Jumat, 17 Juli 2009

Tiga Hal Manisnya Iman

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ، أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :“Tiga hal, yg barangsiapa memilikinya ia akan menemukan manisnya Iman, ia menjadikan Allah dan Rasul Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, dan ia tiada mencintai seseorang kecuali karena cintanya pada Allah, dan ia benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan pada api” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhLimpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang telah mengundang sanubari kita untuk hadir dan memberikan kesempatan kepada kita duduk bertamu kepada Allah, bertamu kepada Kasih Sayang Ilahi, bertamu kepada Keridhoan Allah, bertamu kepada Kelembutan Allah, bertamu kepada Cinta Allah, bertamu kepada Cahaya Pengampunan Ilahi, bertamu kepada Sayyidina Muhammad Saw. Allah Swt berfirman “Laa uqsimu bi yaumil qiyamah; wala uqsimu binnafsillawwamah; ayahsabul insaanu allannajma’a i’dhaamah; balaa qaadiriina a’laa annusawwiya banaanah; bal yuriidul insaanu liyafjura amaamahu yas’alu ayyaana yaumul qiyamah” QS. Al Qiyamah : 1-6. Allah berfirman “Aku bersumpah demi hari kiamat” QS. Al Qiyamah : 1. Hari kehancuran seluruh langit dan bumi, hari hancurnya angkasa raya dan disaat itu semua yang hidup akan wafat terkecuali Allah. Tinggallah Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Indah dan Maha Sempurna, Dialah Allah. Aku bersumpah demi hari kiamat, Sang Pencipta kerajaan langit dan bumi bersumpah atas kejadian kehancuran yang demikian dahsyatnya.
“Wala uqsimu binnafsillawwamah” Dan Aku bersumpah demi jiwa manusia yang selalu berubah – ubah; QS. Al Qiyamah : 2. Dari kebaikan menuju kejahatan, dari pahala menjadi dosa, dari kesucian menjadi kehinaan menjadi kesucian dan setiap manusia banyaknya adalah selalu berubah – ubah dalam ketaatan. Sebentar taat kepada Allah, sebentar khianat kepada Allah dan Allah Maha Melihat.
“Ayahsabul insaanu allannajma’a i’dhomah” Apakah manusia mengira Aku tidak bisa mengumpulkan kembali tulang – belulangnya dan menyatukannya kembali; QS. Al Qiyamah : 3. Ketika manusia telah melebur menjadi debu dan tanah, Allah membangun kembali tubuhnya sebagaimana Allah membangun dari sel telur hingga tubuh manusia yang sempurna, Allah kembali membangun manusia.
“Balaa qaadiriina a’laa annusawwiya banaanah” Sungguh Aku mampu mengumpulkan kembali mereka dan membawa mereka kembali dari debu kembali kepada tubuhnya; QS. Al Qiyamah : 4. “Yas alu ayyana yaumul qiyamah” Mereka bertanya, kapan itu hari kiamat?” QS. Al Qiyamah : 6. “Balyuriidul insaanu liyafjura amaamah” Mereka itu menghina Allah dihadapan Allah; QS. Al Qiyamah : 5. Mereka menghina-Ku dihadapan-Ku, kata Allah Swt. Maksudnya, setiap dosa dan kesalahan itu selalu dilihat oleh Allah.”Yuriidul insaanu liyafjura amaamah, Yas’alu ayyaana yaumul qiyaamah” apakah manusia itu ingin menghina-Ku dihadapan-Ku. Dan mereka bertanya, kapan itu hari kiamat? Tanpa mereka berfikir bagaimana jika hari kiamat terjadi? “Faidza bariqal bashar; wakhasafalqamar; wajumi’al syamsu walqamar” maka apabila mata terbelalak (ketakutan); hari disaat mata mata terbelalak dan ketakutan, hari dimana bulan tidak lagi bercahaya; hari dimana matahari dan bulan saling bertabrakan; QS. Al Qiyamah : 7-9. Yang menyala – nyala adalah mata manusia dari ketakutannya melihat kehancuran alam semesta. Dan dihancurkanlah langit dan saling berbenturan antara matahari dan bulan, maka disaat ilulah Allah berfiman “fayaquulul insaanu yaumaidzin ainalmafar” maka bertanyalah manusia yang hidup saat itu, kemana harus mencari perlindungan? QS. Al Qiyamah : 10. Mereka melihat air laut naik ke bumi bersama lava yang ada di perut bumi,maka air laut berubah menjadi air yang panasnya ribuan derajat, naik ke atas bumi dan bintang, meteor berjatuhan, bumi terbelah – belah. “..ainalmafar” mereka terus bertanya kemana harus mencari perlindungan. “Kalla laa wazar” ketahuilah! Tidak ada tempat mencari perlindungan saat itu; QS. Al Qiyamah : 11.
“Ilaa Rabbika yaumaidzinilmustaqar; yunabba’ul insaanu yaumaidzin bimaa qaddama wa akkhar” Maka Allah menjawab saat itu hanya Allah tempat kembali, Allah ingin mengumpulkan seluruh yang hidup kembali kehadiratul Rabb Jalla Wa Alla; QS. Al Qiyamah : 12-13. “Ilaa Rabbika yaumaidzilmustaqar” tempat kembali satu – satunya dan tempat tinggal yang tersedia adalah dihadapan Allah. “Yunabbaul insaanu yaumaidzim bimaaqaddama wa akhkhar” diberitakan kepada manusia itu apa yang pernah ia lakukan dan apa yang akan dia terima kemudian.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,“Balil insaanu a’laa nafsihi bashirah; walaw alqaama’aadziirah” Manusia saat itu melihat apa – apa dari dosanya yang terdahulu yang tidak pernah ia lihat; walaupun ia mengajukan alas an alasannya dan kilahnya ia tak bisa berkilah. QS. Al Qiyamah : 14-15. Karena dosa tidak pernah terlihat namun disaat itu dosa diperlihatkan, betapa buruknya, betapa memalukan dan betapa busuk dan hinanya dosa – dosanya dan ia melihat betapa indahnya amal ibadahnya, pahalanya dan segala ketaatannya kepada Allah dan ia melihat bagaimana para pendosa sampai ke neraka dan bagaimana yang taat sampai ke surga. Memandang keadaan dirinya bahwa ia telah berbuat ini dan itu dan akan menerima ini dan itu. “Walaw alqaa ma’aadziirah” Apapun yang ia perbuat, walau ia mengajukan udzur – udzur (alasan – alasan), Allah Maha Melihat dan menjadkan saksi Dzatnya dan permukaan bumi bersaksi atas apa yang diperbuat dari kebaikan dan keburukannya. Ketika ayat – ayat ini turun, Sang Nabi saw bergetar dalam membacanya. Maka Allah meneruskan firmannya “laa tuharrik bihi lisanaka lita’jala bihi; inna a’lainaa jam’ah wa qur’anah; faidza qura’nah fattabi’ qur’anah; tsumma inna a’laina bayaanah” QS. Al Qiyamah : 16-19. Jangan kau percepat, jangan kau gemetar membaca ayat ini, wahai Sang Nabi saw dan jangan terburu – buru membacanya, Kami yang akan menjaga ayat – ayat mulia ini, jika telah kami lantunkan maka ikutilah bacaannya untuk sampai kepada ummatmu untuk menuntun mereka kepada keluhuran.
