yang setiap hari membawa makanan untuk penduduk Madinah yang membutuhkan bantuan tanpa diketahui oleh siapapun, dimasa beliau pendudk Madinah mendapatkan rizeki yang tidak diketahui pemberinya. Setelah beliau wafat Rezeki itu terputus dan ketika beliau dimandikan, dipundaknya terdapat warna hitam bekas seringnya membawa pemberian untuk penduduk Madinah.
Imam Ali zainal Abidin juga pernah dihina dan diludahi, namun belaiu bersabar dan bahkan menjilat ludah orang itu seraya berkata “ ludah orang mu`min itu obat”. Muhammad Albaqir, imam Ja`far Asshdiq dan keturunannyapun dari keluarga Bani Alawi di hadramaut ataupun ditempat-tempat lain. Tidak sedikit dari cerita-cerita dan habar-habar mereka yang terus bersabar dan berkorban untuk Ummat islam. Ahlu Bait terus bersabar dalam peanjutkan tugas Rasulullah. Mereka bergaul dengan Ummat Islam dengan cinta dan kasih sayang, Ummatpun mencintai mereka dan mereka mencitai Ummat islam, mendoakan dan terus membimbing Ummat kejalan datukanya Rasulkullah SAW.
Begitulah perjalanan Ummat Islam dan Ahlua bait dari masa kemasa sampai saat ini, Islam tidak tersebar di benua Afrika dan Asia tenggara tampa kasih sayang dan pengorbanan Ahlu Bait, karena seperti itulah tugas utama Ahlu Bait. Maka dengan adanya mereka itulah bumi menjadi tentram dan sejahtera.
Disaat Ahlu Bait tidak melaksanakan tugas-tugasnya maka disitulah awal dari kehancuran dunia, dari itulah Habib Alwi bin Syahab berkata “setiap jasad ada hatinya, kalau hatinya rusak maka jasad akan rusak.dan hati dari Ummat manusia adalah Ahlu bait, apabila Ahlu Bait rusak maka ummatpun akan rusak.” Dan itulah arti dari hadits bahtera nuh dan haduts-hadits lainnya.
Ahlu Bait dan Ummat.
Begitulah seharusnya antara umat islam dan keluarga Rasulullah SAW, satu sama lainnya saling mencintai dan menghormati, Ummat islam wajib mencintai Ahlu Bait dan Ahlu Baitpun wajib mencintai mereka, kerena mereka adalah Ummat dari datuknya
Umat islam dan Ahlu Bait ibarat satu tubuh yang saling merasakan sakit bila ada salah satu anggota yang sakit. Ahlu Bait dan Ummat juga ibarat rumah tangga yang disitu ada suami, istri dan anak-anak. Satu dan lainnya saling mengisi dan saling mencintai, dalam satu keluarga sungguh sangat sulit untuk dipisahkan. Semua anggota Keluarga harus melaksnakan tugasnya masing-masing, kalau masing-masing dapat malaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik maka dunia akan tentram sebagaimana sebuah rumah tangga yang tentram dan bahagia.
Namun sebaliknya, kalau masing-masing menuntut hak dan sama-sama tidak mau memenuhi kewajibanya maka dunia akan hancur sebagaimana rumah tangga yang berantakan.
Ahli Bait yang tidak menebarkan kasih sayang untuk Ummat Islam berarti dia telah merusak jalan datuknya. Bersabarlah pada Ummat wahai saudaraku Ahlu bait.


* pengantar dalam makalah Ahlu Bait dan tanggung jawabnya (forum kajian ilmiah al-ghanna)