“Kalla bal tuhibbuunal ’aajilah; watadzaruunal akhirah” Sungguh wahai seluruh manusia, kebanyakan dari kalian ini menyenangi kehidupan yang sementara (dunia) dan kalian meninggalkan kehidupan akhirat yang abadi; QS. Al Qiyamah : 20-21. Hadirin, kalimat – kalimat ini bukanlah kekejaman Ilahi tapi ajaran dari Rabbul Alamin Yang Maha Indah agar kita tidak tertipu dalam kehidupan yang sementara dan melupakan kehidupan yang abadi. Ada apa di akhirat itu wahai Rabb? “Wujuuhun yaumaidzin naadhirah; ilaa Rabbihaa naadhirah” QS. Al Qiyamah : 22-23. Wajah – wajah yang terang – benderang dengan cahaya. Bukan matahari dan bulan, bintang tapi wajah – wajah hamba – hamba Allah. Mereka bukan lagi terlihat di dunia cahayanya tetapi wajah – wajah itu memandang Allah. Wajah – wajah itu bercahaya dengan cahaya yang terindah. “ilaa Rabbiha nadhirah” memandang keindahan Allah Swt; QS. Al Qiyamah : 23. Semoga aku dan kalian dikelompok wajah yang bercahaya.
“Wa wujuuhun yaumaidzin baashirah” dan Wajah – wajah yang kelam dan susah; QS. Al Qiyamah : 24 . “Tadhunnu an yuf’ala bihaa faaqirah” Ia akan mendapatkan kefakiran yang abadi karena ia tahu akan diberi kesusahan yang kekal; QS. Al Qiyamah : 25. “Kalla idza balaghatittarafiya; waqiilaman raaaq” Ingatlah!, kata Allah. Ketika sudah sampai di tenggorokan nafasmu; dan siapa yang saat itu akan menolongnya? QS. Al Qiyamah : 26-27. “Fadhonna annahulfiraq” manusia tidak bisa menolongnya; QS. Al Qiyamah : 28. Kalau ia kehabisan nafas, diberi oksigen ia wafat juga, kalau ia kurang makan diberi makan ia wafat juga, kalau ia diberi minuman ia wafat juga,kalau ia diberi pacu jantung ia wafat juga. “Waqiila man raaq; fadhonna annahul firaq”. Saat itu ia sudah tahu dengan pasti bahwa ia akan berpisah, berpisah dengan alam jasad, berpisah dengan keluarga dan teman, berpisah dengan harta dan jabatan, berpisah dengan semua yang ia lihat dan yang ia dengar.
“Waltaffatissaaqu bissaaq; ilaa Rabbika yaumaidzinilmasaq” QS. Al Qiyamah : 29-30. Maka setiap manusia bersatu, kaki mereka saling berdempetan satu sama lain. Maksudnya dari padatnya padang mahsyar menuju kehadirat Allah Swt menghadap. Maka disaat itulah Allah Swt berfirman “Falaa shadaq walaa shallaa” merugilah orang – orang yang menjauh dari shadaqah dan jauh dari perbuatan shalat, jauh dari doa dan ibadah. “Awlaa laka fa awlaa; tsumma awlaa laka fa awlaa” kerugian baginya, kerugian baginya dan kerugian baginya dan kerugian baginya; QS. Al Qiyamah : 34-35. “Walaakinkadzdzaba watawallaa” ia lantas mendustakan agama ini dan berpaling dari segala ketaatan; QS. Al Qiyamah : 31-32. “Tsumma dzahaba ilaa ahlihi yatamaththaa” ia hanya melewati kehidupan dunia ini tanpa perduli Sang Pemiliknya dan ia bersenang – senang dan bertenang – tenang dengan keluarga dan semua kehidupan dunia ini tanpa perduli kenikmatan Allah dan panggilan Kasih Sayang Illahi; QS. Al Qiyamah : 33. Maka merugilah ia, merugilah ia, merugilah ia.
“Ayahsabul insaanu ayutrakasudan” Apakah manusia mengira bahwa Allah akan meninggalkannya begitu saja? QS. Al Qiyamah : 36. Allah Swt menyampaikan ayat ini menjadi penggembira bagi orang yang beriman dan teguran bagi orang yang tidak beriman. Apakah mereka menyangka akan dibiarkan begitu saja? Maksudnya, apakah setiap kali sujud tidak dihargai oleh Allah? Apakah mereka menyangka setiap doa dan dzikir itu tidak dihargai oleh Allah? Dibiarkan begitu saja atau orang – orang yang tidak beriman mengira kekufuran mereka akan dibiarkan begitu saja setelah mereka berbuat kemunkaran di muka bumi? “Alam yakunuthfatammaniyin yumnaa; tsumma kaana a’lafatan fakhalaqa fasawwaa” bukankah Allah yang menciptanya daripada air mani; lalu Allah menjadikannya gumpalan darah, lalu gumpalan daging kemudian mencipta kehidupan jasadnya; QS. Al Qiyamah : 37-38. “Faja’ala minhulzaujaiinil dzakara wal untsa; alaisa dzalika biqaadirin a’laa ayuhyiyalmautaa” Dan Allah menjadikannya berpasang – pasangan dan berketurunan dan apakah dengan itu masih juga mereka belum mempercayai bahwa Allah bisa menghidupkan yang telah wafat? QS. Al Qiyamah : 39-40.
Jiwa yang mati pun dihidupkan oleh Allah daripada kemunkaran, kegelapan, kehinaan, kekufuran menuju kepada keindahan, kesucian, kekhusyu’an, pengampunan dan Cahaya Allah. Semoga Allah menghidupkan kita dengan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sampilah kita kepada hadits mulia ini, “tsalatsun man kunna fihi wajada halawatal iman” 3 hal yang apabila ada pada seseorang maka ia akan menemukan manisnya iman. Maksudnya apa? Betapa manisnya iman akan ia rasakan apabila ia mempunyai 3 sifat ini, sifat yang sangat luhur dari sifat – sifat orang yang dicintai Allah. “An yakunnallah wa Rasuluhu ahabb ilaihi mimmaa siwaahuma ” bagaimana? Ia jadikan Allah dan Rasulnya (Sayyidina Muhammad Saw) lebih ia cintai dari semua yang selain keduanya. Ia lebih mencintai Allah dan Rasul dari semua yang lainnya. Ini yang pertama, berat sekali tentunya bagi kita. Kita akan jelaskan selanjutnya. “Wa an yuhibbal mar’a la yuhibbuhu illa Lillah” dan apabila ia mencintai seseorang itu tidak ia cintai terkecuali karena Allah.
Apa maksudnya ini? Maksudnya adalah ketika ia mempunyai teman atau saudara atau kerabat atau siapapun yang menjalankan kemunkaran dan dosa maka kuranglah penghargaannya kepada orang itu, jatuh harga diri orang itu di hadapannya ketika orang itu banyak berbuat dosa namun bukan membencinya. Membenci orang yang berbuat dosa tidak dilakukan oleh Sang Nabi saw, beliau mendoakan para pendosa tapi harga diri orang itu jatuh dihadapannya karena orang itu berbuat dosa. Hingga ia tidak memuliakan seseorang yang ia cintai dan ia hargai semata – mata hanya karena Allah Swt. Ia tidakmau masuk kedalam kekufuran seperti ia tidak mau masuk ke dalam api. Kekufuran disini maksudnya keluar dari Islam.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari menjelaskan bahwa makna hadits ini merupakan 1 hadits yang menyifatkan derajat hadits yang paling sempurna dari semua mukminin. Ketika seseorang mendengar hadits ini, layaknya ia berjuang untuk mencapai kemuliaan hadits ini. Dan Imam Ibn Hajar menjelaskan, mereka yang berusaha mencapainya maka mereka telah mendapatkan pahalanya walau belum mencapainya. Ia berusaha ingin mencintai Allah dan Rasul lebih dari segala – galanya.
Hadirin – hadirat, jika kita mengetahui hakikat Kasih Sayang Ilahi kepada kita, kita tidak akan mencintai Allah dan mencintai yang lain melebihi Allah dan Rasul-Nya. Karena cinta mereka kepada kita lebih daripada segala yang lainnya. Allah Swt mencintai kita, kalau tidak kita tidak akan bisa mengucapkan Nama-Nya, kalau tidak kita tidak akan bisa sujud pada-Nya. Hadirin – hadirat, “Innallah binnaas raufurrahiim” Sungguh Allah pada manusia itu berlemah lembut (QS Al Hajj 65). Allah Swt melihat Fir’aun yang sudah mengakui dirinya sebagai Tuhan Yang Maha Benar dan berkata “Ana Rabbukumul a’la” akulah Tuhan kalian Yang Maha Tinggi. Allah masih mengutus Nabi Musa alaihi salam dan pergilah kepadanya. Datang kepadanya dengan ucapan lembut dan sopan barangkali ia mau bertaubat, tapi menolak menolak menolak dan menolak. Maka Allah Swt menjatuhkan azabnya.
Hadirin – hadirat, kita lihat iblis makhluk yang paling dibenci Allah. Ketika ia berdoa kepada Allah "Rabbiy andhirniy ila yaumiyub’atsuun” wahai Allah tunda siksaku sampai hari kebangkitan, Allah menjawabnya “fainnaka minal mundharin” engkau ditunda siksanya, wahai iblis. Sayangnya iblis tidak bertaubat karena sombongnya. Kalau ia bertaubat niscaya Allah menerima taubatnya, namun ia tidak mau bertaubat karena sombongnya dan Allah menunjukkan Kasih Sayangnya kepada kita. Ayat ini 3X diulang didalam Al qur’an, kejadian iblis yang ditunda siksanya dan dijawab doanya oleh Allah.
Bagaimana dengan kita yang berdoa dan masih belum diijabah oleh Allah? Atau mungkin Allah ijabah dengan kebalikan apa yang kita minta. Sungguh Allah Maha Mengetahui dan Memberi kita lebih dari yang kita minta. Kalau kita minta kepada Allah dan dikabulkan namun bukan hanya dikabulkan oleh Allah tapi ditambahkan padahal dan Rahmat-Nya. Kalau tidak dikabulkan berarti Allah berikan yang lebih indah.
Seperti doa ibundanya Sayyidatuna Maryam yaitu istrinya Imran yang minta kepada Allah agar diberi bayi seorang lelaki yang ksatria, Allah tidak kabulkan. Allah beri ia bayi wanita, maka ia berkata “aku melahirkan bayi wanita padahal aku minta bayi pria”. Ketika ia sedang hamil ia berdoa “Rabbiy inniy nadzartu laka maa fi bathniy muharraran fataqabbal minniy” wahai Tuhanku, aku minta yang didalam rahimku ini seorang ksatria dan kabulkanlah doaku ini.(QS Ali Imran 35) Namun Allah munculkan bayi wanita yang lahir, kenapa? Karena Allah ingin memberi yang lebih dari doanya. Muncullah seorang bayi wanita dan ia berkata “wahai Allah kenapa ini aku melahirkan bayi wanita? Dan Allah Maha Tahu pria tidak bisa disamakan dengan wanita”. Maksuudnya yang kuharapkan adalah seorang ksatria, mustahil seorang wanita menjadi ksatria. Namun ternyata putrinya itu menjadi Ibunya Nabiyullah Isa alaihi salam. Allah tidak berikan kepadanya doanya, tapi Allah jadikan 2X lipat lebih besar dari doanya. Dapat putri yang shalihah, Sayyidatuna Maryam salah satu wanita termulia di muka bumi yang melahirkan putranya Nabiyullah Isa alaihi salam. Diberi lebih dari yang ia minta.
Hadirin – hadirat, banyak lagi perumpamaan ketika orang berdoa diberi sebaliknya justru itu menyimpan hikmah yang lebih besar. Dan Imam Ibn Hajar menjelaskan kepada kita, mereka yang berusaha mencapai ini, ia sudah termasuk mendapatkan pahalanya. Sebutir niat dalam hati kita ingin mencintai yang paling mencintai kita yaitu didunia dan akhirat yaitu Allah dan Nabi kita Muhammad Saw. Kalau sudah ia mencintai Allah dan Rasul, maka ia dicintai Allah dan Rasul itu pasti. Karena Rasul saw bersabda memfirmankan firman Allah didalam hadits qudsiy riwayat Shahih Bukhari “man ahabba liqa’i ahbabtu liqa’ah” barangsiapa yang rindu jumpa denganku, Aku rindu jumpa dengannya. Maka jika kerinduan muncul pada diri kita maka kerinduan sudah muncul pada Dzatnya Allah kepada kita.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Dan Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani menjelaskan bahwa hadits ini dipakai untuk tahalli yaitu untuk mencapai kelezatan, keindahan, dan kemanisan mencintai Allah dan Rasul-Nya. Semakin ia naik derajatnya, semakin ia mendapatkan manisnya iman. Semoga kita tidak wafat kecuali mencapai puncak kesempurnaan iman. Hadirin – hadirat, semoga akhir nafas kita kelak berakhir dengan kesempurnaan iman. Dan kita tidak mencintai melebihi sesuatu daripada Allah dan Rasul-Nya dan kita tidak mencintai seseorang kecuali karena cintainya kepada Allah dan kita benci kembali kepada kekufuran sebagaimana kita tidak mau dilemparkan ke dalam api. Rabbiy pastikan sifat – sifat itu menaungi hari – hari kami khususnya diakhir nafas kami kelak. Allah Swt berfirman didalam hadits qudsiy riwayat Shahih BUkhari bahwa kelak di hari kiamat ketika orang – orang penduduk surga telah sampai di surga maka Allah Swt berfirman menjelaskan kejadian itu “Aku siapkan untuk hamba – hambaKu yang shalih apa – apa yang belum pernah dilihat mata, apa – apa yang belum didengar telinga, belum pernah terlintas dalam sanubari mereka”. Keindahan yang belum pernah mereka lihat. Untuk siapa? Untuk hamba- hambaNya yang shalih. Bagaimana aku dan kalian? bagaimana dengan kita? Tentunya kita masih punya harapan, karena orang yang berusaha mencapai derajat orang – orang shalih, ia sudah mendapatkan pahalanya. Semakin ia berusaha, semakin ia mendapatkan pahala shalihin yang lebih besar. Dan jangan lupa “seseorang bersama dengan orang yang dicintainya”. Beruntunglah para pecinta Sayyidina Muhammad Saw.