Selasa, 11 Agustus 2009

TERORISME

Assalamualaikum wr. wb.
HIMBAUAN UNTUK SELURUH MASYARAKAT BERDARAH MERAH PUTIH
TANPA MEMANDANG RAS,SUKU ATAU AGAMA APAPUN
Himbauwan istimewa, Demi keamanan dan ketentraman warga dihimbau untuk seluruh masyarakat pecinta Tanah Air,dilingkungan dimana saja kita berada, Untuk mewaspadai hal-hal sbb:
1. orang-orang yang tidak dikenali yang berlalulalang atau mondar-mandir dengan jedda waktu yang berbeda baik jalan kaki atau berkendara pada pagi hari,siang,sore, ataupun malam hari,baik bersepeda,berjalan kaki,motor, ataupun mobil, jika perlu dicatat no kendaraannya untuk melaporkannya ke pos keamanan terdekat atau kantor polisi terdekat.
2. mengenali secara persis atau akurat mengenai anggota hansip di per RT/RW yang bertugas didaerahnya atau wilayahnya masing-masing sehingga tidak asal warga yang mengamankan atau bertugas untuk mengamankan lingkungan seperti perkampungan ataupun perumahan.
3. untuk mewaspadai perilaku atau sifat warga yang dapat menimbulkan ricuh atau rusuh akibat/tersebab perbuatannya.
Penjelasan himbauwan diatas:
Himbauwan untuk masyarakat yang berjiwa merah putih artinya tidak memandang agama A atau pun B yang jelas untuk semua warga negara yang mencintai kedamaiaan dan ketentraman Negara Republik Indonesia, kita wajib membantu POLRI,BRIMOB,TNI,ABRI dan jajarannya untuk memberi informasi tentang keberadaan orang-orang yang mencurigakan di per wilayah kita masing-masing,
1. orang yang tidak dikenali berlalu lalang dengan jeddah waktu yang berbeda bae pagi,siang,sore ataupun malam, dengan kendaraan atau pun berjalan kaki,jika ada yang mencurigakan dari orang-orang yang berlalu lalang maka segera anda bertindak cepat dan mencatat apa-apa yang bisa menjadi bukti untuk melaporkan kepada pihak kepolisian untuk mencari dan menyelidiki orang-orang tersebut yang dimaksud
2. mengetahui secar persis Hansip-hansip yang berjaga atu bertugas di per wilayah anda masing-masing,sehingga tidak sembarangan orang bisa sok atau pura-pura ingin menjaga lingkungan anda padahal orang tersebut adalah orang yang disebut Teroris sesungguhnya.
3. untuk mewaspadai perilaku atau sifat warga yang dapat menimbulkan ricuh atau rusuh akibat/tersebab perbuatannya, kita harus jeli untuk mengenali teroris-teroris agama yang dapat merusak dan mengganggu ketentraman warga di per wilayah.. contoh... ada orang yang berkata manis tapi tidak sedikitpun ada kata-kata yang manfaat untuk kita ambil teladan dan disisi lain dia mematikan gerak atau langkah orang-orang yang kita jadikan teladan seperti guru-guru sepuh di per wilayah kita.
Wallah ana secara pribadi tidak suka kalau ada yang bilang bahwa islam adalah teroris, Teroris adalah sekelompok orang-orang hina yang bergaya dengan lapisan atau bersembunyi pada tembok-tembok agama,yang mana mereka memfitnah Faham Ahlussunnah Waljamaah,Padahal sesungguhnya mereka adalah iblis yang ingin menghancurkan Faham dan kepercayaan Asli Indonesia dari Zaman Wali-Wali besar yang membawa islam masuk ke Indonesia, Sungguh Indonesia negara yang Ramah dalam pandangan dunia internasional sebelum era reformasi,Tapi setelah era reformasi kini semua pandangan dunia internasional akan hormat,menghargai serta keramahan di indonesia kian hancur dan mulai jatuh dalam pandangan mereka,
Apa yang terjadi sejak beberapa tahun silam hingga sekarang sungguh meruntuhkan harkat dan martabat negara kita di mata Dunia,akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sebagai muslim yang berjiwa merah putih kita wajib membantu POLRI serta jajarannya untuk menjaga keamanan di wilayah kita.sebab kalau masih kita berfikir untuk mengandalkan POLRI sungguh itu tidak akan berarti besar,karna tanpa kerjasama dari kekompakan satu wilayah pun negara maka kita tinggal menunggu hasil dari masabodo atas diri dan negara kita yaitu, sebuah kehancuran bae dari manusi ataupun murka Allah jalla wa alaa.
Jangan kita takut akan Bom Bom yang sedang ramai dibicarakan saat ini,karna Terois yang membawa bom hanya akan berdampak pada tempat atau wilayah yang terkena dampak tersebab pemboman tersebut, Tapi takutlah anda pada Teroris teroris agama serta faham faham operan negara luar yang menyesatkan dengan bahasa bahasa indah padahal itu membunuh keyakinan anda dalam agama,Contoh: Maulid harom, Tahlil harom tapi ame nassyid dia demen,( settan tuh ) wa a a a.... fahami itu bahasa bahasa iblis yang Mengharamkan suatu adat yang baik dan mendidik dalam agama yang mana tidak 1 wali besarpun yang berusaha untuk melarangnya apalagi mengharamkannya, kalau saja ada orang orang semacam itu katakan bahwa ia adalah teroris yang sesungguhnya, dan orang orang seperti merekalah yang akan menghancurkan tidak hanya daerah yang mereka jadikan lahan ber gurau tapi dengan adanya mereka maka otak otak orang yang awam akan mudah terkontaminasi virus teroris mereka dan secara otomatis akan menghancurkan bukan hanya 1 daerah tapi juga 1 negara,naudzubillah min dzaliq.
bersambung...