Allah Swt, ketika semua manusia sudah masuk kedalam surga-Nya, maka Allah berkata “maukah kalian Ku-beri yang lebih indah dari ini?” sambutan hangat dari Maharaja Alam Semesta. Maka Allah berkata “Aku halalkan untuk kalian Kasih Sayang-Ku dan Ridho-Ku dan Aku tidak akan murka pada kalian selama – lamanya. Keridhoan dan Kasih Sayang dan Cinta Allah itu melebihi kenikmatan surga harganya. Maka itulah yang selalu diminta oleh Sang Nabi saw “Allahumma innanas aluka ridhakal wal jannah, wa na’udzubika min sakhatika wannaar”.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Jiwa yang paling suci dan selalu menginginkan keselamatan bagi umat ini, Sayyidina Muhammad Saw. Beliau bersabda diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa seorang Nabi, kata beliau. Ketika sedang diperangi oleh umatnya, oleh kaumnya sampai terluka wajahnya maka berdarah – darah wajahnya, Nabi itu berkata “Allahumma firli kaumihi fainnahu la ya’lamun”. Al Imam Ibn Hajar menukil riwayat lainnya bahwa hadits itu Nabi menceritakan seorang Nabi, padahal yang dimaksud adalah dirinya sendiri. Karena tidak terjadi didalam sejarah, ada perbuatan Nabi seperti itu kepada kaunya terkecuali Sayyidina Muhammad Saw. Kejadian ini terjadi di perang uhud. Ketika darah mengalir dari wajahnya. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidatuna Fatimahtuzzahra radiyallahu anha dan Sayyidina Ali karamallahu wajhah wa radiyallahu anh mengusap dan berusaha menghentikan darah dari wajahnya beliau saw. Dan Imam Ibn Hajar menukil salah satu riwayat lainnya, saat darah itu mengalir, Sang Nabi saw berusaha menahan dengan lidahnya, tangannya agar jangan sampai jatuh ke tanah. Maka para sahabatyang mengelilinginya bertanya “wahai Rasul biarkan saja darah itu turun, jangan ditadahi, yang penting lukanya dulu supaya berhenti darahnya”. Rasul berkata “demi Allah,kalau sampai ada setetes darah dari wajahku terkena bumi, Allah akan menumpahkan bala kepada kaum yang memerangiku. Allah murka kalau ada setetes darahku sampai jatuh ke bumi, Allah akan celakakan mereka seraya berdoa “Allahumma firli kaumihi fainnahu la ya’lamun”. Inilah budi pekerti terindah dari manusia terindah Sayyidina Muhammad saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Disaat – saat itulah terlihat dihari kiamat nanti, bagaimana indahnya derajat para shalihin, para pecinta Nabi Muhammad Saw. Majelis Rasulullah Saw didirikan dengan semangat dan cita – cita agar menjadi bahan penggembira Sayyidina Muhammad Saw dan bahan pembuka keridhoan Allah dan Rasul-Nya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Beruntunglah orang – orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya saat itu. Mereka dalam kemuliaan yang sangat tinggi. Diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah, Sayyidatuna Fatimatuzzahra radiyallahu anha, di hari kiamat manusia diperintahkan melintas di jembatan ashshirat. Lewatlah jembatan shirat, saat manusia saling mundur untuk melintasi jembatan itu. Maka terdengarlah satu seruan dari malaikatul muqarrabin “ya ahlul jannah, Ghuddhuu absharakum, wa nakkisuu ru’uusakum, Fatimah binti Muhammad tamurru alassshiraat” wahai semua yang di padang mahsyar, tundukkan kepada kalian dan tundukkan pandangan kalian, beri penghormatan kepada Fatimah putri Muhammad yang akan melintas di jembatan shirat. Semua kepala tertunduk untuk menghormati putri Sayyidina Muhammad Saw. Ketika beliau saw di hari – hari akhirnya, (riwayat shahih Bukhari) beliau saw memanggil putrinya Sayyidatuna Fatimatuzzahra, “wahai Fatimah aku mohon pamit, aku akan meninggalkanmu”. Maka menangislah Sayyidatuna Fatimatuzzahra radiyallahu anha dan berkata Rasul saw “kau adalah orang yang pertama kali menyusulku nanti wahai Fatimah”, maka Sayyidatuna Fatimatuzzahra terdiam, lalu Rasul saw berkata “apakah kau tidak ridha dan senang, kau menjadi pemimpin wanita yang paling mulia di dalam surga-Nya Allah”. Sayyidatuna Fatimatuzzahra tersenyum gembira. Para muhadditsin berkata bahwa Sayyidatuna Fatimatuzzahra bukan gembira menjadi wanita termulia di surga, tapi yang membuat ia tersenyum adalah derajatnya yangia capai sebagai wanita termulia di surga itu menggembirakan hati Sang Nabi saw. Maka ia tersenyum karena bisa membuat bangga Sang Nabi saw.
Hadirin – hadirat, kita bermunajat kepada Allah Swt semoga Allah menyinari hari – hari kita, menerangi hari – hari kita dengan Cahaya Keridhoan-Nya, dengan Cahaya Kebahagiaan-Nya, dengan Cahaya Kemakmuran-Nya dunia dan akhirat, lahir dan bathin kita. Rabbiy Rabbiy kami menginginkan derajat – derajat tertinggi di dunia dan akhirat dalam keridhoan. Dan kami risau akan datangnya musibah di dunia, barzah dan yaumil qiyamah maka bebaskan kami dari segala kesulitan, musibah di dunia, barzah, dan yaumil qiyamah. Rabbiy Rabbiy kami menghendaki dan mendambakan kenikmatan di dunia, kenikmatan di barzah, kenikmatan di akhirat. KAU-lah Sang Pemberi kenikmatan maka berilah kami kenikmatan di dunia, di barzah dan di yaumil qiyamah. Rabbiy Rabbiy inilah doa, inilah munajat, jawablah segala harapan kami dan munajat kami.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Kita teruskan acara kita dengan doa bersama mendoakan seluruh muslimin – muslimat, sebagaimana sabda Rasul saw riwayat Shahih Muslim “barangsiapa yang berdoa untuk saudara muslimnya, malaikat berkata “amin walaka mitsluh” maka barangsiapa yang mendoakan seluruh muslimin, maka ia mendapatkan kemuliaan dari doa jumlah semua muslimin yang di muka bumi. Mari kita berdoa bersama dan juga dalam doa ini kita berdoa agar diberikan pemimpin yang baik bagi kita, pemimpin yang menindas kedhaliman, pemimpin yang mencintai para shalihin, pemimpin yang membela kelemahan, pemimpin yang membawa kedamaian bagi negeri kita. Hadirin – hadirat, saya mohon pamit karena malam ini saya langsung menuju bandara untuk menghadap Guru Mulia Al Musnid AL Hafidz Al Habib Umar bin Hafidz. Panggilan beliau, saya belum tahu apa maksud panggilan beliau. Beliau minta berangkat secepatnya dan malam ini pesawat ke Emirat berangkat pk. 00.30. Saya langsung ke bandara dan saya mohon tidak ada yang bersalaman malam ini karena jangan sampai terhambat karena waktu sudah sangat mendesak. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, insya Allah akan saya sampaikan salam rindukita kepada Guru Mulia kita dan mohon doa kepada beliau untuk bangsa kita semoga dilimpahi kedamaian dan kesejahteraan. Demikian hadirin, insya Allah beberapa hari saya sudah datang kembali. Demikian doa penutup oleh Al Habib Musthofa. Tafadhol masykura.
Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Friday, 17 July 2009

Minggu, 12 Juli 2009

SEMUA HAL YANG HALAL,HARAM & YANG SYUBHAT

قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْحَلَالُ بَيِّنٌ، وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ، لَا يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ، فَمَنْ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ، اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ، كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ، أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“semua yg halal telah jelas, semua yg haram telah jelas, dan diantara keduanya terdapat hal yg syubhat (kurang jelas halal dan haramnya), kebanyakan orang tidak jelas mengetahuinya, maka barangsiapa yg menjauhi yg syubhat maka sungguh ia telah bersuci untuk agamanya dan harga dirinya, dan barangsiapa yg terjebak pada hal yg syubhat, adalah bagaikan penggembala yg menggembala didekat batas tanah larangan maka ia dirisaukan masuk kedalam tanah larangan, Ketahuilah bahwa setiap Penguasa memiliki batas larangan, dan batas larangan Allah di Bumi Nya (swt) adalah hal hal yg diharamkan Nya,Ketahuilah pada tubuh terdapat satu gumpalan daging, jika gumpalan daging itu baik maka baiklah seluruh tubuhnya, jika gumpalan daging itu buruk maka buruklah seluruh tubuhnya, maka ketahuilah bahwa gumpalan daging yg dimaksud adalah hati ” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhLimpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Maha Raja Langit dan Bumi, Maha Melimpahkan Anugerah sepanjang waktu dan zaman. Limpahan anugerah yang fana dan anugerah yang abadi. Dialah (Allah) Sang Pemilik apa yang kita miliki dan apa – apa yang belum kita miliki, dialah (Allah) Pemilik segala sesuatu berpadu kepada Nama-Nya segala kejadian. Berawal dari Keagungan Nama Allah segala kehidupan hingga semua yang ada di permukaan bumi dan langit, di alam yang dhahir dan di alam yang bathin, di alam dunia dan di alam akhirat, tiada sesuatu pun yang ada di alam – alam tersebut terkecuali berawal dari satu nama, Dialah ( Allah).
Berawal dari nama inilah segala anugerah dan segala kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat. Sang Pencipta Tunggal Yang Maha Menciptakan semua yang ada di alam semesta, Maha Menciptakan Pemikiran agar pemikiran kelak bisa merangkai ciptaan-Nya menjadi ciptaan – ciptaan yang bermanfaat bagi makhluk hidup. Dan tiada satupun makhluk-Nya mampu mencipta sesuatu dari tiada kecuali Allah Swt Yang Maha Ada, Yang Maha Mampu Menciptakan segala sesuatu dari tiada. Dia (Allah) Maha Ada sebelum segalanya ada dan kesemuanya hakikatnya adalah fana dan sirna, tinggallah Dia Yang Maha Abadi selalu ada, dan ketahuilah hadirin – hadirat, Dia (Allah) itulah Maha Setia kepada hamba- hamba-Nya. Tidak ada yang lebih setia dari Allah. Semua hubungan tidak ada yang lebih dekat dari hubungan antara Allah dengan makhluk Nya, karena Dia (Allah) menamakan dirinya Al Qarib (Yang Maha Dekat) berarti lebih dekat kepada semua yang dekat.
Hadirin – hadirat, sejauh – jauh manusia dari Kasih Sayang Ilahi karena dosanya, (*sangat mungkin) diangakat dalam sekejap bisa menjadi hamba yang paling dekat, karena Dialah Yang Menamakan dirinya Yang Maha Dekat. Maka rugilah manusia yang melewati jutaan nafasnya sepanjang usianya lepas dari Sang Maha Dekat dan ia selalu berpaling dari Sang Maha Dekat kepadanya yang selalu menawarkan pengampunan, menawarkan anugerah, menawarkan surga dan ia (hamba) selalu berpaling mencari kejauhan dari Allah, mencari kemurkaan Allah, mencari sesuatu yang hina di hadapan Allah. Inilah ia lewatkan kehidupannya sejak ia lahir dan dewasa, ia lewatkan hari – harinya dengan hal – hal yang hina dan sampai kapan ia akan membenahi dirinya.
Sang Maha Bersabar terus bersabar dan Dialah Yang Maha Bersabar yang sabar melebihi segenap semua yang penyabar. Namun sampai kapan kita akan merugikan usia kita yang setiap detik (*itu sangat berharga) beberapa detik kita bisa semakin dekat dengan Kasih Sayangnya Allah kepada kita, pengampunan, pengangkatan derajat dan Cinta-Nya, keridhoan Allah Swt. Jika Allah sudah ridho pada seorang hamba maka ia dicintai Allah. Jika ia dicintai Allah maka Allah perintahkan seluruh alam semesta mencintainya.
Riwayat Shahih Bukhari “Jika Allah sudah mencintai seorang hamba Nya maka Jibril berkata “wahai penduduk angkasa raya didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia ketahuilah Allah sudah mencintai fulan itu maka cintailah ia”. Diumumkan oleh Allah pada angkasa raya, seluruh kerajaan-Nya “inilah hamba yang Aku cintai”. Apabila Allah murka kepada seorang hamba-Nya maka Allah berkata kepada Jibril “wahai Jibril, Aku telah murka kepada fulan”, maka Jibril berkata “wahai penduduk angkasa raya, kerajaan milik Allah Swt, Allah telah murka kepada fulan maka murkalah kepadanya”. Langit dan bumi melaknatnya.
Beruntung orang – orang yang kembali kepada Kasih Sayang Allah Swt. Semoga Allah jadikan aku dan kalian hamba yang dicintai Allah. (Wahai Allah) Pastikan seluruh nama (kami) ini, (adalah) hamba yang Kau cintai, wahai Rabb dunia dan akhirat. Seraya berfirman di dalam hadits qudsiy “yaa Ibaadiy inniy harramtuddhulmna alaa nafsiy, faja’altuhu baynakum muharraman falaa tadhaalamuu!” Wahai hamba – hamba Ku, Kujadikan perbuatan jahat haram bagi diri Ku, lalu Ku-haramkan pula untuk kalian, Aku mengharamkannya pada Dzat-Ku, lalu Aku melarang kalian pula berbuat kejahatan itu, maka janganlah kalian berbuat saling jahat, hindari segala perbuatan jahat kepada makhluk lainnya, pada manusiakah, pada hewankah atau pada tumbuhankah. Hindari segala perbuatan jahat karena engkau akan dicintai Allah Swt yang sudah mengharamkan Dirinya lebih dahulu berbuat jahat, tinggal diri kita.
Pantaskah jika Sang Pencipta Yang Maha Lembut mengharamkan Dirinya dari berbuat jahat sedangkan kita seorang hamba yang selalu butuh kepada Allah, yang lahir dari Rahmatnya Allah, hidup di muka bumi dan akan berpisah dengan segala sesuatu, pantaskah kita masih juga belum mencerai perbuatan jahat?
Hadirin – hadirat, semoga aku dan kalian dijauhkan Allah dari segala perbuatan jahat, dibimbing untuk terus kuat menghindar dari perbuatan yang jahat.Alangkah indahnya seruan Allah, “Janganlah kalian saling berbuat jahat dan dhalim”. Lalu kita memahami perbuatan jahat itu jika tidak mendapatkan hidayah dari Allah maka akan sulit dihindari. Maka Allah mengetahui hal itu dan meneruskan firman-Nya “ya kullukukuk dhaalluuna illa man hadaytuhu, fastahduuni ahdiikum, hamba – hambaKu kalian semua tidak tahu dalam kesesatan, dalam ketidakfahaman, dalam kejahilan, dalam kejahatan dan kegelapan kecuali yang Ku-beri petunjuk. Kalian tidak bisa melihat kecuali yang Ku-beri mata, kalian tidak bisa berfikir kecuali yang Ku-beri pemikiran. Maka beruntunglah kita yang diberi tuntunan oleh Allah Swt untuk bisa melihat, mendengar, berbicara, bergerak, berfikir, dan yang paling mahal dan indah adalah petunjuk kepada sanubari kita untuk selalu bersama Allah dan didalam gerbang keridhoan Allah Swt.
Jika kita masih merasa masih kurang petunjuk dari Allah, Allah berkata “mintalah petunjuk kepada-Ku, akan Ku-beri kalian petunjuk”. Petunjuk membuka kemudahan jalan hidup kalian untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat, dalam permasalahan dunia, dalam permasalahan akhirat, dalam permasalahan dhahir maupun bathin. Hadirin – hadirat, disini Allah menghendaki sanubari kita untuk selalu berdoa kepada Allah, memohon petunjuk yang dengan itu Allah selalu membimbing hari – hari kita agar selalu dalam petunjuk. Bila kita terjebak ke dalam dosa, Allah yang memunculkan keinginan di hati kita untuk kembali bertaubat dan memperbaiki keadaan kita dan inilah yang disebut petunjuk. Dan Allah Maha Mengatur kejadian itu.
Sebagian orang mengeluhkan dirinya “aku terjebak dalam pekerjaan yang dilarang Allah, aku terjebak didalam usaha yang tidak diridhoi Allah, tapi aku butuh nafkah dan aku terjebak dalam kebutuhan nafkah yang primer, jika kutinggalkan pekerjaanku maka aku terjebak dalam kejahatan yang lebih lagi, kalau seandainya aku tetap disini kenapa Allah tidak beri aku kemudahan”. Engkau diberi lisan untuk meminta, Jika manusia bisa meminta kepada makhluk, mengapa kita tidak meminta kepada Rabbul Alamin?
Hadirin – hadirat, muncul banyak pertanyaan kepada saya di forum, mereka yang terjebak dalam pekerjaan yang tidak diridhoi Allah. Berusaha untuk selalu mendapat pekerjaan yang lebih baik dan jangan berhenti berdoa. Selama pekerjaan yang tidak diridhoi Allah itu bisa ditinggalkan, maka tinggalkan, Tapi kalau akan membawa efek buruk dan lebih buruk lagi maka hal seperti ini yang harus mesti dipertahankan jangan sampai jatuh kepada hal yang lebih buruk lagi, seraya mencari pekerjaan lain sampai terus menjalankan ini jangan sampai jatuh kepada yang lebih buruk lagi. Dan dengan selalu berdoa dan munajat, minta kepada Allah Swt agar diberikan jalan keluasan dan kemudahan. Itulah janji Rabbul Alamin. Sebagaimana firman-Nya (kelanjutan dari hadits qudsiy tsb) “ya ibadiy innakum tukhthi’uuna billaili wannahaar, wa ana aghfiruddzunuuba jamii’an, fastaghiruuniy aghfir lakum”. Hadirin Allah Swt berfirman dalam hadits qudsiy ini “wahai hamba- hambaKu kalian berdosa siang dan malam, Yang Maha Melihat, melihat semua perbuatan dosa kita, tidak ada yang tersembunyi dalam penglihatan Illahi. Dia (Allah) melihat semua dosa kita dan kejahatan kita terdalam yang terdalam di dalam hati yang terdalam sekalipun. Dan Allah mengetahui itu “innakum tukhthi;uuna billaili wannahaar” kalian berbuat dosa siang dan malam..”, dan Akulah Sang Maha Pengampun segala dosa. “fastaghfiruniy aghfir lakum” Beristighfar mohon pengampunan dosa pada-Ku maka Ku-ampuni dosa kalian. Adakah yang lebih indah dari ini? (Dia swt) Sudah tahu kita berbuat dosa siang dan malam dan (malah) ditawarkan pengampunan?
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,(kelanjutan hadits Qudsiy tsb) “Wahai hamba – hambaKu, kalian semua ini tidak mempunyai pangan kecuali yang Ku-beri rezki untuk mendapatkan pangan, maka mohonlah kepada-Ku agar Aku limpahkan pangan kepada kalian”. Maksudnya apa? pangan disini bisa menjadi makanan yang dhahir ataupun yang bathin. Makanan yang kita usahakan sendiri, “makanan itu tidak perlu doa”, sebagian orang berkata demikian. Tetapi bisa saja makanan yang berkat usahamu sendiri tanpa doa itu membawa mudharat bagi dirimu. Barangkali akan mengakibatkan penyakit, kau makan jenis makanan ini yang efek buruknya pada tubuh bisa menjadi lumpuh, jadi strokekah atau jadi penyakit lainnya. Kenapa? Karena ia tidak berdoa kepada Allah, maka makanan yang datang kepadanya bukan membawa manfaat tapi membawa mudharat baginya karena tidak meminta izin kepada Sang Pencipta.
“Mohon kepada-Ku makanan maka akan Ku-beri kalian makanan”. Dan Allah sudah siapkan bumi, hewan, tumbuhan, matahari, hujan, ini semua sudah diberi oleh Allah tanpa perlu kita minta lagi. Tapi mintalah kepada Allah kemuliaan dari makanan itu maka Allah akan berikan kemuliaannya. Makanannya sudah ada, pangannya sudah ada, tapi kalau kemuliaannya tidak diminta dan kebetulan tidak diberi oleh Allah kemuliaan itu kecuali dengan meminta maka merugilah!!.
Hadirin – hadirat, “wahai hamba- hambaKu kalian tidak mempunyai sandang apa – apa, tidak pakaian, tidak sandal, tidak apapun kecuali yang Ku-beri, maka mintalah kepada-Ku maka akan Ku-beri kalian”. Tidak terlalu jauh penjelasannya dari yang pertama bahwa pakaian itu bisa berupa pakaian yang kita pakai, bisa bermakna pakaian yang bathin yaitu menutupi aib kita, menutupi dan melindungi kita dari sihir, dari fitnah, dari kejahatan, dari terbongkarnya aib – aib kita, itu semua terlindungi dengan pakaian Ilahiyyah. Maka mohonlah kepada Sang Pemiliknya. Hal seperti itu akan sulit kita perbuat dan kita dapatkan kecuali jika diberi oleh Allah.
Hadirin – hadirat, siapa yang bisa terhindar dari fitnah? Orang paling baik pun Nabiyyuna Muhammad Saw terkena fitnah. Namun permasalahannya difitnah atau bukan difitnah, tapi efek yang muncul setelah fitnah itulah yang berbahaya. Seseorang dapat fitnah kecil saja, tapi fitnah kecil itu menghancurkannya. Ada orang yang terkena fitnah besar, tapi tidak berdaya apa – apa fitnah besar itu. Kenapa? Karena ada Sang Maha Pelindung yang melindungi.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Nabi saw dihantam fitnah yang sangat besar dan selalu muncul fitnah seperti itu. Beliau mempunyai putri tercinta Sayyidatuna Fatimahtuzzahra radiyallahu anha sehingga dikatakan kepada beliau “fitnah untuk beliau itu bahwa beliau saw itu tidak memiliki anak lelaki, putus keturunannya karena anaknya Nabi saw hanya perempuan”. Keji sekali ucapan itu. (namun) Yang menjawab (fitnah atas Nabi saw itu) adalah Allah dalam firman Nya swt “Inna a’thainaakalkautsar” Sungguh Kami memberimu telaga Al Kautsar; QS. Al Kautsar : 1. “Fashalli lirabbika wanhar” maka shalatlah (idul adha untuk besyukur dan sembelihlah qurban, QS. Al Kautsar :2 ; “inna syaani’aka huwal abtar” sungguh yang mengatakan kau itu putus keturunannya, ia yang putus keturunannya; QS. Al Kautsar : 3. dan terbukti Keturunan Sang Nabi saw ada sampai sekarang 14 abad yang silam. (ayat ini merupakan dalil jelas untuk membungkam mereka yg mengatakan keturunan Nabi saw terputus)
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Menunjukkan perlindungan Ilahi dalam memberi kita pakaian yang melindungi kita dari fitnahkah, dari sihirkah, dari kejahatankah, dari segala hal – hal yang merusak kita. Ini bila kita dapatkan dari Allah maka akan beruntung dan mudahlah kehidupan kita. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Allah tadi berfirman “mohon kepada-Ku pakaian itu akan Ku-beri pakaian itu”. Semoga Allah memakaikan kita penjagaan dari segala fitnah, penjagaan dari segala musuh – musuh kita, penjagaan dari orang – orang yang menginginkan kehancuran bagi kita. Semoga Allah memakaikan pakaian perlindungan, pakaian Rahmat-Nya, pakaian Pengampunan-Nya, pakaian keberkahan-Nya, pakaian kebahagiaan-Nya dunia dan akhirat.
“Ya ibadiy innakum Lan tablughuu naf’iy fatanfa’uuniy, walan Tablughuu dhurriy fatadhurruuniy,” hamba – hambaKu, kalian ini sebaik apapun tidak akan pernah bisa menambah manfaat bagi-Ku, dan kalian tidak akan pernah bisa untuk membawa mudharat dan merusak keadaan-Ku. Allah tetap Allah Yang Maha Ada, apapun yang kita perbuat tidak merubah keadaan Allah. Tidak membawa manfaat bagi Allah, tidak membawa mudharat bagi Allah. Allah menjelaskan lagi “ya ibadiy, law anna awwalakum wa akhirakum, wa insakum wa jinnakum kaanuu alaa atqaa qalbi rajulin waahidin minkum, maa zaada dzaalika fii mulkiy syai’a” wahai hamba- hambaKu, jika berkumpul seluruh jin dan manusia diantara kalian yang pertama hingga yang terakhir dan kesemuanya mempunyai hati yang bertaqwa dan baik tidak satupun yang berbuat jahat, tidak bertambah kerajaan-Ku sedikit pun.
“Ya ibadiy law anna awwalakum wa akhirakum, wa insakum wa jinnakum kaanuu alaa afjari qalbi rajulin waahidin minkum, maa naqasha dzaalika min mulkiy syai’a” wahai hamba- hambaKu, jika seluruh kalian jin dan manusia yang pertama hingga yang terakhir dan kesemuanya jahat dan tidak mempunyai sifat baik sedikit pun, tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikit pun”.
“Ya ibadiy law anna awwalakum wa akhirakum, wa insakum wa jinnakum qamuu fii sha’iidin waahidin, fa a’thaytu kulla waahidin mas’alatahu, ma naqasha mimma ‘indiy, illah kamaa yanqushul mikhyath idzaa udkhilalbahr.” wahai hamba – hambaKu, jika berkumpul kalian seluruh jin dan manusia yang pertama hingga yang terakhir di satu tempat yang luas, kesemuanya minta kepada-Ku (ada yang minta 1000 langit, ada yang minta 1000 arasy, misalnya) maka Ku-beri semua yang mereka minta dan tidak berkurang dari yang Ku-miliki kecuali seperti sebuah jarum yang terangkat di samudera.
Hadirin – hadirat, Dialah (Allah) yang menawarkan kepada kita doa dan munajat yang tidak berkurang dari milik-Nya walaupun ia melimpahkan semua yang kau minta. Maka oleh sebab itu berdoalah dan Allah akan memberimu lebih dari yang kau minta. Dan Dia (Allah) memberikan apa yang kau inginkan atau lebih baik dari apa yang kau inginkan. Inilah rahasia kedermawanan Ilahi yang sering disalahfahami oleh orang dengan menganggap tiap kali aku berdoa, Allah tidak pernah memberi. Demi Allah!! Jika ia sudah berhadapan dengan Rabbul Alamin, melihat anugerah – anugerah yang diberi oleh Allah karena doa yang tidak dikabulkan, sungguh ia akan bersujud syukur ribuan tahun kepada Allah atas apa yang Allah berikan lebih daripada apa yang ia minta.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Sampailah kita kepada hadits mulia sebagaimana Rasul Saw memberikan penjelasan kepada kita “Alhalaalu bayyin, walharamu bayyin, wa bainahumaa musyabbahaat” hal yang halal sudah jelas, hal yang haram sudah jelas dan diantara keduanya ada hal – hal yang syubhat. “la ya’lamuhaa katsiiruminanaas” kebanyakan orang tidak tahu ini hal – hal yang syubhat Mana hukumnya halalkah, haramkah? Masih dijadikan ikhtilaf (perbedaan pendapat) dan perdebatan, tidak jelas halal dan haramnya. Maka Rasul saw meneruskan “faman ittaqalmusyabahaat, istabro-a lidiinihi wa ‘irdhihi” barangsiapa yang menghindari perbuatan yang syubhat (tidak jelas halal atau haramnya) ia telah mensucikan dirinya untuk agamanya dan untuk dirinya, ia telah mensucikan dirinya dan mensucikan harga dirinya di hadapan Allah. Saya beli makanan ini halal atau haram ya? Ini syubhat. Tapi jangan sampai syubhat itu terbawa jadi sifat was – was, tidak boleh seperti itu. Masuk ke rumah untuk bertamu, disediakan makanan ayam. Makanan ini halal tidak ya? disembelih tidak ya? jangan seperti itu, kecuali kalau kita benar – benar masuk ke restoran orang – orang non muslim. Boleh curiga, makanan yang ada disitu bisa syubhat semua. Kenapa? barangkali tersentuh dengan hal – hal yang dilarang oleh Islam, itu syubhat semua. Kalau sudah kelihatan jelas makanan haram itu ada maka haram. Tapi kalau seandainya tidak bisa dibuktikan kehalalannya 100% di restoran itu karena banyak makanan yang dilarang didalam Islam, dan tidak tahu apakah terkena piringnya atau sendoknya atau minyaknya dan lain sebagainya. Ini syubhat (halal bukan dan haram pun bukan).
“Waman waqa’a fiisysyabuhaat karaa‘iy yar’a hawlalhima, yuusyiku an yuwaa qi’ahu” barangsiapa yang jatuh kepada hal – hal yang syubhatmakanan atau minuman dll diumpamakan sebagaimana penggembala menggembala di dekat batas larangan. Apa maksud penggembal menggembala di batas larangan? Yaitu tempat – tempat yang dekat dari batas larangan, itu kata Sang Nabi saw. Bukan dirinya tapi gembalaannya ini bisa melewati batas dan akan terkena hukuman. Maksudnya, syubhat itu sangat dekat dengan haram. Kenapa tidak di posisi yang halal saja? jangan masuk ke tempat yang dekat dengan batas larangan. Seperti menggembal di batas larangan. Bisa saja ia jatuh, terinjak, ke tanah larangan dan terkena hukuman.
“alaa wa inna likulli malikin himaa alaa inna himallahi fii ardhihi mahaarimuhu” sungguh ketahuilah setiap penguasa itu mempunyai batas larangan. Apa batas larangannya? Batas larangan – larangan Allah di bumi yang miliknya ini adalah hal – hal yang diharamkan oleh Allah. Rasul saw menyampaikan hadits ini agar kita berfikir, jangankan berbuat hal yang haram, yang syubhat pun usahakan kita mensucikan diri dari hal tersebut. Semoga Allah menhindarkan kita dari hal – hal yang haram, semoga Allah menjaga pribadi kita dari hal – hal yang jauh dari haram. Jika ada diantara kita sulit untuk menjalani hal – hal yang halal dan selalu terjebak dalam hal- hal yang haram, permudahlah wahai Allah agar kami selalu berada pada hal yang halal dan yang Kau ridhoi.Rasul saw meneruskan haditsnya “alaa wa inna filjasadi mudhghatan” ketahuilah, didalam tubuh itu ada segumpal daging. “Idzaa shalahat shalahal jasadu kulluhu, waidza fasadat fasadal jasadu kulluhu, alaa wahiyalqalb” kalau seandainya segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan kalau buruk maka buruklah seluruh tubuhnya. Apa itu? Gumpalan daging yang dimaksud adalah hati, kata Rasul saw. Hati sanubari ini seakan hanya gumpalan daging saja, tapi kalau hati seseorang isinya penuh dengan kebaikan maka seluruh tubuhnya baik, ucapannya baik, perbuatannya baik, tingkah lakunya baik. Ketika jiwanya penuh dengan kehinaan, ucapannya hina, perbuatannya hina, dan tingkah lakunya hina.
Hadirin – hadirat, oleh sebab itu Nabi Saw memberikan langsung kepada ujung daripada dasar pembenahan perbuatan kita, pembenahan kehidupan kita, ingin mendapatkan kehidupan yang indah, ingin mendapatkan hari yang indah, ingin mendapatkan kehidupan dunia dan akhirat yang indah, maka perindahlah sanubarimu. Karena dengan memperindah hati ini, maka akan indahlah hatinya, akan indah tubuhnya, akan indah pekerjaannya, akan indah hasilnya, akan indah segala – galanya. Karena apa? Karena dia menyimpan cahaya yang indah didalam jiwanya. Semoga Allah memperindah jiwa kita, memperindah sanubari kita, untuk itu perindahlah seluruh jasad kita, yang dengan itu terindahkanlah kehidupan kita.
Ya Rahman Ya Rahim, kami bermunajat kehadirat-Mu memohon kepada-Mu Rabbiy dengan penuh permohonan sebagaimana Engkau telah mengharamkan perbuatan dhalim dan jahat dan Kau haramkan pula atas kami, jauhkan kami dari segala hal – hal yang haram. Rabbiy sebagaimana telah Kau katakan bahwa kami semua berada dalam ketidakfahaman kecuali Engkau beri petunjuk maka curahkan kepada kami petunjuk seindah – indahnya dalam setiap ucapan, dalam setiap perbuatan, dalam setiap pemikiran, bimbing kami. Wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kami memohon penjagaan dari segala yang kami ucapkan, dalam segala gerak – gerik kami, dalam semua lintasan pemikiran kami, dan dalam segala apa yang mengguncang jiwa kami, dari kewas- wasan, kerisauan, kesedihan, kegundahan, kami titipkan kepada-Mu Rabbiy segala apa ini kepada pintu Cahaya Keindahan-Mu agar Kau benahi Wahai Yang Maha Mengasuh kami sebelum kami lahir, Wahai Yang Maha Mengasuh kami dengan kehidupan sempurna ketika kami dalam kehidupan dunia, Wahai Yang Maha Ada setelah kami wafat, yang masih bersama kami setelah kami ditinggalkan oleh seluruh keluarga, kerabat.
Wahai Allah, Wahai Nama Yang Maha Ada dan tiada pernah sirna, munculkan Cahaya Keagungan-Mu pada sanubarai kami, Ya Dzaljajali Wal Ikram Wahai Yang Maha Indah, Wahai Yang Maha Bercahaya, Wahai Yang Maha Luhur, Wahai Yang Maha Melimpahkan anugerah, Wahai Yang Maha Mengasuh dan Menjaga. Ya Dzaljalali Wal Ikram jagalah kami dari hal – hal yang haram, lindungi kami dari segala hal – hal yang Kau murkai, jagalah kami dalam keadaan yang halal, jauhkan kami dari terjebak, terangkat dengan hal – hal yang halal. Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Ya Dzaljalali Wal Ikram, kita juga berdoa semoga Allah Swt menuntun saudara – saudara kita yang terjebak dalam narkotika, dan sebagian dari kita yang terjebak dalam perzinahan, dalam perjudian, dalam segala kemunkaran dan kerusakan aqidah, limpahi mereka dengan hidayah. Munculkan bangsa yang baik dengan cahaya taubat. Ya Rahman Ya Rahim limpahi hari – hari mereka dengan doa dan munajat. Ya Dzaljalali wal Ikram, kita doakan para tamu kita semoga dilimpahi oleh Rahmat dan Keberkahan Allah Swt. Saudari kita yang baru saja masuk Islam malam hari ini semoga dilimpahi Rahmat dan Keberkahan. Dan bagi kita semua yang hadir, kita lanjutkan acara ini dengan doa bersama mendoakan seluruh muslimin sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw “barangsiapa yang mendoakan saudara muslimnya, malaikat berkata “amin walaka mitsluh” amin untukmu sebagaimana doa untuk saudaramu. Berapa jumlah muslimin di muka bumi, kembali keberkahannya kepada kita. Dan juga kita berdoa kepada Allah agar Allah Swt memberikan pemimpin yang terbaik bagi bangsa muslimin trebesar di muka bumi, pemimpin yang membawa kedamaian, pemimpin yang membwa ketenangan, pemimpin yang membawa kemakmuran, menindas kedhaliman, dan menolong yang lemah.
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa SallamWassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ayo..., Bersihkan Departemen Agama Dari Unsur Ahmadiyah !!

Pada hari Selasa, bertepatan dengan tanggal 2 Juli 2009, FPI bersama FUI melakukan aksi longmarch dari masjid Istiqlal menuju Departemen Agama RI, dengan maksud untuk menuntut segera dikeluarkannya rekomendasi Keppres pembubaran Ahmadiyah.
Dalam aksinya FPI dan FUI membeberkan beberapa data dan fakta pelanggaran SKB Tiga menteri mengenai Ahmadiyah. Diantaranya adalah penerbitan Majalah Suara Ansharullah yang memuat ajaran Ahmadiyah, Surat PB JAI tentang "Baiat Memasuki Abad Baru" dan tetap berjanji menyebarkan Islam versi Ahmadiyah, surat JAI NTB kepada ormas keagamaan dan Ponpes tentang tidak mengakui fatwa MUI bahwa Ahmadiyah sesat dan menyesatkan, dan masih ada beberapa catatan atas pelanggaran yang dilakukan Ahmadiyah.
Selain Front Pembela Islam (FPI), aksi juga dihadiri oleh berbagai elemen ormas islam diantaranya adalah Hizb Dakwah Islam (HDI), Majelis Mijahidin Indonesia (MMI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Gerakan Reformis Islam (GARIS), Gerakan Pemuda Islam (GPI), KB GPI, dan aksi ini berjalan dengan lancar.
Sejak SKB Ahmadiyah dikeluarkan ileh Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Jaksa Agung RI pada tanggal 9 Juni 2008, Dewan Pimpinan Pusat - Front Pembela Islam telah melakukan pengawaasan, pemantauan dan penelitian lapangan mendapat data dan fakta sebagai berikut :
Bahwa Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri dan Kejaksaan Agung RI tidak pernah melakukan pengawasan, apalagi tindakan terhadap pelanggaran SKB yang dilakukan Ahmadiyah.
Bahwa proses pelaporan pelanggaran SKB Ahmadiyah di Mabes Polri setelah di-pingpong dan dipermainkan, berakhir sangat tragis dengan pernyataan Mabes Polri bahwa pelanggaran SKB Ahmadiyah tidak bisa diproses secara hukum karena tidak adanya sanksi pidana dalam SKB tersebut.
Bahwa sikap Departemen Agama RI dalam menangani persoalan Ahmadiyah sangat bertolak belakang dengan sikapnya dalam menangani persoalan BUDDHA BAR. Dalam kasus BUDDHA BAR Departemen Agama dengan sigap menyurati berbagai instansi, bahkan hingga ke pemegang franchise BUDDHA BAR International di Paris-Prancis dengan surat resmi Departemen Agama RI No : DJ.VI/2/BA.00/212/2009. tertanggal 18 Maret 2009, untuk melarang dan membubarkan BUDDHA BAR. Padahal Departemen Agama RI tidak pernah menyurati Markas Besar Ahmadiyah di London-Inggris untuk melarang dan membubarkan AHMADIYAH.
Bahwa sikap Mabes Polri sangat diskriminatif dalam menangani persoalan penistaan dan penodaan Agama sesuai pasal 156a KUHP. Mabes Polri sangat pro aktif penuh semangat dalam melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap kasus BUDDHA BAR yang baru diduga sebagai penistaan agama terhadap Agama Buddha. Sedang dalam kasus Ahmadiyah yang telah nyata-nyata menistakan Agama Islam, termasuk kasus AKKBB yang juga secara terang-terangan menodai Islam, ternyata Mabes Polri tidak pernah menanganinya secara serius, bahkan lebih tepat dikatakan melempem dan sontoloyo.
Bahwa Departemen Agama RI tidak pernah melakukan Penelitian Khusus (Litsus) Bersih Aqidah terhadap seluruh pejabat mau pun pegawainya untuk memastikan tidak adanya unsur Ahmadiyah. Karenanya, patut diduga adanya orang-orang Ahmadiyah yang bekerja di Departemen Agama RI dari pusat hingga daerah.
Bahwa Departemen Agama RI tidak memiliki mekanisme pemilahan antara umat Islam dan Ahmadiyah, bahkan telah dengan sengaja dan secara sistematis membiarkan warga Ahmadiyah mengawini umat Islam, dimakamkan di pekuburan kaum Muslimin, memasuki dua kota suci Makkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah Haji, Umrah dan Ziarah.
Berdasarkan fakta dan data di atas, kami Dewan Pimpinan Pusat - Front Pembela Islam (DPP-FPI) menyatakan :
Menolak segala bentuk penistaan dan penodaan terhadap Agama apapun.
Mengecam Departemen Agama RI yang telah bersikap plinplan dan inkonsistensi dalam menangani persoalan Ahmadiyah.
Mengecam Mabes Polri yang telah bersikap pilih kasih dan diskriminatif di dalam penegakkan hukum.
Mendesak Menteri Agama RI untuk segera menetapkan mekanisme pemisahan antara umat Islam dan Ahmadiyah, sehingga warga Ahmadiyah mudah dikenali/diketahui agar tidak bisa mengawini umat Islam atau dimakamkan dipekuburan kaum Muslimin atau menunaikan ibadah Haji.
Menuntut semua instansi pemerintah, khususnya Departemen Agama agar melakukan LITSUS Bersih Aqidah terhadap setiap pejabat dan pegawainya.
Mendesak Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Kejaksaan Agung RI secara bersama-sama mengusulkan kepada Presiden untuk meningkatkan status SKB Peringatan Ahmadiyah menjadi Keppres Pembubaran Ahmadiyah.